Pada hari yang cerah di tepi pantai yang indah, Airyn merayakan ulang tahunnya yang ke-21 bersama dengan keluarganya.
Langit biru bersih dengan ombak lembut yang menyapu pasir putih, menciptakan suasana yang hangat dan riang.
Airyn tersenyum bahagia atas kehadiran kakak iparnya, Hasya."Happy birthday ya, Ryn."
Airyn meneteskan air matanya, memeluk wanita itu penuh kerinduan."Airyn pikir, Mbak Hasya udah lupa sama Airyn." lirih gadis itu.
Hasya tersenyum, mengusap punggung Airyn penuh sayang."Enggak dong Ryn.
Mbak nggak akan lupa sama Adik ipar Mbak yang bawel ini." Airyn terkekeh pelan dan melepaskan pelukan Hasya."Mbak jangan pernah lupain Airyn, ya."
Hasya mengangguk cepat, lalu menyeka air mata mantan adik iparnya itu."Udah ya.. Jangan sedih lagi. Mbak jadi ikutan sedih kan, jadinya."
Airyn mengangguk, lalu tersenyum tipis.
Gadis itu beralih menatap keponakannya yang berdiri disamping Hasya. Gadis itu terlihat sangat cantik dan menggemaskan."Selamat ulang tahun, Auryn." cicit Luna.
"Terimakasih, sayang.." balas Airyn, lalu mencium kedua pipi keponakannya itu.
Cup!
Cup!"Cantik banget sih kesayangannya, Auryn."
___________________________________________
Hasya tersenyum melihat rona bahagia di wajah putrinya, yang saat ini tengah bermain pasir di tepi pantai. Tak lama, Arga ikut duduk, bergabung dengannya.
"Sya.."
Hasya menoleh ke samping."Iya, Mas??"
"Saya ingin memperbaiki kesalahan saya."
"Maksudnya?" tanya Hasya keheranan.
"Saya ingin kita rujuk, Sya." Hasya terdiam.
Melihat keterdiaman Hasya, Arga sontak melontarkan satu pertanyaan untuknya. Pertanyaan yang amat mengganggunya akhir-akhir ini.
"Kenzi, dia mencintaimu. Apa kamu tahu tentang hal itu??" tanya pria itu, mendelik tajam.
Hasya membalas tatapan suaminya, dan kemudian mengangguk pelan."Iya, Mas. Aku tau."
"Tapi kamu nggak mencintai dia kan, Sya?"
Hasya memutuskan kontak mata mereka dan mengalihkan pandangannya ke arah pantai."Aku nggak tau, Mas." jawabnya.
"Itu bukan jawaban. Kamu hanya perlu menjawab 'ya' atau 'tidak'. Selesai!" ujar Arga.
Hasya tak menjawab. Ia terdiam, gugup.
Arga, pria itu lantas tersenyum hambar dan kemudian bangkit dari duduknya.Hasya menatap nanar kepergian mantan suaminya. Hatinya dilema. Ia tidak tahu, apakah dia mencintai Kenzi, atau tidak?
Tapi yang jelas, ia nyaman bersamanya.Kehadiran Kenzi memberikan warna baru di dalam kehidupannya, terkhusus untuk putrinya, Luna.
Hasya tidak paham dengan perasaannya saat ini. Yang jelas, dirinya hanya ingin fokus merawat dan membesarkan dua malaikat kecilnya; Lunara dan Arsylla.
"Bunda??"
Panggilan Luna menyadarkan Hasya dari lamunan panjangnya."Iya, Kak. Kenapa?"
"Itu di belakangnya Bunda, ada siapa??"
Hasya menoleh ke belakang dengan raut wajah bingung. Deg! Hasya menemukan kehadiran Kenzi disana. Pria itu tertawa pelan saat melihat ekspresi kebingungan Hasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Envy Dad!
ChickLitLunara Shaqueena Zahra, gadis kecil yang diacuhkan oleh ayah kandungnya karena terlahir dari rahim wanita yang dibencinya. "Bawa pergi anakmu dari hadapan saya!" "Luna juga anak kamu, Mas!" "Saya tidak pernah menginginkan kehadiran kalian berdua dal...