Chapter 14

596 42 2
                                    

A flashback for a quick posted

*WARNING!!!



Enjoy, and hope you still like it heheehe :)





Chapter 14



"HAPPY BIRTHDAY, FINN !!!!" pekik semangat orang-orang dewasa di sekelilingnya, dengan senyum kebahagiaan.

Sang raja sehari yang sudah berkostum Batman, duduk manis di pangkuan dadda di hadapan kue tart bertema Gotham City, lengkap dengan sosok Batman dan Robin di atasnya, serta lima lilin menyala di sana.

"Tiup lilinnya, Sayang," seru Maa di sampingnya dengan senyum bahagia. Ciaran, kakaknya yang sudah menjulang tinggi, menunggu di samping Maa ikut tersenyum tak sabar.

Senyum Finnian kecil tersungging dengan indahnya. Kelly, adiknya yang berusia tiga tahun ikut menemani di pangkuan ayahnya di sampingnya. Ditengoknya Dadda, yang mengangguk tersenyum, mengizinkan.

Dan ditariknya nafas dalam-dalam sebelum meniup semua lilin menyala, bersama Kelly yang ikut membantu meniupkan untuknya.

Sorak dan tepuk tangan kebahagiaan menyambutnya saat lilin di atas kue tart itu. Kecup dan cium dihujankan dari Maa dan Dadda untuknya, juga dari para tamu orang dewasa. Finnian tahu, ia sedang merayakan ulang tahunnya yang kelima, dan semua berbahagia untuknya. Paman, bibi, sepupu dan teman-teman sekolahnya, ikut merayakannya. Dan ini ulang tahunnya kali ini, Dadda membuatkan pesta ulang tahun bertema Batman dan Robin, lengkap dengan miniatur mobil batmannya. Finnian dan Kelly sudah girang kesenangan dengan mobil keren itu. Mereka terus berada di dalam sana, tidak mau turun, hingga harus diangkat turun untuk tiup lilin. Kelly yang juga sudah berkostum Robin, menjadi partner yang keren, meski Maa tidak kunjung berhenti berteriak untuk mengingatkannya jangan terlalu membuat Kelly lelah karena Kelly baru selesai menjalani kemoterapinya tiga hari yang lalu. Tapi Maa pun akhirnya bisa tersenyum hari ini. Finnian sudah ketakutan dengan sikap Maa sebelum ulang tahunnya. Wajahnya Maa jarang tersenyum, justru terlihat ketakutan dengan sering memandangnya cemas, lalu diakhiri dengan pelukan erat dan kecupan seakan tidak ingin kehilangannya. Dadda pun terlihat aneh. Wajahnya terlihat tegang. Beberapa kali ia mendengar keduanya beradu suara di dalam kamar, tapi Ciaran langsung mengajaknya main di luar. Finnian tahu Maa dan Dadda sedang bertengkar, dan ia tidak boleh mendengarnya. Finnian tidak tahu masalah orang dewasa, tapi yang penting, Maa dan Dadda kini tersenyum di pesta ulang tahunnya. Tidak ada wajah tegang dan ketakutan.

"Apa aku dapat hadiah puppy kali ini?" tanya Finnian dengan wajah memelas masih duduk di pangkuan ayahnya.

Maa menghela nafas dengan tersenyum, "Maaf, Sayang, tidak ada hadiah anjing kecil."

Wajah Finnian jatuh kecewa. Ditengoknya Dadda untuk mendukung permintaannya, karena biasanya, Dadda akan selalu memenuhi semua permintaannya.

Tapi yang ia dapat gelengan kepala dengan wajah penyesalan meminta maaf ayahnya.

"Maaf, Buddy, kita tidak bisa memiliki anjing."

"Kenapa??" Wajah Finnian sudah siap menangis.

"Finn juga tahu kenapa, ya kan...," ayahnya berucap lembut dengan menengok pada Kelly.

Finnian menggigit bibirnya, menahan untuk tidak menangis. Mereka tidak akan bisa punya anjing, karena Kelly tidak bisa dekat-dekat dengan binatang. Mereka pembawa kuman, kata Maa, Kelly harus jauh-jauh dari kuman. Kelly sedang sakit, jangan membuat Kelly tambah sakit. Ia harus mengalah untuk adiknya.

Anggukan kecil membuat kedua orang tuanya lega. Ia merasakan kepalanya dipeluk Dadda dan mengecup kepalanya erat-erat.

"Anak pintar. Finn boleh minta apa saja, asal bukan puppy," ucap Dadda lembut saat memeluknya.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang