Jaehyun hanya menurut berjalan di belakang Jibeom saat orang itu terus saja membawanya melalui hamparan hijau.
Wajahnya menunjukkan kalau ia tidak menikmatinya sama sekali.
Sesaat kemudian ia menabrak punggung Jibeom yang berhenti tiba - tiba.
"Yaa! Kim Jibeom!"
Sedangkan Jibeom hanya diam tidak membalas dan justru berjalan ke sebuah gubug yang berada di tengah perkebunan.
"Kau mau kemana?"
"Nanti kupanggil.", sahut Jibeom yang sudah setengah jalan.
Jaehyun baru saja akan menggerutu sampai Jibeom berseru padanya.
"Jaehyun~ah, kemarilah."
Ia hendak menyusul sampai menyadari kalau hanya ada jalan kecil di sana.
"Bagaimana aku menyeberang?", serunya.
"Lewat saja nak, ada jalan kecil bukan disana?", sahut seorang ahjumma.
Jaehyun mengangguk sekilas lalu melihat ke bawah.
Itu benar - benar jalan yang sempit dan rawan akan lumpur.
Perlahan ia mencoba melangkahkan kakinya sambil menyeimbangkan diri.
Ia berhasil sampai setengah jalan sampai tiba tiba kakinya terpeleset dan hampir saja terjatuh kalau Jibeom tidak menahan tangannya.
"Hati - hati kalau berjalan. Jatuh pun tidak masalah, itu hanya lumpur."
Jaehyun dapat mendengar jelas kekehan Jibeom di dekatnya.
"Cukup dengan tawamu. Sekarang tarik aku.", gerutunya kesal.
Sekali lagi Jibeom tertawa sambil menariknya keluar dari sana.
Jaehyun mendengus sambil membersihkan kakinya.
"Cucunya Kakek Bong sudah dewasa ya..", komentar seorang ahjumma disana.
"Benar, terakhir kali yang kuingat, dia masih sangat kecil.", tambah yang lainnya.
"Dan rambutnya, sangat terang."
Ketiga ahjumma itu tertawa ringan.
Tanpa sadar Jaehyun memegangi rambutnya.
Sudah kesekian kalinya orang - orang di desa mengomentari rambutnya.
"Jangan hiraukan. Mereka hanya tidak pernah melihat orang berambut pirang.", ucap Jibeom menenangkan.
"Tsk.. Memangnya aku memikirkan itu?", jawab Jaehyun tidak terima.
"Mungkin saja."
Jibeom mengajaknya bergabung bersama ketiga ahjumma tadi.
Meski tidak terlalu paham pembicaraan mereka, Jaehyun bisa menangkap beberapa topik.
Terlebih tentang dirinya.
[ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ʏᴏᴜ]
Matahari hampir sampai pada puncaknya saat Jibeom mengantar Jaehyun pulang.
Jujur saja ia lelah karena Jibeom terus saja mengajaknya memutari perkebunan.
Telinganya juga lelah terus saja mendapat komentar mengenai dirinya, terutama rambutnya.
"Yaa!", ia memanggil Jibeom.
"Dengar, namaku bukan 'yaa!', kalau kau lupa namaku Jibeom.", balas Jibeom menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]Without You
Hayran KurguBagaimana jadinya kalau bertemu seseorang di tengah kondisi yang tidak mengenakkan? Seseorang yang selalu saja mengusikmu tiada hentinya tapi juga memperhatikan dan mempedulikanmu. Ini adalah sebuah kisah cinta Bong Jaehyun dan Kim Jibeom. Dua orang...