19. Gender Doesn't Matter

8.3K 994 317
                                    

Up lagi...
Bentar lagi mau ujian PAS, keknya bakal jarang up🤠
Nanti klo udh selesai, bkl up deh😚

Bentar lagi mau ujian PAS, keknya bakal jarang up🤠Nanti klo udh selesai, bkl up deh😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bangkok, Thailand...

Pria muda berwajah bule itu memasuki ruangan bernuansa coklat kemerahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria muda berwajah bule itu memasuki ruangan bernuansa coklat kemerahan. Dia mematap sosok pria paruh baya yang berdiri tegap di dekat jendela, dan sedang menatap keluar dengan sendu.

"Tuan, anda memanggil?" Pria paruh baya itu masih tidak bergeming. Masih dengan tatapan yang sama, beliau menghela nafasnya dengan berat.

"Iya Leo, aku memanggilmu, duduklah." Pria bule bernama Leo itu menurut. Dia duduk di sofa berwarna hitam legam, sembari menunggu pria paruh baya itu menghampirinya dan duduk di sofa tunggal tersebut.

"Kau adalah tangan kananku yang setia, dan 3 tahun yang lalu, aku memerintahkanmu untuk menilai ketiga putraku secara diam-diam. Sekarang, aku ingin mendengar pendapatmu tentang mereka. Silakan." Ujar pria paruh baya itu setelah beliau duduk di sofa tunggal favoritnya.

"Tuan muda ke-1 memiliki jiwa kepemimpinan, tuan muda ke-1 juga berusaha untuk menjaga martabat keluarga. Kupikir, tuan muda ke-1 berhak menggantikan posisi anda, tapi...tuan muda ke-1 adalah orang yang ceroboh. Beliau tidak bisa apa-apa tanpa asistennya." Jelas Leo.

"Jadi dia tidak pantas menggantikanku?" Leo menatap pria paruh baya itu sebentar, lalu menganggukkan kepalanya. "Itulah kenyataan yang saya lihat tuan." Jawab Leo.

"Bagaimana dengan putraku yang lainnya?"

"Mengenai tuan muda ke-2, saya rasa anda sudah tahu jawabannya. Beliau sama sekali tidak dapat menggantikan anda. Emosi tuan muda ke-2 tidak stabil, mudah diprovokasi, suka bermain wanita, dan sudah berkali-kali hampir menghancurkan nama baik keluarga."

Pria paruh baya itu memijit pelipisnya dengan frustasi. Anak keduanya itu memang memiliki sikap tempramental dan sudah berkali-kali berurusan dengan kepolisian setempat.

"Apa perlu saya lanjutkan lagi tuan?" Leo bertanya. Dia tidak akan melanjutkannya jika pria paruh baya tersebut merasa sangat lelah.

"Lanjutkan Leo."

Secret Admirer [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang