Sweet Enemy [01] ❦

13.6K 808 119
                                    

•••

Siang itu cuaca cerah sedikit panas akan tetapi bukan yang membuat orang tidak nyaman. Matahari tampak sedikit malu menampakkan sinarnya dibalik awan. Angin yang berhembus pelan terasa hangat dan sejuk. Dan setiap hembusan angin akan menyapu dedaunan menciptakan bunyi gemersak membuat setiap orang akan nyaman saat duduk dibawah pohon yang tampak tumbuh di sana.

Namun, suasana indah dan harmoni itu tak berlangsung lama kala beberapa murid berhamburan menuju ke sebuah lapangan pusat sekolah mereka. Gemersak daun berubah menjadi derap kaki beberapa siswa menuju ke suatu tempat. Tampak ramai dengan dua orang yang tengah berdebat. Dan sepertinya itu bukan kali pertama perdebatan terjadi di antara kedua murid itu.

"Kalian bisa berhenti tidak? Apa tidak bosan setiap hari selalu bertengkar hanya karena masalah sepele?" ucap seseorang yang berusaha menengahi.

"Dia yang mulai duluan, hyung!" Sosok yang lebih muda menunjuk seseorang di hadapannya.

"Apa? Aku? Jelas-jelas kamu yang mulai duluan! Mendorong orang seenaknya!"

Yang lebih muda mendecih tak terima, "Tch! Sudah tahu salah, masih menyalahkan orang lain."

Orang yang coba melerai pun terlihat frustasi. Dan ini pun bukan pertama kalianya dia melerai adu mulut dua orang yang sudah terkenal musuh dengan perdebatan yang tidak jelas. Orang itu mengusak belakang kepalanya kasar, menghela napasnya pelan.

"Stop!" pekik sosok itu.

Seorang siswa berlesung pipi sudah berdiri di antara dua orang yang sedang berdebat membuat dua orang di sampingnya sontak terdiam. Dia tahu perdebatan itu tak akan selesai dalam kurun waktu tiga puluh menit.

"Sudah tahu 'kan, apa yang harus kalian lakukan kalau membuat keributan seperti ini?"

"Tahu, hyung," jawab kedua orang itu bersamaan.

Tanpa menunggu waktu lama, dua orang itu pun berlalu meninggalkan lapangan. Meskipun jalan beriringan tampak sekali bahwa mereka sebenarnya masih ingin melanjutkan perdebatan anehnya.

Dan disinilah mereka sekarang gedung olah raga sekolah. Seperti biasa, mereka akan dihukum mengepel gedung olah raga kalau membuat keributan. Berharap seringnya mereka dihukum bersama akan menghapus perselisihan di antara mereka, namun percuma saja, layaknya seekor kucing dan tikus, mereka tidak pernah akan akur.

"Lihat, ini semua gara-gara kamu!" protes seseorang saat dia mulai mendorong alat pel yang baru saja dia celupkan dalam sebuah ember. Menggosok malas lantai pijakannya.

"Hei! Kamu yang mulai duluan. Kamu mengambil tempat parkirku, aku jadi tidak bisa parkir disana!"

"Kamu bisa parkir di tempat lain! Memangnya lahan parkir itu milik nenek moyangmu?" jawabnya ketus.

"Kalau iya, apa itu masalah untukmu? Lagipula, semua orang pun tahu, tempat parkir itu sudah reserved by Kim Taehyung!" ucapnya pongah seraya menginjak lantai yang telah selesai di pel oleh sosok yang lebih muda.

Melihat lantainya kembali kotor, sosok itu pun dengan sengaja meletakkan alat pel di atas sepatu orang yang mengklaim namanya Kim Taehyung.

"Rasakan! Bukan membantu malah sok pamer!" ucapnya seraya menjulurkan lidahnya.

"Yak!! Sepatuku!!" pekiknya seraya berjinjit menghindari alat pel. "Lagipula tumben sekali kamu membawa mobil sendiri ke sekolah, bukankah seseorang biasa mengantarmu? Aduh, anak mommy sekali kamu..."

Taehyung mengusap kepala entitas di hadapannya, tanpa benar-benar tahu apa yang dia lakukan, akhirnya dia pun menghentikan gerakan tangannya di udara. "Sowry."

SWEET ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang