Chapter 19

892 115 21
                                    

🍵 Happy reading 🍵

Waktu berjalan cepat dengan seiring bergantinya musim setiap bulan dan tahun. Musim panas, semi dan terakhir adalah musim dingin, dimana salju berwarna putih suci jatuh dan turun menuju pada pijakan tanah.

"Apa masih dingin?"

Aku mengangguk kecil dan mengangkat kedua tanganku keatas, meminta kepadanya untuk segera memeluk tubuhku.

Pluk...

"Menyenangkan melihat mu bermanja-manja denganku." Ia berkata setelah memelukku erat dan menghangatkan tubuhku yang dingin.

Aku hanya diam meresapi rasa hangat yang menjalar pada tubuhku, rasa dingin seperti es menghilang dengan cepat setelah aku memeluk lehernya.

Tubuh pria ini seperti memiliki api didalamnya.

Saat ini kami berdua berada di kamar tempat tidur yang sama satu ranjang. Tidak ada satupun cahaya, ini masih larut malam dan aku tiba-tiba terbangun tidak bisa tertidur karena hawa dingin yang menyerang.

Tentu saja pergerakan ku membuat pemuda yang tertidur disampingku terbangun, dan begitulah saat ini kami berada.

Aku duduk pada pangkuannya, memintanya untuk kembali memanjangkan ku. Seperti mengelus rambutku dan punggung ku secara lembut.

"Tubuhmu sangat dingin, aku akan membuatkan mu susu hangat."

Kedua tanganku mengerat saat pria itu ingin melepaskan ku darinya. Aku menggeleng beberapakali, tidak ingin dilepaskan.

"Jangan pergi."

Satu ucapan keluar dari bibirku, membuat pria itu terdiam membeku sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Baiklah, mana mungkin aku tega membuatmu menangis lagi hm."

Tubuhku terangkat dengan kedua tangan dan kakiku yang mengeratkan pelukannya disaat pria itu berjalan keluar dari kamar.

Tangan kokohnya memegangi pahaku agar tidak jatuh disaat ia berjalan, benar-benar pengertian.

Tapp.. ctuk!

Suara buka tutup kulkas dan api sedikit mengisi kekosongan dalam pikiranku, ini adalah pertama kalinya aku mendengar ia membuatkan ku minuman.

Aku sama sekali tidak pernah mendengar ia membuatkan sarapan atau sesuatu itu yang bersangkutan dengan dapur. Namun hanya ini momen yang selalu ku tunggu-tunggu.

Puuk.. puuk..

Ah sekarang aku tahu, ia selalu memberiku susu bubuk setiap pagi disaat selesai sarapan

Sejujurnya aku tidak terlalu menyukai susu jika itu diminum setiap hari, aku hanya menyukai teh hitam dan beberapa teh lainnya.

Namun saat aku meminta, pria itu melarang ku keras dan berkata itu sangat tidak baik untuk kesehatan ku.

"Hal yang pertama meningkatkan kecemasan, stress dan gelisah, kedua adalah masalah pada kulitmu.. dan yang terakhir, gangguan disaat tidur mengalami insomnia."

"Sayang, turuti apa yang aku katakan, mengerti? Aku tidak mengekang kebebasan mu, hanya saja aku ingin kau mengerti."

Dan itulah akhir dari semuanya aku tidak ingin lagi meminta ia untuk memberikan ku minuman teh. Ia selalu melarang keras dengan tambahan dumelan kesehatan untukku.

Sungguh itu menyebalkan.

"Selesai."

Dapat kurasakan tubuhku terduduk pada benda padat dan dingin, itu adalah sebuah meja untuk memasak.

"Minumlah pelan-pelan, ini masih sedikit panas."

Aku mengangguk memegang gelas yang sedikit lebih besar dari kedua telapak tanganku, meniupnya pelan dan meminumnya dengan perlahan-lahan.

Rasa hangat mengalir deras dalam kerongkongan serak ku menuju turun pada lambung.

Ini lebih baik dari sebelumnya

Saat sedang asik meminum, dapat kurasakan sebuah kepala bersurai panjang menunduk dan berdiam pada bahuku.

"Ah sayang, kau tahu hari ini hari apa?" Ia bertanya.

Sekali lagi aku menggeleng kecil membalasnya.

"Mungkin nanti saja aku memberitahumu, setelah pagi sudah tiba."

To be continue
⊱━━━━━ « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ━━━━━⊰

Love is EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang