Young Mother [COMPLETED]

-12-

✨Young Mother✨

Evelyn langsung pergi dari hadapan laki-laki itu dengan langkah lebar, Claire menarik dengan paksa tangannya lalu segera menyusul Evelyn.

"Kenapa kamu bisa-bisanya bilang kalo aku hamil, Ai? Dia tau siapa aku." Evelyn menatap sejenak Claire yang berdiri di sebelahnya di mana mereka sudah masuk ke dalam lift.

"Ya ampun, Eve. Gue keceplosan! Siapa yang nyadar, sih, kalo dia tau lo siapa."

Evelyn diam dengan kepala yang dipenuhi oleh wajah laki-laki tadi dan seketika Evelyn berharap jika ia tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki itu lagi. Semoga hidup Evelyn aman-aman saja setelah ini, tidak ada gangguan dari siapa pun dan jika ada yang mengganggunya, Evelyn harus segera memberitahu keluarganya.

"Apa jangan-jangan, dia itu ...." Claire sengaja diam sambil menatap Evelyn.

Evelyn membuka pintu mobil dan segera masuk. "Ayah dari anak ini? Nggak mungkin," kata Evelyn saat Claire sudah duduk di balik kemudi.

"Bisa iya bisa enggak. Lo berdua mana mungkin saling tau sedangkan sebagian muka lo ditutup, tapi ...."

Evelyn menoleh menunggu Claire kembali berbicara. "Tapi apa?"

"Kalo dia tau lo siapa, apa dia sengaja lakuin itu? Kalo diliat-liat dari gaya dia, dia nggak jauh beda kayak Opa Valdo. Maksud gue, keliatan jelas kalo dia kayak orang yang berkuasa, Evelyn."

"Aku belum pernah denger ada orang lain yang bisa berkuasa selain Opa aku, Ai. Dia emang keliatan berkuasa, kaya, tapi aku nggak yakin power dia di sini sama kayak Opa aku bahkan lebih dari Opa aku, aku nggak yakin. Yang aku yakini, dia cuma orang kaya biasa." Evelyn terlihat sangat yakin dengan ucapannya.

✨Young Mother✨

Evelyn berbaring di tempat tidurnya dengan wajah laki-laki itu masih sangat membekas di kepalanya. Ada banyak pertanyaan dan spekulasi yang sedang menghantui pikiran Evelyn.

"Apa dia orangnya? Tapi, dia tau aku. Apa emang dia sengaja? Tapi, untuk apa?" Evelyn menghela napas lalu merubah posisinya menjadi menyamping ke kiri.

Evelyn menyentuh perutnya. "Nggak mungkin dia laki-laki itu. Nggak ada ekspresi kaget dari dia waktu liat aku. Apa dia musuh Opa? Tapi, dia keliatan nggak benci aku."

Evelyn menggigit ujung jempolnya dan memejamkan mata karena ia menjadi tidak tenang setelah bertemu dengan laki-laki itu. Evelyn beralih duduk di tempat tidur karena ia merasa ingin makan sesuatu, yaitu steak dari restoran paling terkenal yang jaraknya tidak terlalu jauh dari apartemen Evelyn.

"Ini udah jam sembilan, satu jam lagi restorannya bakal tutup. Besok aja, deh." Evelyn kembali berbaring tetapi keinginannya untuk makan steak di restoran terkenal itu semakin besar.

"Apa ini yang namanya ngidam?" Evelyn sudah duduk lagi di tempat tidur lalu menghela napas dan pada akhirnya memutuskan untuk pergi ke restoran itu. Evelyn akan pergi sendirian karena ia merasa tidak enak hati pada Claire yang selalu menemaninya.

Untuk menuju restoran terkenal dan mewah itu butuh waktu kurang lebih 5 menit, Evelyn berjalan sendirian menjelang tengah malam di mana suhu udara terasa sangat dingin, Evelyn rela melakukannya karena ia yakin itu adalah permintaan janin yang ada di dalam perutnya.

Evelyn mempercepat langkahnya ketika sudah melihat restoran yang ingin ia datangi dan ingin segera masuk untuk menghangatkan tubuhnya.

"Miss, you can't go inside," ucap pria yang sedang berjaga di pintu masuk restoran di mana ia mengatakan jika Evelyn tidak boleh masuk, tentunya itu membuat Evelyn bingung karena ia datang sebelum jam sepuluh.