Kedatangan maminya Arista benar-benar tidak terduga. Arista pun juga tidak dikabari oleh wanita paruh baya itu. Ardanaya---maminya Arista---menatap tajam kedua pria dan satu perempuan itu dengan tatapan tajam. Ardanaya tidak suka keributan. Kepulangannya ke rumah untuk mengistirahatkan diri dari sibuknya dunia bisnis malah disambut oleh keributan para remaja.
Arista menunduk tak berani menatap sang mami. Sedangkan, Nathan dan Gery biasa saja. Genggaman tangan Arista pada tangan Nathan semakin erat. Arista takut maminya akan memarahinya. Ardanaya yang melihat interaksi anaknya dan pria di samping Arista tersebut semakin dibuat marah.
"Kamu pacaran sama dia, Arista?" tanya Ardanaya datar.
Arista tak menjawab. Jika, maminya tau kalau dirinya pacaran, maka fasilitas yang selama ini ia dapatkan akan lenyap. Ardanaya melarang Arista berpacaran setelah anak semata wayangnya itu patah hati karena dihianati mantan kekasih Arista dulu.
"Iya, tante. Saya pacarnya Arista," jawab Nathan membuat Arista membulatkan matanya.
"Arista! Apa itu benar?" Ardanaya menatap anaknya dengan tatapan menuntut.
"Arista! Jawab Mami!" bentak Ardanaya yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari Arista.
"Sayang, jawab aja," bisik Nathan yang tidak tega kekasihnya terlihat ketakutan.
"I--iya, Mi." Arista menyembunyikan wajahnya pada bahu Nathan.
Amarah Ardanaya lenyap ketika melihat kedekatan Arista dan Nathan. Melihat Nathan yang mencoba menenangkan Arista membuat Ardanaya bisa melihat ketulusan dari cowok yang menjadi kekasih anaknya itu. Meskipun, penampilannya urakan dan tampangnya yang sangar. Berbeda sekali dengan mantan pacar Arista yang dulu.
"Kalau kamu hanya main-main dengan Arista, lebih baik kamu putusin Arista sekarang! Saya tidak rela anak saya jatuh ke tangan yang salah untuk yang kedua kalinya!" tegas Ardanaya.
"Sumpah! Saya serius, tante. Kalau mau, nikah sekarang juga gakpapa," jawab Nathan cepat.
"Apa kamu bilang?" Ardanaya melotot ke arah Nathan yang cengengesan.
"Canda, tante," kekeh Nathan.
"Gue mau lo putusin Arista, Than! Lo berubah jadi lembek setelah kenal sama cewek itu! Malu-maluin Elang, tau nggak?" ucap Gery dengan nada tak suka.
Ardanaya hanya diam, ia ingin mendengar jawaban dari Nathan. Akankah dia lebih memilih temannya, daripada Arista? Atau malah sebaliknya.
"Ger, bisa nggak, gak usah ngomongin masalah itu di depan Maminya Arista?" Nathan menatap Gery tajam.
"Tante, saya pamit dulu. Takutnya, Bunda nyariin," pamit Nathan sopan.
Ardanaya hanya mengangguk. Setelah kepergian Nathan dan Gery, Ardanaya mendekati anaknya. Setelah perceraiannya dengan mantan suami membuatnya jarang memperhatikan Arista. Menanyakan perihal perasaan Arista ketika melihat orangtuanya berpisah pun tidak.
"Gimana kabar kamu, Sayang?" tanya Ardanaya lembut.
Arista mendongak. "Mami udah gak marah sama aku?" Ardanaya menggeleng.
"Mami gak mungkin marah terlalu lama sama anak Mami yang manis ini," ucap Ardanaya sembari mengelus rambut hitam legam Arista.
Arista memeluk maminya erat. "Arista kangen sama Mami," lirih Arista.
"Maafin Mami, ya, Sayang? Mami jarang perhatian sama kamu. Mami---"
"Gakpapa, Mami. Lagian, ada Kak Nathan sekarang. Arista gak kesepian lagi. Dia juga belanjain Arista barang-barang mewah," balas Arista.

KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN (ON GOING)
Teen FictionNathan Raganta. Cowok yang tidak tertarik dengan dunia percintaan. Baginya, cinta itu omong kosong. Sampai sekarang, dia belum pernah merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Hidupnya sempurna. Keluarganya kaya, utuh, dan harmonis. Dulu dia murid yan...