Chapter 11

955 122 37
                                    

🍵 Happy reading 🍵

Rasa khawatir dan cemas membuncah dalam hatiku untuk segera pergi dari rumah yang menyeramkan ini menuju pada tempat Isabel berada.

Untuk kesekian kalinya aku tidak bisa menahan keterkejutan setelah mendengar informasi dari berita yang menyangkut tentang keadaan dari Isabel.

Keadaannya sangat tidak baik

Kedua tanganku memegang erat sofa sebagai penyangga pada tubuhku, agar tidak terjatuh disaat aku berjalan. Bergerak dan berdiri, lalu kembali berpegangan pada dinding ruangan.

Sediki menahan rasa nyeri yang luar biasa pada pinggang ku, otakku bekerja memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari sini dan meminta pertolongan.

Tunggu, apa tidak ada tetangga disini? Sejak tadi aku tidak mendengar kendaran dan orang-orang berjalan disekitar sini

Berpikir positif jika para tetangga memang selalu ada yang sibuk dirumahnya masing-masing, namun sepertinya suasana sunyi dan mencekam ini membuatku berpikir lagi, tidak ada orang lain selain kami berdua.

Haruskah aku berteriak meminta tolong?

Satu-satunya hal yang terpikirkan didalam benakku, tapi dengan cepat itu terputus dimana tanganku yang meraba-raba pada dinding menemukan satu pintuku untukku keluar dari kamar ini.

Belum aku memutar kenop dan membuka pintu dari dalam untuk keluar, suara bariton disampingku berdiri membuatku terdiam membeku mendengarnya.

"Ingin kabur, hm?"

Aku hanya terdiam shock, bukankah pembunuh gila ini baru saja bilang ingin keluar sebentar? Bagaimana bisa dia tiba disini dan masuk tanpa terdengarnya suara dari pintu?

Biasanya pintu akan memiliki suara jika ditutup dan dibuka, sekecil apapun suara itu aku dapat mendengarkannya.

Ia terkekeh geli, "Aku sejak tadi sini memandang wajah terkejut mu yang manis, saat mendengar berita yang mengabarkan seorang gadis tidak sadarkan diri."

Lagi aku terdiam memikirkan bagaimana manusia ini bisa masuk tanpa adanya suara dari pintu yang terbuka?

Jangan bilang ia hanya membuka dan menutup pintu?! Seakan-akan pembunuh gila itu sudah keluar dari ruangan?

Dia bukanlah pembunuh bodoh.. dia sangat cerdik dan pintar untuk mengerjaiku

Terdiam lama membuatku tidak sadar sebuah tangan besar yang menangkup rahang bawah milikku, memaksaku untuk menoleh menghadap wajahnya.

"Aku tidak akan menyakitimu, kalau kau mengikuti peraturan yang ada disini. Seperti dirimu semuanya adalah milikku, yang kau lakukan hanyalah berada di sisiku, mendengar ku berbicara denganmu dan yang terakhir selalu ada untukku."

"Aku tidak akan mengizinkan mu pergi, aku tidak ingin kau pergi dari sini, aku takut kehilanganmu, aku akan terasa hampa tanpa kehadiran mu walaupun kau juga pernah membuat hatiku sakit dimasa yang kelam."

Ia tidak berhenti untuk berbicara tentang keposesif-an nya kepadaku, perkataan demi perkataan yang dilontarkannya untukku membuatku bergetar dan takut untuk melarikan diri.

Ia seperti mempunyai banyak mata disini

"Dan yang paling terpenting adalah jangan membuatku merasakan sakit lagi terhadapmu, mengerti? Asal kau tahu, aku benar-benar mencintaimu."

Aku menutup kedua mataku disaat rahangku ditariknya untuk mendekat dan mencium bibirnya dan bibirku.

"Jika kau melanggar dan melarikan diri..." pembunuh gila menjeda perkataannya, membuatku semakin takut, tidak ingin mendengar kelanjutan apa yang ia ucapkan padaku.

"Aku tidak akan segan merantai dan menyuruhmu untuk berdiam diri mendengarkan suara jeritan sayatan disaat aku membunuh nyawa seseorang."

Mengerikan, dia benar-benar rusak dan gila memberitahukan betapa posesif nya ia terhadap ku.

Dia sudah gila!

To be continue
⊱━━━━━ « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ━━━━━⊰

Love is EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang