EPISODE 12

154 17 1
                                    

Jaehyun terus saja mendengus kasar saat bekerja, membuat kedua temannya menatapnya takut.

Dia memang pendiam dan cenderung fokus bekerja.

Tapi sejak pertemuan dengan klien kemarin, yakni Kim JIbeom, Jaehyun mendadak menjadi lebih sensitif.

Bahkan ia sempat memarahi Joochan karena mengagetkannya tadi.

"Sshh.. Kim Donghyun, ada apa dengannya?", bisik Joochan.

Lawan bicaranya hanya mengendikkan bahunya tidak peduli.

"Donghyun~ah, berikan kerangka desain permintaan perusahaan Bong Cha.", kata Jaehyun.

"Baiklah, akan kuambilkan.", balas Donghyun.

"Ah benar.. Bong Cha dan Bong Jaehyun, terdengar aneh..", gumam Joochan.

Donghyun menendang kakinya saat ia berjalan menuju meja Jaehyun.

"Yaa!"

"Diamlah."

"Terimakasih.", Jaehyun hendak melanjutkan pekerjaannya, namun ponselnya berbunyi.

Nomor tidak dikenal.

Ia menarik nafasnya sebelum menjawab panggilan itu.

"Halo.. Ada yang bisa kubantu?"

"Ini Kim Jibeom dari Bong Cha."

Jaehyun menghela nafasnya sejenak.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Kim?"

"Itu.. Untuk desain logonya, bisa tolong tambahkan buah apel disana? Dan aku ingin tahu kapan hasilnya bisa dikirim."

"Baik, tuan. Akan saya catat.", jawabnya, "Dan untuk hasilnya, akan kami usahakan lusa."

"Terimakasih, aku menunggu kabar selanjutnya."

"Tentu, tuan. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Jaehyun~ah.. bisa kita bertemu?"

Jaehyun sedang tidak ingin membahas hal terkait perasaannya dulu.

"Baiklah tuan, kalau itu saja. Akan segera kami proses. Terimakasih."

"Jae-"

Jaehyun menutup panggilannya dan beranjak dari mejanya dengan kasar.

"Dia sangat menyeramkan kalau sedang seperti itu.", bisik Joochan.

"Baguslah, jangan buat masalah.", Donghyun memperingatinya.

[ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ʏᴏᴜ]

Jibeom tidak henti - hentinya memainkan jarinya.

Ia sangat gugup hari ini.

Memang ini adalah cara terbaik untuk mendekati Jaehyun, lewat pekerjaan.

Dengan dalih membahas desain, Jibeom menyisipkan sebuah makan siang kecil untuk Jaehyun.

Tapi dirinya terus saja merasa khawatir dan sedikit takut.

"Maaf saya terlambat, Tuan Kim."

Jaehyun yang baru saja sampai membungkuk meminta maaf.

Jibeom menarik nafasnya berusaha setenang mungkin berada di hadapannya.

"Tidak apa - apa, Jaehyun-ssi. Silakan duduk."

Belum sempat Jibeom berkata lebih lanjut, Jaehyun sudah mengeluarkan tabletnya dan menunjukkan hasil pekerjaannya pada dirinya.

[✔]Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang