✨Young Mother✨
Claire tidak bisa tenang bahkan ia sampai tidak pergi kuliah karena sedang menunggu Evelyn yang sudah berada di kamar mandi sejak 5 menit yang lalu. Claire berjalan ke sana dan kemari sambil berdoa semoga hasil dari test pack yang ia beli tadi menunjukkan hasil yang negatif.
Evelyn yang berada di kamar mandi terus memejamkan mata tidak siap menunggu hasil akhirnya, jangan ditanya bagaimana perasaan dan seberapa takutnya Evelyn sekarang. Jantung Evelyn terus saja berdegup kencang sejak ia mual-mual tadi, tangannya juga terasa dingin dan basah, tubuh Evelyn lemas.
Evelyn memegang tepian meja wastafel dengan mata yang masih tertutup karena ia butuh penopang dikarenakan tubuhnya yang semakin terasa lemas, Evelyn menghela napas panjang lalu membuka mata di mana hal yang pertama kali Evelyn lihat adalah wajahnya yang pucat, test pack itu sendiri berada di meja wastafel.
Evelyn memejamkan mata sejenak dan memberanikan diri menundukkan kepala untuk melihat hasilnya, Evelyn ingin menangis rasanya karena test pack tersebut memiliki semacam titik berwarna hitam dan titik terakhir terlihat menyala lalu redup, ketika titik terakhir menyala sepenuhnya maka hasil akan keluar.
Claire yang masih berjalan dengan gelisah mendadak berhenti dan tubuhnya lemas mendengar suara tangisan Evelyn, Claire jatuh terduduk di tepi tempat tidur Evelyn karena mendengar suara tangisan Evelyn yang ia yakini hasilnya, positif.
✨Young Mother✨
Pipi Evelyn dibanjiri oleh air mata namun tidak mengeluarkan suara tangisan karena ia benar-benar sudah lelah, tangan kanan Evelyn meremas sekuat mungkin test pack yang menunjukkan kata pregnant di sana.
"Ai, I'm too young to be a mother," kata Evelyn dengan air mata yang terus keluar.
"Dengerin saran dari gue kalo lo emang bener-bener nggak siap, lagian jadi single parent itu nggak gampang, kita juga nggak tau laki-laki bajingan itu ada di mana," ujar Claire.
Evelyn menjatuhkan begitu saja test pack yang ia pegang kemudian menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Claire berlutut di hadapan Evelyn. "Lo mau ngelakuin aborsi atau enggak?"
Evelyn menggeleng lalu menjawab dengan lirih. "Aku nggak tau."
"Emang lo siap jadi single parent? Jadi single parent di umur sembilan belas tahun? Itu gila, Evelyn."
Evelyn hanya menggeleng dan tidak sanggup untuk mengucapkan apa-apa lagi karena tenggorokannya benar-benar terasa sakit, apalagi hatinya.
"Kalo lo nggak mau aborsi, lo harus kasih tau keluarga lo, harus."
"Aku mau sendiri, aku mau sendiri dulu." Evelyn berbaring menyamping di tempat tidur dan menyembunyikan wajahnya di bantal.
Claire menghela napas lalu berdiri, gadis itu memperhatikan sebentar sepupunya kemudian pergi dari kamar, bukan dari apartemen Evelyn.
✨Young Mother✨
Evelyn sudah membuka mata sejak 15 menit yang lalu tetapi enggan untuk beranjak dari tempat tidur, Evelyn menatap kosong langit-langit kamar dengan tangan yang meremas baju yang menutupi perutnya.
Evelyn menelan ludahnya dengan susah payah karena tenggorokannya yang sakit, setetes air mata jatuh dari sudut mata Evelyn ketika perempuan itu memejamkan matanya. Evelyn membuka mata dan menatap Claire yang baru saja membuka pintu kamar dan berdiri di ambang pintu.
"Lo mau ke dokter atau gimana?" tanya Claire sambil memegang gagang pintu.
"Ngapain ke dokter? Dokter apa yang kamu maksud?"
Claire masuk. "Dokter kandungan."
Evelyn beralih duduk di tempat tidur dan memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. "Nggak perlu."
"Artinya lo beneran mau aborsi?"
"Apa ada cara lain selain aborsi?" tanya Evelyn balik.
Claire duduk di sofa. "Katanya makan nanas muda bisa bikin keguguran."
"Kenapa hidup aku kayak gini." Evelyn menekuk kakinya lalu menjatuhkan keningnya di lutut.
"Gue bakal cari Kiara," kata Claire dengan raut dendamnya.
✨Young Mother✨
Pagi tadi, Evelyn mengatakan jika ia tidak perlu ke dokter tetapi di siang hari ia pun pergi ke dokter kandungan bersama Claire karena Evelyn penasaran tentang usia kandungannya.
Evelyn duduk sendirian di ruang tamu apartemennya seraya memperhatikan catatan yang dokter berikan, usia kandungan Evelyn sendiri sudah 5 minggu dan keadaan janin sangat sehat padahal pola makan Evelyn benar-benar berantakan dan sedang banyak pikiran.
Claire yang baru saja datang sambil membawa makan siang untuk mereka menatap Evelyn yang terus murung. "Kita makan dulu. Soal kelanjutannya gimana ntar kita bahas."
Evelyn mengambil hasil USG nya dan memperhatikan kantung janin yang terlihat seperti lubang di mana janin yang terlihat tersebut masih berupa titik janin karena usia kehamilan Evelyn masih 5 minggu.
"Ai," panggil Evelyn saat Claire sudah kembali setelah mengambil piring dan gelas.
Claire menatap sejenak Evelyn kemudian duduk di karpet karena lebih nyaman duduk di sana daripada di sofa soal urusan makan.
Evelyn menelan ludahnya dengan terpaksa sambil terus memperhatikan hasil USG-nya. "Aku nggak mau aborsi."
Claire terkejut dan mengurungkan niat untuk mengeluarkan makanan yang ia pesan dari paper bag. "Maksud lo? Lo siap jadi single parent?"
Evelyn terdiam cukup lama kemudian mengangguk, Evelyn melepas kacamata berbentuk lingkaran yang ia pakai lalu menghapus air matanya.
Claire menyandarkan punggungnya ke sofa dan kehabisan kata-kata untuk Evelyn.
"Aku bakal kasih tau keluarga aku, tapi aku masih belum siap. Aku janji bakal kasih tau mereka."
Claire menghela napas panjang kemudian menatap Evelyn dengan sorot penuh iba sambil terus mengutuk Kiara dan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother [COMPLETED]
RomanceDijebak oleh teman dekatnya sendiri, Evelyn Wilson mendapati dirinya hamil oleh pria yang tidak ia kenal. Ketika mencoba terbiasa dengan hidupnya sebagai ibu di usia muda setelah beberapa tahun berjalan, Evelyn mendapati bahwa ayah dari anaknya meru...
Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi