6| ☕Capitulo

3.2K 58 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Baik anak-anak, hanya itu saja yang ingin bapak sampaikan, bapak harap kalian akan mengerti dan menjadi siswa siswi yang lebih baik dari sebelumnya"

Upacara terus berlanjut selama 20 menit, diterpa oleh sinar mentari pagi yang membuat ciwi ciwi kepanasan dan suara bising yang disebabkan oleh cowo cowo.

Vinom atau kerap yang disapa Vivi kini tengah melamun memikirkan hasil ulangan 1 minggu yg lalu. 1 minggu yang lalu Bu Risma mengadakan ulangan matematika yang dimana Vinom sama sekali tidak mengerti materi yang diajarkan point plus tidak belajar, sangat sial sekali. Jika hasil ulangan matematika kali ini jeblok kembali sudah dipastikan kedua orangtuanya akan mengomel sepanjang rel kereta api dan akan menyita beberapa fasilitas Vivi seperti ponsel, laptop, motor dan wifi yang terpasang dikamarnya akan diambil.

Ia menghembuskan nafas berat, "BUBAR JALAN!!"Vivi yang mendengar itu segera melepas topinya dan pergi menuju kelasnya. Ada beberapa temannya yang pergi ke kantin hanya untuk sekedar membeli minum atau membolos.

Vivi dengan badmood duduk dibangkunya sembari menunggu Bu Risma yang membawa hasil nilai ulangan matematikanya.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini ibu akan bagikan hasil ulangan kalian, untuk nilai 75 ke atas kalian tidak remidi dan untuk nilai 75 kebawah kalian remidi. Remidinya akan diadakan minggu depan. Ibu harap kalian belajar dengan lebih sungguh-sungguh"ujar Bu Risma lalu membagikan hasil ulangannya.

Mata Vivi membulat melihat angka 34 tertera dengan tinta merah khas guru. Ia meneguk ludah kasar, "Yatuhan, Vivi gak mau fasilitas Vivi diambil hiks"

Pasrah dengan keadaan dan diam dalam keheningan untuk menenangkan pikiran dan mensejukkan hati.

☕☕

Venom kelimpungan mencari TUNANGAN barunya, ia bahkan sampai keliling sekolah untuk mencari minion kecil itu.

"Kemana tuh bocil"Venom memegang pinggangnya dan memeletkan lidahnya, dirinya kelelahan.

Mata Venom tak sengaja menangkap gadis gembul dan pendek ? AH ITU VIVINYA! Dengan sumringah Venom menghampiri Vivi.

Pria itu langsung memeluk erat Vivi seperti guling, "Ih kakak VIVI GAK NYAMAN!"Risih Vibi sembari mencoba mendorong Venom dari tubuhnya.

Cup

Cup

Cup

Ah gemasnya! Batin Venom melihat pipi gembul Vivi yang memerah akibat dia cium.

"Ewh"Vivi mengusap pipinya kasar. Gadis itu sedang badmood dan ditambah dengan kehadiran Venom membuag makin badmood.

"Kenapa lo?"Tanya Venom dengan mengusap rambut Vivi pelan.

Vivi memajukan bibirnya dan menangis kecil, "Nilai aku kak huee, kecil banget! Mama sama papa pasti marah, aku takut fasilitas aku dicabut gara-gara nilai aku yang kecil ini"rengeknya dengan memukul pelan tangan Venom.

Venom mengubah modenya menjadi serius, "Emang berapa nilai lo?"Vivi yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Venom langsung mengigit bibirnya, "Ehm 34"cicitnya pelan.

"Pftt,,,haha 34"

Vivi menatap tajam Venom yang tertawa, "Udah ah, Vivi males sama kakak"ngambeknya lalu menghindar dari hadapan Venom.

Pria itu menghentikan tawanya dan mengambil nafas sebentar, "Ayo bikin perjanjian, kalo nilai ulangan lo bagus karena ajaran gw, kasi gw hadiah tapi kalo gagal lo bisa hukum gw sesuka hati"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VENOM [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang