Bagian 3

63 13 5
                                    

Gugur bunga pada musim semi. Berterbangan memenuhi langit. Seorang gadis berparas cantik terbaring di dalam peti mati yang terbuat dari kaca. Ada banyak bunga yang diletakkan di sekeliling tubuhnya.

"Antarkan ini ke kaisaran Aesteler, katakan pada Putri Alicia untuk mengawetkan mayatny," perintah Antonio pada kusir kereta.

"Tuan, perjalanan ke Aesteler itu tidak mudah belum lagi tempat tujuan pengiriman itu sangatlah sulit"

"Ambillah, saputangan ini akan mempermudahkanmu masuk. Sewalah beberapa kesatria bayaran. Jika kurang mintaklah pada Putri Alicia. Pastikan mayat ini terkirim dalam keadaan baik baik saja," ancam Antonio.

Pria itu dengan sangat terpaksa menyetujui perintah Antonio. Ia melihat ke dalam peti kaca tersebut. Mayat yang terbaring di sana sangat cantik. Ia bahkan bertanya tanya ada hubungan apa gadis itu dengan sang putri semasa hidupnya.

"Tuan Pengembara, kenapa kau tidak mengburkan istrimu saja. Apa hubunganmu dengan sang putri"

"Hah? Gadis bodoh sepertimu tidak perlu tau. Minggir!"

"Jawab aku dulu!"

"Minggir sana sebelum kutebas kepalamu!"

Antonio menatap tajam gadis itu. Nyala apinya pada matanya berkobar dengan mengerikan. Tatapan mata seperti seorang pembunuh. Secara refleks tubuh Camelia gemetaran.

Antonio kemudian mengeluarkan Sam dari kandang. Kuda hitam itu menjilati wajahnya.

"Tenanglah Sam, tuanmu bukan gadis itu" ucap Antonio.

'Robert, bukan orang bodoh yang menculik orang hanya untuk dibunuh. Pasti pria itu ingin aku mengira Asyla sudah mati'

Klota klotak klotak

Sam berlari, kembali melanjutkan perjalanan mereka. Dari belakang Camelia dan kudanya ikut menyusul.

'Sial, dia pasti sudah gila karena kematian istrinya. Jangan sampai pria itu membunuh orang hanya demi pelampiasan amarahnya' batin Camelia. 

Ia melecut kudanya agar berlari dengan cepat untuk menyusul Antonio.

***

"Di sini kertas di sana kertas, disampingku ada orang tewas," ucap Aster saat melihat ada mayat Asyla di sampingnya.

"Dia sangat mirip dengan kakak iparku tapi mana mungkin itu dia. Theodore, awetkan dia dan jangan sampai Alicia tau" perintah Aster.

"Maaf, Yang Mulia. Lady Alicia lah yang menyuruh saya mengantarkan ini pada anda. Beliau berpesan agar anda berhenti main main"

"Wah, hebat. Dia juga tau kalau mayat ini palsu. Awetkan saja dia"

"Baiklah, Yang Mulia"

Theodore menyuruh para pengawal untuk mengangkat peti mati tersebut. Ia juga memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan kamar tempat meletakkan peti tersebut.

"Yang Mulia, saya menemukan seseorang yang mirip mantan permaisuri. Hanya saja warna mata mereka berbeda" ucap Theodore.

"Dimana kalian bertemu?"

"Saya berpapasan dengannya dua hari yang lalu saat festival bunga teratai di kerajaan Bakso"

"Bagus, segera kirim assassin kita untuk menyelidiki gadis itu di sana. Jangan lewatkan petunjuk apapun!"

Theodore pamit keluar. Aster kembali sibuk dengan urusan. Kecepatannya dalam menangani dokumen tidaklah selihai Antonio.

Sementara itu di kamar Alicia, Ashe sibuk menghabiskan kue yang ada di sana. Ia bahkan dengan santai meletakkan kakinya di atas meja saat gadis itu duduk di hadapannya.

Ikanaide (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang