06.

239 26 0
                                    

Hubungan Nathan dan Arista berjalan dengan penuh keromantisan. Nathan yang selalu memanjakan Arista, dan Arista yang selalu bergantung pada Nathan. Sampai kini, Nathan belum membawa Arista ke rumahnya. Padahal, wanita paruh baya itu terus mendesak Nathan agar secepatnya membawa kekasihnya ke rumah. Bukan Nathan yang tidak mau, tapi Arista. Malu, katanya.

Penggemar Nathan yang tidak terima hubungan mereka bersatu untuk menghujat Arista. Sebagaimana Arista cuek, tapi tetap saja itu membuat Arista terganggu.

Kini kedua sejoli itu sedang berada di taman sekolah. Membicarakan suatu hal yang sangat Arista inginkan, tapi tidak bisa Arista dapatkan. Dan itu menjadi penyebab murungnya wajah cantik Arista.

"Ada dress rancangan dari desainer terkenal. Dia cuma bikin 4. Tapi, Mami gak mau ngasih aku uang. Hiks, aku selalu dapetin barang-barang limited edition, hiks. Mami gak pengertian banget! Huaa!" ucap Arista disertai isakan.

Nathan tersenyum tipis melihatnya. Kadang Arista lupa kalau pacarnya itu bisa memberikan apa saja yang dia mau. Nathan mengusap surai rambut hitam legam Arista.

"Cuma dress, gak usah sampai segitunya, Sayang," balas Nathan.

"Huaaa! Itu dress-nya limited edition, Sayang! Aku harus dapetin itu!" teriak Arista sembari memukul bahu kekasihnya.

"Emang masih ada kalau beli sekarang?" tanya Nathan yang sedari tadi tangannya tak lepas dari rambut Arista.

"Pasti udah habis. Soalnya, kata Zee, Gracia CS udah pada beli," jawab Arista yang masih sesenggukan.

Arista dan Gracia tidak pernah akur. Mereka bersaing dalam hal apapun, termasuk membeli barang-barang limited edition. Kecuali kalau soal cowok. Biasanya, Arista yang selalu menang. Arista tidak mau kalah dari Gracia. Gadis itu pasti akan mengejeknya kalau sampai ia kalah. Gracia jadi punya senjata untuk menyerangnya.

"Gracia CS?" Nathan memang belum kenal dengan Gracia dan para kacungnya itu. Maklum, dia hanya fokus pada Arista.

"Yang centil itu, lho. Masa kamu gak tau? Padahal, kemarin teman-teman sekelas kamu nglabrak Gracia sampai jas trending topik di sekolah," jawab Arista.

"Gak penting. Jangan sedih lagi. Liburan ke Bali, mau?" ajak Nathan membuat Arista kembali bersemangat.

"Mau! Mau! Tapi, liburannya masih lama, Sayang," lirih Arista.

"Gak usah nunggu liburan. Kita berangkat besok kalau kamu mau," ucap Nathan membuat Arista kembali berantusias.

Arista tersenyum bahagia. Dia punya senjata untuk menyerang Gracia balik. Arista tau, Gracia menyukai Nathan. Karena ia pernah melihat DM dari Gracia di Instagram milik Nathan, tapi buru-buru ia hapus. Namun, senyumannya kembali luntur saat mengingat maminya. Maminya itu pasti tidak akan mengizinkan.

"Tapi, Mami?" Arista menggigit bibir bawahnya membayangkan kalau seandainya sang mami melarangnya untuk bertemu dengan Nathan. Arista pernah diancam oleh Ardanaya kalau sampai hubungannya dengan Nathan membuat masalah, maka Ardanaya akan melarang Arsita untuk bertemu Nathan, atau bahkan memindahkan Arista ke luar negeri.

"Udah. Kamu tenang aja, Sayang," ucap Nathan.

"Sayang, nanti kalau sampai Mami marah, kita gak akan bisa ketemu lagi," cicit Arista takut.

"Gak akan. Percaya sama aku, Mami kamu gak bakal bisa misahin kita," ucap Nathan meyakinkan Arista.

Arista memeluk Nathan. Arista bersyukur bisa memiliki Nathan yang bisa membuatnya bahagia. Nathan memberikan segalanya. Nathan berhasil mencairkan hatinya yang sempat membeku. Mantan pacarnya dulu tidak pernah memperlakukannya seperti Nathan memperlakukannya bak seorang ratu.

NATHAN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang