Chapter 16

621 38 0
                                    

Heya...., lanjut Finnian, semoga masih ada yang ingin membacanya.

hiraukan typo hehehe.... ENJOY hope you like it :)


Chapter 16

Finnian sudah tidak lagi memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Saat ini yang ia lakukan hanyalah jujur pada hatinya. Jujur bahwa ia menyayangi Anne, dan sangat peduli padanya. Ia mulai memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan Anne dari lembah gelap itu, mengeluarkan gadis malang itu dari kehidupan yang tidak pantas dilalui oleh gadis berusia 19 tahun. Apakah ia akan berhadapan dengan induk semang Anne? Mungkin. Dan mungkin tidak hanya berhadapan dengan laki-laki bejat itu, tapi juga akan berhadapan dengan keluarga besarnya. Finnian sudah tidak peduli lagi. Ia ingin terus berada dekat Anne, dan memberikan apa yang mungkin belum pernah gadis itu dapatkan.

Keluar masuk butik, toko sepatu, dan konter tata rias ternama adalah yang dilakukan Finnian dan Anne hari ini. Finnian membebaskan Anne untuk membeli apapun yang diinginkan. Mungkin terdengar berlebihan, tapi Finnian tidak lagi mempedulikannya. Jujur, inilah pertama kalinya ia berbelanja dengan wanita selain ibunya. Ia bukan tipe laki-laki yang mudah jalan dengan wanita dan menghamburkan uang untuk menyenangkan hati sang wanita. Ia selalu memperhitungkan semuanya. Satu pelajaran penting yang ia dapat dari kedua ayahnya untuk menjadi seorang pengusaha.

Betapa bahagianya perasaan Finnian saat ini, melihat senyum sumringah tak lepas dari wajah Anne. Perasaan dapat membahagiakan orang yang ia sayangi, sama seperti saat ia dapat membahagiakan ibunya.

"Terima kasih untuk hari ini, aku senang sekali," ucap Anne tulus dengan tersenyum malu, saat mereka menikmati makan siang di sebuah restoran Italia, setelah menghabiskan setengah hari menjelajahi mall

Finnian mengangguk, "Aku yang harus berterima kasih, kau mau menerimanya. Aku juga senang sekali hari ini. Tidak perlu kerja dan hanya bersenang-senang."

Anne tersenyum tipis, dan tertunduk.

Terdengar helaan nafas Anne, sebelum mendongak dengan mata ingin tahu,

"Kenapa aku, Finn?" tanyanya setengah putus asa.

Finnian terkatup, "Huh?" dengan memandang heran Anne.

"Yea. Kau tahu siapa aku, kau tahu apa yang bisa kulakukan akan merugikanmu. Aku mendengar yang kalian bicarakan semalam."

Finnian terdiam, dan memandang Anne.

"Apa kau akan melakukannya padaku?"

Anne terkatup, dan menggeleng lirih.

Finnian mengangguk puas.

"Aku harap, kamu tidak sedang mempermainkanku,"lanjut Anne lirih.

Finnian masih terdiam. Dihelanya nafas, diraihnya tangan Anne, dan tersenyum menenangkan. "Aku sedang tidak ingin bermain-main. Aku benar benar menyukaimu, Anne...," dengan mengecup tangan Anne penuh hormat. "Dan kau tidak akan lagi kembali pada laki-laki itu."

Anne terkatup. "Tidak akan bisa. Aku tidak akan terbebas dari dia."

"Percayalah kau akan bebas dari dia, bagaimanapun caranya," tekan Finnian pasti dengan memandang Anne lekat.

Anne harus tersenyum dengan leganya.

"Terima kasih, Finn. Terima kasih banyak."

Finnian mengangguk, dan mengecup tipis bibir Anne.

"Finnian?" sebuah suara memotong mereka.

Finnian terkatup, dan tertegun dengan sosok berdiri di hadapan mereka.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang