Short chapter, but please enjoy !!
Thankyou
Chapter 11
Dalam perjalanan yang sunyi, Finnian membawa Anne ke sebuah butik ternama di jalan Grafton, yang biasa dikunjungi oleh ibunya. Beberapa kesempatan, ia menemani ibunya ke sana. Dan sudah pasti, mereka akan mengenalinya.
Finnian memasuki butik tersebut dengan langkah pasti, sementara ia dapat membaca keraguan Anne untuk masuk dan mengikutinya dari belakang. Kedatangannya langsung menarik perhatian. Sang supervisor langsung menyambutnya hangat.
"Ah.... Tn. Finnegan..., selamat datang ...."
Anne sempat menengok Finnian, dengan panggilan nama yang diberikan wanita setengah baya ini. Tapi tidak dihiraukan oleh Finnian.
"Selamat sore, Sharon." Finnian menyapa hangat.
"Selamat sore. Senang sekali Anda mampir ke sini Ada yang bisa saya bantu?" Sharon melihat ke arah gadis yang datang bersama Finnian. Gadis ini terlihat teriritasi berada di sini, sekaligus takjub dengan melihat sekelilingnya.
Finnian tersenyum renyah, dan menengok pada Anne. "Mhm..., ini Anne, kami akan makan malam bersama dengan ayah saya nanti malam, mungkin bisa membantunya untuk sebuah gaun yang cantik dan membuatnya terlihat sangat istimewa nanti malam?"
Senyum ramah tersungging, "Ah, sebuah makan malam keluarga resmi? Bersama Tn. Egan?"
Finnian hanya tersenyum tidak menjawab.
"Baiklah, jangan khawatir, kami punya koleksi yang cocok untuk Nona Anne," dengan senyum termanisnya.
Finnian mengangguk, "Saya percaya, karena itu kami kemari," dengan tersenyum renyah.
Sharon mengangguk senang, "Mari, Nona, kami akan mencarikan gaun istimewa untuk Anda," penuh semangat.
Sesaat Anne ragu untuk mengikutinya, tapi Finnian mengangguk tegas tidak ingin dibantah.
Finnian mengangguk dan menghela nafas, begitu Anne menuruti dan mengikuti Sharon ke dalam.
Dengan menarik nafas dalam-dalam, ia menghempaskan tubuhnya di sofa nyaman. Waktunya menunggu, dan merutuk apa yang baru saja ia lakukan. Sebuah kebodohan lagi. Untunglah tidak ada Ray bersamanya, karena kalau ada, sudah habis ia menjadi bulan bulanan cowok keriting itu. Bukankah sebuah kebodohan, saat tergambar jelas di hadapan bahwa gadis itu bukanlah gadis baik-baik, dan ia sudah sangat mudahnya dapat menyingkirkan dia dari kehidupannya, bukannya mengenyahkannya, tapi justru menariknya kembali? Ia telah menarik gadis itu kembali masuk ke dalam kehidupannya, dan tetap akan mengenalkannya pada ayahnya. Lalu bagaimana selanjutnya? Bagaimana jika ia tidak dapat melepaskan Anne dari kehidupannya? Entahlah, dirinya benar-benar seperti kehilangan akal, bisa luluh di hadapan gadis itu, sementara gadis itu sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk menarik hatinya! Yaa Tuhaaaan.....
Menunggu hampir 4 jam terlewatkan begitu saja, dengan diselingi menjawab telepon dari kantor, pihak promotor, agensi, klien, dan segalanya, serta pelayan prima dari pramuniaga lainnya untuk membuatnya nyaman selama di sini. Bahkan ia sudah sempat berganti pakaian dengan semi resmi untuk makan malam. Hingga akhrinya ia tersadarkan dengan suara hangat,
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love
RomanceMalam itu ia hanya duduk untuk menikmati band lokal di sebuah pub. Namun ia bertemu dengan seseorang yang akan merubah kehidupannya. "Aku janji, aku akan membawa seorang cewek ke hadapan maa. Tapi bukan cewek yang sembarangan ngambil di jalan maa...