Chapter 13

489 35 2
                                    

Well, been a while ...., just a quick post, for a quick chapter ... ehehehe


ENJOY, and hope you still like it :)



Chapter 13

Seperti janji Finnian, setiba mereka di apartemen, ia membuatkan spaghetti untuk Anne. Ia tahu porsi yang diberikan hotel sangatlah sedikit, tapi memang begitulah menu hotel berbintang pada umumnya. Anne sudah berganti pakaian dan duduk menunggu di sofa dengan menonton TV.

"Terima kasih," Anne langsung mengucapkan saat menerima sepiring spagheti porsi besar dari Finnian.

Finnian mengangguk dan duduk di samping Anne bersama sepiring spagethi besar untuknya sendiri.

"Hey, kamu makan juga?" Anne melirik porsi besar Finnian.

"Aku juga lapar," sahut Finnian cuek. "Nonton apa?" ikut memperhatikan layar datar TV.

"Coronation Street."

"Bwuah, sudah episode berapa, ini?" takjub dengan opera sabun yang terlama pernah tayang di dunia ini, mengalahkan opera sabun Days of Our Live.

Anne hanya mengangkat bahu dan tetap terfokus pada layar televisi.

Finnian menghela nafas tidak mendapat jawaban, dan memilih untuk menghabiskan spaghetinya, seraya ikut menonton opera sabun yang tidak ia mengerti jalan ceritanya.

"Bodoh! Kenapa mau menikah dengannya Kevin! Dasar perempuan j****! Dia hanya mau hartamu, tauk!" pekik Anne marah dengan tetap terfokus pada televisi. "Aarrrgghh, nggak suka, nggak suka!!" semakin memekik kesal.

Finnian melirik kaget dan tersenyum geli melihatnya. "Itu cuma film, Anne...." berkomentar ringan.

"Perempuan itu nenek sihir, sama seperti perempuan tadi! Bener-bener nggak suka, aku!" ucap Anne kesal, tak menyadari ucapannya.

Finnian terkatup dan mengangkat piring spagheti Anne yang sudah kosong beserta miliknya ke bak cuci piring, dengan wajah kencang.

Anne tersadar dengan ucapannya, dan berbalik badan menghadap Finnian yang sudah berada di balik meja dapur.

"Hey, maaf, bukan maksudku ....." Anne penuh penyesalan.

Finnian terdiam sesaat sebelum menghela nafas, "Naah, kamu benar, aku juga tidak suka dia ....." dan beralih pada kulkas. Diambilnya dua botol bir dari dalam sana dan membawanya kembali ke sofa, duduk di samping Anne. Diberikannya satu untuk Anne.

"Dia seperti nenek sihir!" seraya menerima kalengnya.

Finnian harus tersenyum geli. "Yeah, tapi dia baik padamu, kan?"

Anne hanya mengangkat bahu. "Tapi dia terlihat tidak baik padamu. Kamu yakin ayahmu akan menikah dengan dia?" dengan wajah penasaran.

Giliran Finnian yang mengangkat bahu. "Entahlah."

"Ayahmu kelihatan seperti orang baik,"

Finnian harus tersenyum geli, "Kelihatan? Dia memang baik, Anne," memastikan 100 persen.

"Itu maksudku!" Anne berseru dengan spontan memukul lengan besar Finnian

"Aduh! Kok mukul?" Finnian menyeringai pura-pura kesakitan.

"Ya, ayahmu orang baik, dia wanita itu ..."

Finnian hanya tersenyum geli.

"Aku lega ayahmu orangnya baik. Aku sudah ketakutan bertemu dengannya, saat menerima telepon darinya waktu itu," celoteh Anne.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang