✨Young Mother✨
Evelyn baru saja menyelesaikan perkuliahannya dan ini adalah hari pertama untuk kelas online nya dan itu membutuhkan biaya lebih karena bisa dikatakan Evelyn sedang mengikuti private class. Evelyn duduk di tepi tempat tidur sambil memperhatikan ke arah luar melalui dinding kaca, gadis itu hanya sedang termenung, tidak lagi menangis karena ia sudah lelah dan semuanya terasa percuma.
Evelyn menghela napas panjang dan baru sadar jika ia tidak bisa terus-terusan seperti ini, duduk sambil termenung, diselimuti kesedihan, dan dihantui rasa takut tentang masa depannya. Evelyn mencoba untuk bangkit walaupun terasa sulit, bangkit dari kesedihan dan kepahitan yang ia rasakan. Evelyn memutuskan untuk menyibukkan diri tetapi ia bingung harus melakukan apa, gadis itu pun teringat tentang keinginannya untuk mewarnai melalui kanvas di mana di kanvas sudah terdapat gambar atau sketsa dan tugas Evelyn nanti hanya tinggal mewarnainya saja.
Jika tidak ada Claire, Evelyn tidak berani keluar sendirian dari apartemen semenjak kejadian itu. Tetapi, karena ada yang ingin Evelyn beli di saat itu juga dan tidak bisa dibeli secara online, Evelyn pun terpaksa keluar sendirian karena Claire sudah pergi kuliah.
Evelyn memakai topi berwarna hitam dan hoodie berwarna putih lalu keluar dari apartemen untuk membeli barang yang ia inginkan. Evelyn berjalan sambil melirik ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada laki-laki di dekatnya.
Evelyn sudah sampai di toko di mana ia akan membeli kanvas lengkap dengan cat dan kuas, terdapat beberapa pilihan gambar dan Evelyn memilih gambar rapunzel yang sedang duduk di perahu sambil memperhatikan lampion-lampion yang terbang di udara. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Evelyn segera ke kasir dan masih harus mengantre karena di depannya terdapat tiga orang laki-laki.
"Udah gue cobain, masih perawan lagi," kata salah satu laki-laki itu dan berhasil membuat Evelyn yang semula memalingkan wajah langsung menatap laki-laki yang baru saja berbicara.
Menyinggung soal keperawanan, dan orang Indonesia. Evelyn semakin menatap lekat laki-laki tersebut dan karena merasa ditatap oleh seseorang, laki-laki itu membalas tatapan Evelyn.
"Excuse me?" Laki-laki tersebut berbicara pada Evelyn.
Evelyn yang berdiri sekitar 2 meter dari ketiga laki-laki itu mulai mendekat, "Kenal Kiara?"
Ketiga laki-laki tersebut tampak terkejut juga bingung, terkejut karena Evelyn berbicara bahasa Indonesia dan bingung siapa yang Evelyn maksud.
"Kiara? Kayaknya lo salah orang."
Evelyn mengatupkan bibirnya di mana ketiga laki-laki yang ada di depannya benar-benar tampak bingung.
"Muka lo kayak nggak asing, lo dari keluarga..."
"Please leave when you're done," kata sang penjaga kasir meminta ketiga laki-laki itu untuk pergi karena terdapat beberapa pelanggan yang sedang mengantre.
Ketiga laki-laki itu pun pergi seraya berbicara dan bertanya satu sama lain mengenai Evelyn yang menurut mereka tidak cukup asing.
✨Young Mother✨
"Waktu aku beli ini, aku ketemu sama tiga orang laki-laki dari Indonesia," ucap Evelyn seraya mewarnai kanvas sesuai nomor yang tertera.
"Tiga orang itu nanya lo dari keluarga Wilson?" Claire tampak sibuk dengan iPadnya karena sedang mengerjakan tugas.
"Salah satu di antara mereka ada ngomong kayak gini, gue udah cobain, masih perawan lagi."
Claire langsung menatap Evelyn. "Terus?"
"Aku tanya ke laki-laki yang ngomong soal itu, aku tanya apa dia atau temennya kenal Kiara, dan mereka langsung bingung, kayaknya mereka bener-bener nggak kenal bahkan nggak tau siapa yang aku maksud."
Claire diam tetapi kepalanya terus memikirkan apa yang baru saja Evelyn ceritakan.
"Kalo aja mata aku nggak di tutup, bisa liat dia. Tapi karena mereka bener-bener licik, semuanya jadi sulit." Evelyn menghela napas.
"Apa dia tau lo?"
"Kalo dia tau aku pasti dia nggak bakal berani apa-apain aku, Ai."
"Maksud gue, apa dia sempet liat muka lo kalo seandainya dia nggak tau siapa lo? Kalo pun mata lo ditutup, dan lagi, seandainya lo sama dia ketemu secara nggak sengaja, apa dia bisa kenalin lo?"
"Kayaknya nggak mungkin, syal untuk tutupin mata aku bisa dibilang nutupin setengah muka aku. Kayak yang pernah aku bilang, kecuali dia buka penutup mata aku. Tapi, kayaknya nggak di buka sama dia karena gitu aku sadar, syalnya masih nutupin mata aku."
"Intinya dua orang itu bener-bener berengsek." Claire membanting pensil untuk iPadnya di meja lantaran masih sangat kesal dan dendam.
Evelyn memutuskan untuk menyudahi kegiatannya dan memperhatikan kanvas yang baru sedikit ia warnai. "Apa yang harus aku lakuin kalo aku hamil, Ai?"
Claire juga berhenti dengan kegiatannya dan menatap Evelyn, Claire bingung harus memberi jawaban seperti apa untuk pertanyaan sensitif itu.
"Gue nggak ada maksud apa-apa, kalo lo siap jawab pertanyaan gue nanti makasih banget, kalo lo nggak bisa jawab juga nggak masalah. Apa dia pake pengaman?"
Evelyn terdiam cukup lama lalu menggeleng. "Aku nggak tau, mata aku ditutup. Dan karena baru pertama kali, nggak mungkin, 'kan, aku bisa langsung bedain pake pengaman atau enggak?" Evelyn tertawa kecil dengan rasa sakit di dada.
"Semua terserah lo, Evelyn. Tapi, gue yakin lo nggak bakal siap sama resiko yang bakal lo dapet, lo nggak siap, 'kan?"
"Aku bener-bener nggak siap."
Claire beranjak dan berdiri di dekat Evelyn. "Gue tau saran dari gue parah banget, tapi karena lo nggak siap, saran dari gue ini yang terbaik menurut gue."
Evelyn menatap Claire.
"Aborsi." Claire memelankan nada suaranya walaupun di kamar hanya ada mereka berdua.
Evelyn terkejut mendengar saran dari Claire. "Ai."
"Apa? Iya, gue tau salah, salah banget. Tapi lo nya sendiri pun nggak siap, Evelyn. Kita nggak punya cara lain selain lakuin itu."
Evelyn mendongakkan kepala sambil memejamkan mata.
"Lagian lo masih delapan belas tahun, Evelyn. Kalo seandainya lo emang hamil dan lo bakal lahiran di umur sembilan belas tahun, bahkan lo belum dua puluh tahun, itu gila!"
Evelyn mengangguk setuju.
Claire menyentuh bahu Evelyn. "Gue pernah denger kata-kata kayak gini. Sekali lakuin belum tentu langsung jadi, semoga aja itu berlaku untuk lo, Eve."
Evelyn membuka mata dan mengangguk, berharap kalimat terakhir Claire benar-benar berlaku untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother [COMPLETED]
Любовные романыDijebak oleh teman dekatnya sendiri, Evelyn Wilson mendapati dirinya hamil oleh pria yang tidak ia kenal. Ketika mencoba terbiasa dengan hidupnya sebagai ibu di usia muda setelah beberapa tahun berjalan, Evelyn mendapati bahwa ayah dari anaknya meru...
Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi