✨Young Mother✨
Dengan tubuh yang terasa lemas dan kepala yang pusing akibat morning sickness, Evelyn berjalan dengan lunglai menuju dapur untuk mengambil air putih. Evelyn sendirian di apartemen sedangkan Claire sudah pergi kuliah, awalnya Claire tidak ingin pergi dan memilih untuk menemani Evelyn tetapi Evelyn menolak karena Claire sudah terlalu banyak membantu dan menemaninya.
Evelyn duduk di kursi pantry lalu meminum air putih yang baru saja ia tuangkan ke gelas dan menenggak habis air putih itu kemudian memijat kepalanya. Bukannya membaik, kepala Evelyn terasa semakin pusing karena tiba-tiba saja dipenuhi dengan bagaimana reaksi keluarga khususnya orang tuanya saat mengetahui jika Evelyn hamil, parahnya sosok laki-laki yang sudah merenggut kehormatan Evelyn entah di mana keberadaannya.
"Ya ampun." Evelyn menjatuhkan kepala di tangannya yang terlipat di tepian pantry sambil berusaha menahan rasa sakit di bagian kepala termasuk hatinya.
✨Young Mother✨
Evelyn duduk di kursi yang sudah disediakan untuknya di mana ia baru saja tiba di sebuah cafe, Evelyn tidak sendirian karena di hadapan ada Ria—wanita yang sempat mengobrol dengan Evelyn beberapa waktu yang lalu.
"Kamu udah lama?" tanya Evelyn.
Ria menggeleng. "Sekitar lima menit aku di sini."
"Apa kamu bakal tinggal di sini terus? Maksud aku, kamu nggak akan balik ke Indonesia?"
Ria memalingkan wajah ke arah luar cafe. "Kalo aku balik ke Indonesia terus aku kangen sama almarhum suami aku, pengen ketemu dia, pasti repot banget kalo harus terbang ke sini. Aku belum ada kepikiran untuk balik ke Indonesia. Emang kenapa?"
Evelyn menggeleng sambil tersenyum. "Aku cuma butuh temen."
"Kamu sendirian di sini?"
"Enggak, ada sepupu aku. Sekarang dia lagi di kampus terus sampe di apartemen siang gitu atau sore."
"Jadi kenapa kamu nggak kuliah?"
Evelyn diam sejenak sambil memperhatikan minuman yang sudah Ria pesankan untuknya. "Aku ... Aku korban pemerkosaan."
Ria membulatkan mata. "Apa?"
Evelyn berusaha untuk tersenyum. "Aku diperkosa." Evelyn benar-benar memelankan kalimatnya barusan walaupun di sekitar mereka hanya ada beberapa orang dan itu pun penduduk asli di sana yang tentunya tidak mengerti bahasa mereka.
Ria menutup mulutnya dengan satu tangan. "Evelyn."
Evelyn tertawa kecil. "Bahkan sekarang aku lagi hamil. Dan, aku nggak tau laki-laki itu di mana."
Ria kehabisan kata-kata dengan matanya yang terlihat mulai berkaca-kaca.
"Aku pikir kita senasib, aku nggak mau bandingkan lebih miris aku atau kamu karena kita sama-sama ditinggal pergi."
Ria memajukan tubuhnya. "Kamu harus cari laki-laki itu!"
Evelyn tersenyum. "Kamu ternyata nggak tau aku dari keluarga siapa."
Raut kesal dan sedih Ria berhenti dengan bingung. "Maksud kamu?"
"Aku percaya kamu, walaupun kita baru dua kali ketemu tapi aku percaya kamu. Aku, Evelyn Wilson. Kamu tau keluarga Wilson?"
Ria kembali membulatkan mata. "Kamu? Kamu bagian dari keluarga mereka?"
"Aku anak Archie Wilson."
"Ya ampun, Evelyn." Ria tidak tahu harus bereaksi seperti apa selain terkejut. "Tapi, bukannya anak mereka Azea?"
"Ceritanya panjang dan aku nggak bohong. Keluarga aku nggak tau soal kejadian yang aku alami sekarang, identitas aku ditutup rapat-rapat dan cuma orang tertentu aja yang tau karena di negara ini, siapa pun yang dari keluarga Wilson bener-bener dibenci sama petinggi-petinggi yang ada di sini, sama pengusaha-pengusaha di sini."
"Jadi, alasan kamu nggak mau lapor laki-laki itu ke polisi karena kamu takut identitas kamu ketauan?" tanya Ria dan Evelyn langsung mengangguk.
"Opa aku bilang, kalo ada apa-apa di sini jangan lapor polisi, tapi lapor ke Opa aku dulu, aneh kedengerannya tapi aku emang harus lakuin itu. Untuk kasus pelecehan aku, aku nggak berani bilang ke mereka dan kalo aku bilang, dalam waktu singkat laki-laki itu pasti bisa ketemu, tapi aku belum siap kasih tau mereka."
"Keluarga kalian ditakuti di sini?"
"Katanya, iya. Dari dulu sampai kapan pun, ditakuti tapi paling dibenci." Evelyn tersenyum kecil sambil mengingat cerita ibunya tentang siapa dan bagaimana keluarga mereka.
"Kalo emang ditakuti, aku yakin polisi nggak akan berani buka soal identitas kamu ke orang-orang yang benci keluarga kalian."
"Aku nggak yakin soal itu, semuanya di mulai dari Opa aku, Opa Valdo. Dia lebih ngerti, lebih paham mana yang terbaik buat aku jadi aku harus bener-bener dengerin apa yang dia bilang termasuk saran dia."
Ria menyentuh tangan Evelyn untuk memberikan kekuatan pada perempuan itu. "Kamu nggak ada pikiran macem-macem, 'kan? Untuk aborsi atau gugurin kandungan kamu?"
Evelyn tersenyum. "Aku terus inget sama apa yang kamu bilang soal anak yang bisa jadi sumber kekuatan, kebahagiaan, juga penyemangat. Apa yang kamu bilang waktu itu buat aku putusin untuk pertahanin dia."
Ria tersenyum sambil mengangguk. "Mari sama-sama berjuang," ujar Ria dan Evelyn ikut tersenyum juga mengangguk di mana ia merasa mulai tenang dan lega.
✨Young Mother✨
Claire keluar dari toko percetakan sambil memegang setumpuk kertas dengan panjang 25,0 cm dan lebar 17,6 cm atau lebih tepatnya kertas B5 yang memperlihatkan wajah Kiara dan tak lupa terdapat tulisan seperti, 'Siapa pun yang melihat orang ini, tolong hubungi nomor yang sudah tertera dan akan diberikan imbalan sebesar $5000' dan itu dibuat dalam bahasa Inggris tentunya, Claire menempelkan kertas itu di papan khusus untuk menempelkan berbagai kertas ataupun poster.
Claire menoleh sejenak pada pria yang baru saja berdiri di sebelahnya dan sedang memperhatikan kertas yang sudah ia tempel tetapi masih satu, Claire ingin menempelkan tiga kertas dan setelah itu akan menyebarkannya.
"Is this true?" (Apakah ini benar?). Pria itu bertanya sambil menunjuk nominal uang yang akan didapatkan.
"Of course. If you see that person please call the number listed," (Tentu saja. Jika kamu melihat orang itu tolong hubungi nomor yang sudah tertera) balas Claire seraya menempelkan kertas terakhir.
"If it was her, she was there." (Jika memang dia, dia ada di sana). Pria tersebut menunjuk ke arah belakang Claire.
Claire langsung balik badan dengan cepat, matanya mengikuti arah telunjuk pria itu dan Claire membulatkan mata melihat Kiara sedang duduk di sebuah cafe atau lebih tepatnya berada du luar cafe dengan seorang laki-laki.
"Hey! Give me my money first!" Pria tersebut menahan Claire yang hendak pergi begitu saja.
"I'll give it later!" Claire menarik tangannya dan langsung berlari menyeberangi jalan, untung saja lampu merah menyala tetapi Claire tidak bisa bergerak dengan cepat karena ia terhalang oleh orang-orang yang juga sedang menyeberangi jalan dari arah berlawanan.
"Get out of my way, you bastard!" Claire mendorong laki-laki yang menghalangi jalannya dan sialnya Kiara menyadari kehadirannya.
"KIARA!" panggil Claire karena Kiara langsung lari sedangkan laki-laki yang duduk bersama Kiara masih berada di tempat membuat Claire menambah kecepatan larinya.
Claire menarik kerah jaket bagian belakang laki-laki itu hingga ia menoleh ke belakang dan terjadilah kontak mata dengan Claire di mana Claire benar-benar memperhatikan sangat lekat wajah laki-laki tersebut.
"You will die, motherf*cker." Claire meremas sekuat tenaga kerah jaket laki-laki itu dengan tatapan membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother [COMPLETED]
RomanceDijebak oleh teman dekatnya sendiri, Evelyn Wilson mendapati dirinya hamil oleh pria yang tidak ia kenal. Ketika mencoba terbiasa dengan hidupnya sebagai ibu di usia muda setelah beberapa tahun berjalan, Evelyn mendapati bahwa ayah dari anaknya meru...
Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi