***
Senin, siapa yang tidak membenci hari itu? Hari yang penuh dengan pembelajaran susah, ditambah lagi guru killer yang mengajar. Belum lagi upacara bendera yang dikatakan hanya 15 menit padahal memakan waktu lebih dari itu.
"BUBAR JALAN!!"
Setelah pengucapan kata dari sang 'Ketua Upacara' kini murid - murid bubar dan kembali ke kelas masing - masing. Ada yang masih diam di luar untuk menunggu pacarnya ralat maksudnya tunangan. Contohnya, Venom.
Venom menunggu tunangan mungilnya di depan gerbang pembatas antara lapangan dan kelas. Pandangan tampannya sibuk mengedarkan ke sekitar, tak ayal siswi - siswi dibuat salting oleh Venom.
Yeah, walaupun Venom tidak cukup terkenal. Tapi dia mempunyai wajah yang tampan, tinggi dan tubuh diidamkan laki - laki pada umumnya serta bahu yang lebar. Dan jangan lupakan wangi Venom yang membuat siapapun terwangi - wangi.
Mata nya menyipit dan mulut merahnya membentuk bulan sabit, "Hei, Vivi-!"seru Venom.
Vivi yang sedang melepaskan topi sehabis upacara hanya memandang malas Venom. Panas, gerah dan sekarang bertemu dengan kakak kelas sialannya. Ouh, perfecto-!
Venom menghampiri Vivi dan mengusap peluh yang berada di dahi gadis itu. Lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Vivi dan mengajak berjalan ke depan.
Tanpa disadari, mereka berdua terlihat sangat serasi. Mungkin judul cerita ini harus diubah dengan 'Pria yang tinggi dan Wanita yang pendek'.
"Kak, tau gak si! Aku kesel banget sama kak Alfarez."
Vivi mengoceh tidak jelas mengenai Alfarez, kemarin malam Alfarez datang ke rumahnya dan menumpang makan, semua jajanan Vivi diambil dan dengan tampang tidak berdosa dia pergi begitu saja. Dasar anak liar-!
Venom yang mendengar celotehan pacarnya hanya tertawa kecil, "Entar mampir ke apartemen gw"ujar Venom lalu menangkup pipi gembul Vivi dengan kedua tangannya.
"Denger ya!, pacarku yang cantik, gembul dan montok. Jangan lihat cowo lain apalagi cewe, atau gak gw bakalan nenenin lo sampe mampus"ancam Venom dengan smirk andalannya.
Vivi dengan reflek menutup kedua dadanya, lalu membuat ekspresi merengek, "Ihhh-!, jangan dong kak, yang dua hari yang lalu masih sakit gara - gara kakak isep kekencengan"
Venom mengedikkan bahunya acuh, "Bodo amat-!, dadah sayang. Semoga dadamu makin besar dan putingnya menegang haha"
"DASAR SANGEAN!!!"teriak Vivi dengan membahana.
☕☕
Saat ini dikelas Vivi terdapat murid baru pindahan dari Mojokerto. Dia sangat tampan dan tinggi hehe.
"Halo, perkenalkan saya Alvian Putra Bramana. Saya pindahan dari Mojokerto, mohon kerja samanya"
Sedikit informasi bahwa anak bernama Alvian atau kerap disapa Vian, adalah anak yang berprestasi serta memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia sering kali mewakilkan olimpiade sains dan juga matematika.
Vivi melihat Vian dengan seksama, dia sedang menilai anak baru itu. Oke, first impression ; Ganteng, Flat, Biasa.
Sang guru menyuruh Vian untuk duduk di bangku kosong, yang kebetulan berada di belakang Vivi.
Setelah acara perkenalan selesai, kelas Vivi berlangsung seperti biasa. Belajar dan Istirahat lalu belajar kembali.
☕☕
Pulang sekolah, Vivi menunggu laki - laki sangenya yang katanya sedang extra renang. Gadis kecil ini menunggu sembari duduk di pinggir lapangan dan membaca aplikasi wattpad.
"Hey"
Vivi mendongakan wajahnya ketika mendengar sapaan. Pada dasarnya sifat Vivi memang ramah, ia membalas sapaan tersebut sembari tersenyum.
"Iya? Ada yang bisa dibantu?"tanya Vivi.
Orang yang menyapa Vivi menggaruk belakang kepalanya tak gatal, "Gw boleh minta nomer whatsapp lo?"tanya nya lalu menyodorkan ponsel ke hadapan Vivi.
"Sorry Vian, aku gak bisa ngasi nomernya. Entar pacarku marah"tolak Vivi dengan halus.
Vian hanya tertawa hambar, "Ouh kelas berapa?."
"Kelas 12, namanya Venom"
"VIVI SINI LO"
***
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENOM [ ✓ ]
Ficção Adolescente18+ Warning : Adultromance "APA?? LU LESBI" "Selama ini gw kawin terus naena sama orang yang suka sama sesama jenis fuck!" "Gw ga peduli, pokoknya gw bakalan buat lo balik ke jalan yang bener, BIAR NAENA SAMA NENEN TIAP HARI GAPAPA YANG PENTING LO B...