Chapter 10

572 38 6
                                    

Chapter 10



                Satu lagi kebodohan yang akan ia lakukan. Finnin sadar itu. Mengajak Anne menemaninya makan malam bersama ayahnya, sama sekali di luar rencananya. Sampai hari ini ia berusaha untuk menutupi gadis ini dari para orang tuanya , ia kini justru akan mengenalkannya pada ayahnya.


Sebagai siapa Anne akan dikenalkan? Dan apa kira-kira apa yang akan dikatakan ayahnya tentang Anne nanti? Finnian tidak tahu pasti. Ia pun masih meyakinkan dirinya apakah ini keputusan yang tepat? Tapi mengajaknya makan di luar seperti menjadi ungkapan maafnya karena telah 'mengurung' Anne di apartemen selama dua hari ini. Tapi kenapa juga harus memakai momen makan malam bersama ayahnya, yang jelas-jelas akan mengenalkan pada dirinya dengan seseorang yang istimewa? Bukankah mereka bisa makan malam di luar hanya berdua saja? Finnian benar-benar tidak mengerti sendiri. Ia bahkan merasa tidak lagi dapat berpikir jernih. Dan ia pun Ryan tidak terlalu setuju dengan keputusannya. Tapi Finnian tidak bisa menariknya kembali. Ia akan makan malam dengan ayahnya bersama Anne.


                Finnian sadar, Anne tidak memiliki pakaian yang layak untuk sebuah jamuan makan malam, di sebuah hotel berbintang. Dan Anne pun harus berpenampilan sepantasnya dan menawan.  Finnian tidak ingin mengecewakan, terlebih mempermalukan ayahnya, dengan penampilan Anne yang kurang pantas.

Karenanya ia akan menemani Anne mencari gaun malam yang pantas, dan juga mengajaknya ke sebuah salon kecantikan un untuk mempercantiknya. Meski banyak hal yang harus dilakukannya hari ini, ia akan tetap meluangkan waktu untuk Anne. Semua sudah ia persiapkan.


Sudah hampir tengah hari, sudah waktunya untuk menjemput Anne. Ia baru saja selesai meeting bersama tim promonya untuk beberapa artis barunya, saat ia bersiap untuk menelepon Anne sebelum menjemputnya.


    "Baby ..." panggilan sayang terdengar tiba-tiba dari arah pintu masuk saat ia akan menekan nomor telepon apartemnnya, dan langsung membuatnya terpaku. Refleks ditekan tombol off, sebelum nada sambung terdengar, dan berbalik.

    "Maa ...?" Finnian harus menelan ludah pasrah, dan sudah mengira akan melihat ayahnya serta.

Sesuatu terjadi untuk sebuah alasan. Ibunya datang tiba-tiba saat akan menjemput Anne. Dan ibunya tidak pernah datang tanpa ayahnya. Bagus sekali! Tapi sebentar, di mana ayahnya? Ibunya datang seorang diri ?


    "Hey, sayang ...." Keavy memeluk sayang putra keduanya dan menghujaminya dengan kecupan di pipi. Tidak peduli menjadi perhatian orang.

    "Maa, sedang apa di sini? Dadda mana?" Finnian tidak dapat menahannya, terlebih ibunya datang tanpa ayahnya, dan tanpa memberi tahu lebih dulu. Ada sesuatukah?

    "Daddamu, ada urusan di tempat lain. Maa ke sini sendirian, untuk bertemu kamu. Kamu sudah beberapa minggu tidak pulang, dan jarang menelepon maa. Maa kangen kamu."

Finnian memejamkan mata dengan rasa bersalah. "Ya, maa, maafkan aku, ...., terlalu _"

    "Ya ya ya..., kamu sibuk sekali. Karena itu maa yang ke sini. Mhmm, kamu mau pergi sayang?"

Finnian menelan ludah, "Mhm..., nggak..." dengan menggantung.

    "Bagus, temani maa makan siang," dengan menggandeng lengan putranya yang bertubuh tinggi.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang