"Kau siap?"
"Tentu saja"
"Kalau begitu satu dua tiga"
Ribuan anak panah langsung melayang di udara mengenai boneka kayu yang dilempar oleh Antonio dan seorang gadis yang bersamanya.
"Untung saja kita menumbalkan boneka," ucap sang gadis. Antonio sedikit setuju tapi dia tak mau mengakuinya.
"Tempat ini sangat penuh jebakan," ucap sang gadis.
Ia menatap ke arah Antonio yang sibuk memperhatikan sekitar. Nerasa dirinya ditatap Antonio segera membalas tatapan tidak suka pada gadis tersebut.
"Berhenti menatapku jika kau tidak ingin kehilangan matamu" ancam Antonio.
"Maafkan aku, hanya saja aku tidak percaya jika ada seseorang yang berambut segelap itu punya sihir"
"Ada banyak hal yang tak perlu kau fikirkan. Jangan lewati batasmu"
Antonio membuat boneka lainnya. Untuk menentukan tempat mana saja yang aman untuk ia pijak. Firasatnya mengatakan kalau Asyla mungkin berada di tempat yang tak bisa ia jangkau.
Mananya bahkan menghilang tanpa jejak. Satu satunya kerajaan yang Antonio curigai adalah kerajaan Seblak. Mereka perhan mengibarkan bendera perang dengan Aesteler. Mereka juga mengirim utusan dari kuil suci yang mengatakan bahwa kaisar harus menjadikan gadis yang bernama Carlina sebagai permaisuri.
Sekarang Antonio berada di sebuah gua yang terletak di hutan perbatasan Timur kerajaan Seblak. Hutan ini tidak dihuni oleh banyak monster seperti kebanyakan hutan lainnya. Belum lagi gua ini terlalu mencurigakan karena memiliki banyak sekali jebakan.
"Kyaaa! Tuan Petualang, di sana ada ogre!" teriak sang gadis dengan histeris.
"Diam dulu parasit!"
"Parasit? Namaku bukan Parasit"
"Lalu apa? Kutu?"
"Namaku Camelia, bukan Parasit maupun Kutu!" protes gadis itu.
Ogre tersebut memanfaatkan kesempatan dengan menyerang Antonio dari belakang menggunakan kapak di tangannya. Pria itu dengan sigap langsung menghindar. Hanya dalam satu tebasan pedang dari Antonio ogre itu langsung tumbang.
Darah hijau menyimprat keluar dari tubuhnya. Derasnya dara membasahi kepala Camelia. Pakaian maupun rambut si gadis berbau busuk serta berubah menjadi hijau.
"Iuh, menjijikkan" keluhnya.
"Aneh," ucap Antonio pelan.
Ia menatap ke arah ogre yang datang dari seberang jalan yang penuh jebakan. Tak ada satupun mata panah yang keluar saat ogre.
"Parasit, coba kau berjalan ke sana!" perintah Antonio.
"Kau gila! Bagaimana jika aku mati terbunuh?"
"Itu artinya umurmu hanya sampai segitu"
Camelia dengan patuh berjalan perlahan. Tidak ada satupun mata panah yabg keluar. Semua aman aman saja. Cairan hijau yang membasahi rambutnya menetes sepanjang jalan. Aster dengan santai ikutan melangkah mengikuti jejak cairan hijau tersebut.
"Jadi begitu," gumannya saat sudah sampai.
Antonio kemudian memimpin jalan sambil berhati hati. Salah langkah saja nyawa akan melayang. Untunglah Antonio memutuskan untuk menitipkan kuda kesayanganya Asyla di penginapan. Jika terjadi sesuatu pada Sam mungkin Asyla akan bersedih.
Setelah berjalan selama 30 menit, mereka berdua bertemu dengan Centaurus. Mereka berjumlah 27 ekor. Tujuh diantaranya memegang kapak dan pedang , lima belas pengguna tombak dan sisanya membawa busur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ikanaide (On Going)
FantasyLanjutan dari cerita Penulis & Dunia Novel Saat Asyla menghilang banyak hal yang terjadi. Antonio yang merupakan seorang kaisar Aesteler sekaligus suaminya rela melepaskan gelar kehormatannya sebagai bangsawan demi mencari dirinya. Banyak tempat yan...