EPISODE 8

145 21 5
                                    

Jaehyun baru saja kembali ke kamarnya saat mendapati ponselnya berdering.

Tentu saja ia tahu siapa penelponnya.

"Halo, eomma."

"Jaehyun~ah! Eomma menelponmu daritadi!"

"Hehe maaf eomma, aku lupa membawa ponselku dan langsung ke kebun tadi."

"Kau ini selalu saja- Tunggu apa? Kebun?"

"Iya kebun teh. Apalagi yang ada disini?"

"Apa ini benar Bong Jaehyun?"

Jaehyun tergelak dibuatnya, "Ini benar Bong Jaehyun. Dan aku sangat menikmati berada di kebun."

"Eomma tidak mempercayai ini. Eomma akan datang memastikannya sendiri."

Sekali lagi Jaehyun tertawa, "Hahaha baiklah terserah eomma saja."

Panggilan dimatikan tapi Jaehyun masih belum berhenti tertawa keheranan.

Ia berniat untuk bersantai sebentar, namun tak berselang lama, ia mendengar suara pintu terbuka.

Kakeknya sudah pulang.

Sebuah ide terlintas di kepala Jaehyun.

Ia segera beranjak dan menuju ke tempat dimana kakeknya berada.

"Oh, Jaehyun~ah? Ada apa? Apa kau perlu sesuatu?" , tanya kakeknya.

"Tidak.", ia menggeleng, "Aku hanya ingin membantu kakek menyiapkan makanan."

"Aigoo ya, tidak perlu. Kau istirahat saja, biar kakek yang lakukan."

Tapi Jaehyun tertaplah Jaehyun, dengan sengaja ia membantu kakeknya membereskan meja makan.

"Kakek bisa memasak. Aku akan merapikan ini.", ucapnya.

"Jaehyun~ah..."

Jaehyun tersenyum kecil, "Sebagai permintaan maafku pergi tanpa pamit tadi pagi."

"Itu hal yang tidak perlu, kembalilah ke kamarmu.", kakeknya bersikeras.

"Baiklah kalau begitu, supaya aku bisa pergi keluar besok. Ke rumah Jibeom."

"Jaehyun~ah, kau tidak perlu membutuhkan ijin kakek untuk itu."

"Hal yang sama seperti ini.", Jaehyun merapikan bawaan kakeknya, "Membantu kakek begini."

Kakeknya hanya bisa menghela nafasnya.

"Jaehyun.. Jaehyun.. Terserah kau saja."

"Berarti boleh aku ke rumah Jibeom besok?"

Kakeknya mengangguk mengiyakan membuat Jaehyun berseru senang.

Melihat itu sebuah senyuman simpul tercetak di wajah kakeknya Jaehyun.

[ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ʏᴏᴜ]

Jaehyun berjalan santai sambil menikmati sejuknya udara pagi dan hangatnya sinar mentari.

Sesekali ia berhenti sejenak untuk sekedar menarik nafas panjang.

"Udara pedesaan memang yang terbaik.", gumamnya.

Tercetak sebuah senyuman di wajahnya melihat tujuannya sudah berada di depan mata.

Rumah Jibeom tentu saja.

Bahkan si pemilik sudah berada di luar, sibuk mengeringkan daun teh.

"Kim Jibeom."

"Oh, Jaehyun~ah."

[✔]Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang