Chapter 2

1.1K 54 4
                                    

Chapter 2

                Tindakan yang sangat bodoh membawanya ke apartemennya. Tapi tak ada tempat lain setelah gadis ini menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

                Direbahkannya tubuh ringan mungil itu di kamar tamu. Keavy tertidur di mobilnya dalam perjalanan ke sini. Dipandanginya sesaat sosok yang masih terlelap itu dengan kebingungan. ‘Apa yang sudah kau lakukan, Finn’ membatin sendiri.

Membuyarkan keputusan bodohnya, segera diambilnya air bersih dan obat antiseptik. Akan ia obati sendiri luka-luka itu.

                Finnian duduk di tepi tempat tidur dan siap membersihkan. Ditariknya nafas dalam-dalam, sebelum mulai perlahan mengusap wajah terluka bernoda darah itu dengan handuk hangat.

   “AW!!” gadis itu spontan terbangun memekik, saat Finnian menyentuh lukanya di pipinya. Lukanya cukup dalam rupanya.

Finnian menarik tangannya. “Maaf…”

Keavy memandangnya panik. Disapu matanya ke sekililingnya dengan menyelidik.  “Di mana aku ?”

     “Kau di tempatku.”

Gadis gotik itu memadangnya curiga. “Kenapa kamu bawaku ke sini?”

    “Hey, kau yang tidak mau kubawa ke rumah sakit dan kantor polisi. Ke mana lagi aku bisa membawamu selain ke tempatku? Lukamu harus diobati.”

Keavy terkatup membenarkan.

    “Apa aku harus membayarnya?” dengan nada curiga.

Finnian sempat tidak mengerti, tapi segera menangkapnya, dan menggeleng. “Kau tidak akan memberikanku apa-apa,” dengan tersenyum pasti.

Keavy kembali terkatup, tidak begitu mempercayainya.

Finnian menghela nafas setengah kesal, “Bisa kita lewatkan itu dulu, dan biarkan aku mengobati lukamu?”

Keavy terdiam ragu dan mengangguk.

Finnian mengangguk, dan kembali siap membersihkan luka itu, tapi tiba-tiba gadis itu merebut handuknya

    “Biar aku saja!” dengan ketus.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang