•••
Taehyung akhirnya masuk ke rumah Jungkook. Ya, pemuda manis itu belum mau Taehyung pergi setelah mengantarnya pulang, apalagi setelah mendengar bahwa dia akan pindah mengikuti sang appa. Dan itu bukan untuk sebentar saja, lima tahun. Baru juga menerima pemuda tampan itu menjadi pacarnya, kenapa malah berpisah?
Eomma Jungkook sedang keluar beberapa saat lalu, itu artinya Jungkook hanya bersama Taehyung. Mereka duduk di sebuah sofa yang berada di ruang tengah rumah Jungkook. Tangan Taehyung masih juga dia genggam, seolah dia tak rela berpisah dengan kekasih tampannya itu.
"Jangan nangis dong, sayang... Nanti cantik kamu ilang, gimana?" ucap Taehyung saat mengusap pipi Jungkook yang masih tampak jelas bekas air mata di sana.
"Kamu nggak sedih ya, nanti jauh dari aku?" cicit Jungkook setengah terisak.
"Sedih, tentu saja aku sedih harus pisah sama pacar aku. Kesayanganku. Siapa bilang aku nggak sedih? Tapi, aku nggak bisa melarang kamu pergi 'kan? Aku masih belum berhak melarang kamu, apalagi kamu masih tanggung jawab paman dan bibi Jeon. Kecuali, kalau aku jadi suami kamu," ucap Taehyung saat memeluk tubuh kekasihnya agar sedikit tenang.
"Tapi...ini mendadak. Aku masih ingin sama kamu, hiks..."
"Mungkin bibi Jeon juga baru tahu, sayang. Tapi aku akan menemuimu saat akhir pekan, hm? Bagaimana? Udah ya, pacar Taehyung...jangan sedih lagi. Aku selalu sayang sama kamu kok, dan cuma sayang sama kamu, ok?" Taehyung kembali memeluk erat tubuh kekasihnya dan bisa dia rasakan anggukan ribut dari sosok manis itu.
"Aku juga sayang kamu," cicit Jungkook dengan suaranya yang teredam dalam ceruk leher Taehyung.
"Aku tahu!" Taehyung mencium sebelah pipi Jungkook sayang. "Uuuh, aku jadi nggak ingin jauh dari kamu. Aku jadi sedih," lanjut Taehyung saat mengeratkan pelukannya.
"Tuh 'kan?! Katanya nggak boleh sedih, sekarang sedih. Aku mau bilang eomma saja, biar perginya diundur!" seloroh Jungkook mencebikkan bibirnya.
Jungkook masih bersama Taehyung, sampai eomma Jungkook kembali dari sebuah supermarket lima menit yang lalu. Sang eomma tampak tersenyum saat melihat Jungkook terlihat manja dengan pemuda tampan yang duduk di sampingnya. Sepertinya eommanya sangat paham bahwa sang putera sedih saat harus meninggalkan pemuda tampan itu, terlihat sekali dari wajahnya. Meskipun dia terlihat tersenyum bahkan tertawa, namun sorot mata itu mengatakan lain.
"Maafkan eomma, sayang. Eomma pun baru mendengar berita itu dari appa beberapa saat lalu sebelum Kookie pulang," jelas sang eomma saat duduk di sofa kecil tak jauh dari Jungkook.
"Eomma, tidak bisakah Kookie tinggal di sini saja? Lagipula di sini masih ada paman, aku bisa tinggal bersama paman," rayunya lalu menatap Taehyung.
"Sayang, bukankah tadi aku bilang, kalau tiap akhir pekan aku akan menemuimu, hm?" Taehyung mengusak pelan kepala Jungkook, pemuda manis itu mencebikkan bibirnya lucu. Sungguh dia masih tidak rela harus berpisah dengan seseorang yang baru saja menjadi pacarnya siang tadi.
Sang eomma tersenyum, untuk pertama kalinya dia melihat puteranya menempel pada orang lain selain sang eomma. Dan orang itu adalah Taehyung, pemuda yang sering dia ceritakan dan sering membuatnya marah dan sering mengganggunya.
"Eomma akan bicara dulu dengan appa, eoh? Tapi eomma nggak janji appa akan mengijinkan Kookie tinggal di kota ini sendiri, meskipun itu dengan paman," ucap eomma Jungkook seraya tersenyum dan menatap hangat puteranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ENEMY
Fiksi Penggemar[END] "Tidak bisa ya, sehari tanpa berdebat?" *** Apakah dua orang yang selalu bertengkar berselisih, berdebat, adu mulut adalah orang yang saling benci? Ataukah keduanya hanya ingin memperhatikan dan diperhatikan? *** ⚠️ #boyslove #toptae #bottko...