✨Young Mother✨
Begitu sadar, Evelyn langsung membuka syal yang menutupi matanya dan untung saja kedua tangan Evelyn tidak lagi diikat. Evelyn menoleh ke kanan dan kiri di mana hanya ada dirinya di sana. Kepala Evelyn menunduk menatap tubuhnya yang tertutupi oleh selimut, Evelyn meremas ujung selimut dan menangis kencang saat menyadari dirinya tidak memakai apa-apa yang artinya kejadian kemarin malam benar-benar terjadi.
Evelyn menangis hebat dengan kepala yang mendongak dan meremas sekuat mungkin selimut yang menutupi tubuhnya, Evelyn menangis sampai kedua bahunya terguncang dan menggerakkan kedua kakinya dengan gelisah hingga membuat sprei menjadi kusut.
Evelyn mencampakkan bantal yang ada di sebelahnya tanpa berhenti menangis, "Kiara," gumam Evelyn disela-sela tangisnya.
Evelyn meremas ujung bantal dan menyembunyikan wajahnya di bantal tersebut, "Mami, Daddy, maafin Eve."
Cukup lama Evelyn menangis, menangisi dirinya. Saat Evelyn berhenti menangis, tak lama gadis itu akan menangis lagi dan seperti itulah seterusnya. Evelyn benar-benar menaruh dendam pada Kiara dan laki-laki yang sudah membuat masa depannya hancur dan hebatnya laki-laki itu tidak terlihat pagi ini.
Evelyn baru beralih duduk dan memakai pakaiannya setelah dua jam lamanya menangis, tidak sepenuhnya ia menangis selama dua jam, ada kalanya berhenti lalu kembali menangis. Evelyn duduk termenung memikirkan bagaimana kelanjutan hidupnya setelah ini, yang terus Evelyn pikirkan adalah orang tuanya.
Evelyn menghapus air matanya lalu menoleh ke kanan dan kiri mencari ponselnya yang tidak terlihat sama sekali. Evelyn beranjak dan berjalan tanpa peduli dengan rasa sakit pada bagian bawahnya karena rasa sakit itu tidak seberapa dibandingkan hatinya. Evelyn mengambil tasnya yang ada di sofa di mana kemarin Evelyn duduk di sana lalu mengeluarkan ponselnya di mana ia mendapat banyak pesan dan panggilan tidak terjawab dari orang-orang terdekatnya, entah mengapa hal itu membuat Evelyn kembali menangis.
✨Young Mother✨
Evelyn membuka pintu apartemennya dengan lemas dan berjalan dengan langkah gontai, setelah menutup pintu, Evelyn menyandarkan punggungnya di sana dan tubuhnya merosot turun. Evelyn duduk sambil memeluk kakinya dan mulai menangis untuk yang kesekian kalinya.
"Eve!"
Evelyn menoleh di mana Claire baru saja keluar dari dapur, tangis Evelyn pecah begitu melihat Claire dan Claire langsung berlari menghampiri Evelyn.
"Lo kenapa? Kemaren ke mana?" Claire berlutut di depan Evelyn.
Evelyn memeluk Claire tanpa mengucapkan apa-apa.
"Evelyn! Lo kenapa, sih? Ada apa? Kenapa?" Claire mendadak khawatir karena ia tidak pernah melihat Evelyn menangis sampai seperti ini bahkan tubuh Evelyn terasa lemas dalam pelukannya.
"Ai."
"Iya, kenapa? Ada apa? Cerita, dong, gue ikutan sedih walaupun lo belum cerita."
Evelyn menelan ludahnya dan berusaha untuk berhenti menangis tetapi terasa sulit.
"Eve, please, cerita."
Evelyn meremas baju Claire dan kini sudah berhenti menangis. "Aku kotor," ucap Evelyn dengan begitu lirih.
Claire terdiam karena ia mengerti maksud ucapan Evelyn, Claire yang semula berlutut langsung jatuh terduduk. "Eve."
Evelyn mengangguk dan lagi, ia menangis. "Aku kotor, aku nggak tau harus apa. Aku ... Aku, di ...." Evelyn terdiam karena Claire kembali memeluknya.
Claire melepaskan pelukannya. "Siapa? Siapa yang lakuin itu ke lo? Siapa?"
Evelyn menggeleng. "Aku nggak tau. Kiara tutup mata aku."
Claire membulatkan mata. "Kiara?!"
Evelyn mengangguk dengan kedua mata yang terpejam dan membukanya ketika merasakan Claire bangkit berdiri. "Ai, Aire!" panggil Evelyn memperhatikan Claire yang langsung pergi dari apartemennya.
✨Young Mother✨
"KIARA! BUKA! KIARA!" Claire memukul dengan sekuat tenaga pintu apartemen Kiara.
"KIARA BANGSAT! BUKA!" Bukan hanya memukul, Claire juga menendang pintu tersebut.
"Hey, Girl! Shut up and go away!" tegur tetangga Kiara karena Claire sangat berisik.
Claire menatap tajam laki-laki yang baru saja menegurnya. "You're the one who's supposed to shut up, you bastard! I have nothing to do with you!" (Kamu yang seharusnya diam, berengsek. Aku tidak ada urusan denganmu!).
Karena Claire begitu kasar saat ditegur padahal menurutnya Claire yang salah, tetangga Kiara pun berjalan mendekati Claire.
Claire tidak tinggal diam, gadis itu juga berjalan mendekati tetangga Kiara. "My cousin was raped and she's the main culprit!" (Temanku diperkosa dan dia pelaku utamanya!)
Seketika langkah laki-laki itu terhenti begitu juga dengan Claire. Claire mengarahkan telunjuknya pada laki-laki tersebut. "Shut up the f*ck up and I'm here for my cousin!"
Laki-laki itu menghela napas. "I saw her leave with a suitcase." (Aku melihat dia pergi dengan kopernya)
Claire mengepalkan kedua tangannya dan langsung balik badan. "Lo bener-bener cari mati, Kiara," gumam Claire di mana ia akan kembali ke apartemen Evelyn karena Evelyn sedang tidak baik-baik saja.
✨Young Mother✨
"Seharusnya aku dengerin apa kata mereka, seharusnya aku lebih pilih dikawal bodyguard daripada minta mereka untuk tutupin identitas aku, siapa aku, siapa keluarga aku."
Claire meletak sendok yang berisi makanan untuk Evelyn. "Jalan satu-satunya supaya dua orang itu ketemu ya kita harus cerita sama keluarga lo, Ev."
"Aku nggak siap," lirih Evelyn sambil memejamkan mata.
"Lo di sini korban, Evelyn, lo korban! Kita nggak bisa diem aja, dua orang itu nggak tau siapa lo dan bakal sulit untuk kita cari mereka tanpa bantuan dari keluarga lo, keluarga kita."
"Aku bener-bener nggak siap, Ai. Nggak siap liat gimana kecewanya mereka sama aku."
"Oke, kita lapor polisi kalo kayak gitu."
Evelyn menggeleng. "Gimana kalo identitas aku ketahuan? Gimana kalo kejadian ini sampe ketauan sama mereka?"
"Lo korban, Evelyn! Lo nggak perlu takut!"
"Tapi aku nggak siap! Please, ngertiin aku."
Claire menghela napas, "lo makan, harus makan." Claire kembali menyendokkan makanan untuk Evelyn dan Claire merasa lega karena Evelyn mau makan walaupun tampak tidak semangat.
"Laki-laki itu orang Indonesia," ucap Evelyn membuat Claire tampak terkejut.
"Kalo dia dari Indonesia, lama di Indonesia, asli Indonesia, pasti dia tau siapa lo."
"Kalo dia buka penutup mata aku mungkin dia tau. Aku bilang kalo aku cucu dari Valdo Wilson dan ia kayak anggap remeh."
"Berarti dia sempet ngomong sama lo? Lo hafal, 'kan, gimana suaranya?"
Evelyn menggeleng kecil. "Dia ngomong cuma sekali, itupun pake bisikin aku."
Claire menghela napas panjang dan pasrah melihat Evelyn kembali menangis, "Eve."
"Aku nggak tau dosa apa yang udah aku buat sebelumnya sampe masalah yang aku hadapi seberat ini, Ai. Aku nggak tau." Evelyn menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Claire meletak piring makan Evelyn di nakas kemudian memeluk sepupunya. "Mulai dari sekarang gue bakal di sini terus, gue bakal temenin lo."
Evelyn menyandarkan kepalanya di bahu Claire dan menatap kosong tirai kamarnya. "Gimana ...."
Claire sedikit menunduk untuk menatap Evelyn. "Gimana apa?"
"... Gimana kalo aku hamil?" tanya Evelyn dengan nada rendah dan bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother [COMPLETED]
RomanceDijebak oleh teman dekatnya sendiri, Evelyn Wilson mendapati dirinya hamil oleh pria yang tidak ia kenal. Ketika mencoba terbiasa dengan hidupnya sebagai ibu di usia muda setelah beberapa tahun berjalan, Evelyn mendapati bahwa ayah dari anaknya meru...
Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi