EPILOG

195 18 7
                                    

Jaehyun memejamkan matanya sambil menikmati sejuknya angin laut ditemani dengan desiran ombak yang terdengar.

Aroma daging sudah mulai tercium tanda kekasihnya sudah akan selesai memasak.

"Jaehyun~ah, jangan tertidur.", suara kekasihnya terdengar.

"Aku tidak tidur, Jibeom~ah.", balasnya masih dengan mata terpejam.

Tiba - tiba ia merasakan sebuah benda dingin menempel di pipinya.

"Beom!"

Kekasihnya itu tertawa pelan, "Aku takut kau tertidur lagi."

Ia cemberut tapi merebut botol yang dipegang Jibeom.

"Haahhh segarnya.", ujarnya.

Jibeom mengulum senyum melihat tingkah manis Jaehyun.

"Ngomong - ngomong, darimana kau menemukan rasa ini?", Jaehyun memandangi botol teh yang merupakan produk baru Jibeom.

"Haha itu, sebenarnya itu karenamu."

"Aku?"

"Waktu itu saat kau memintaku untuk memasak, tanpa sengaja yogurt itu tumpah ke dalam teh. Kupikir itu gagal tapi rasanya tidak buruk."

"Hei, ini rasa terenak menurutku."

Jibeom meraih botol itu dan turut menenggaknya.

"Tapi perilisannya masih besok."

"Huh, lalu kenapa ini ada disini?"

Jaehyun mengikuti arah pandang kekasihnya.

"YAA! BISA BISANYA KAU MENYELUNDUPKAN INI", serunya saat mendapati sekotak penuh teh yogurt.

"Tidak masalah. Itu sah - sah saja bagiku.", kekeh Jibeom, "Lagipula aku sangat suka melihat logonya."

Jaehyun memutar bola matanya.

Tentu saja ialah yang mendesain logo itu.

Sebuah logo harimau yang meminum teh sambil memeluk roti.

Padahal ia hanya iseng, tapi kekasihnya justru menyukai desain itu.

"Jibeom~ah, kau terlalu kekanak - kanakan."

"Katakan itu pada dirimu sendiri. Kau yang membuatnya."

"Aish kau ini."

Jibeom kembali terkekeh sambil meneruskan panggangannya.

Tidak lupa memanggang roti kesukaan kekasihnya itu.

"Kemarilah, makanan sudah siap.", titahnya.

Jaehyun mengangguk dan memeluknya dari samping.

"Hmm awas nanti tanganmu terkena panggangan."

Kekasihnya itu selalu saja khawatir pada hal kecil.

Tapi Jaehyun menyukainya.

Suatu hal yang tak pernah berubah dari Jibeom, perhatiannya.

Ia tersenyum sambil menerima suapan pertama dari kekasihnya itu.

Tepat saat itu juga matahari sudah hendak terbenam.

"Lihat, mataharinya sudah akan tenggelam.", kata Jaehyun antusias.

"Kalau begitu, duduklah di tempatmu dan aku akan membawakan makananmu.", balas Jibeom.

Jaehyun mengangguk antusias dan melompat kembali ke kursinya.

Tak berselang lama, Jibeom menyusulnya.

Tidak lupa dengan sepiring penuh makanan.

"Humm terimakasih."

Jibeom membelai pelan kepala Jaehyun sambil menyandarkannya di bahunya.

"Pemandangan yang indah.", celetuknya.

"Hmmm aku tau. Mataharinya indah.", jawab Jaehyun.

"Bukan itu.", Jibeom menggeleng, "Maksudku pemandangan seorang Bong Jaehyun."

Jaehyun menoleh dan mendapati Jibeom yang memandanginya.

"Sejak kapan kau melihatku?"

"Aku tidak pernah melihat yang lain, selain keindahan yang kau miliki."

"Jangan membuatku geli."

"Itu fakta, Jae."

Jaehyun hanya berdehem pelan sambil menyamankan sandarannya.

Jibeom tidak berhenti mengusap kepala kekasihnya yang terlihat sangat nyaman.

"Selamanya kita akan bersama bukan?"

"Kenapa bertanya begitu.", ia menghentukan usapannya.

"Jangan berhenti.", Jaehyun kembali menggerakkan tangan Jibeom, "Hanya memastikan."

Jibeom berdehem pelan.

"Kau benar, hidup tanpamu itu sulit. Walau hanya sekedar proyek ke luar kota, aku sudah merindukanmu."

"Aigoo, Jaehyunie apa ingin ikut bersama Jibeomie?"

"Andai saja bisa. Kau tahu aku juga memiliki pekerjaan. Apalagi menyiapkan desain baru untuk kemasanmu."

"Kau tidak suka?"

"Bodoh, aku justru menyukainya. Dengan begitu aku seperti merasa kalau kita melakukannya bersama."

Jibeom terkekeh pelan, "Iya memang. Karena itulah aku sengaja memilihmu sebagai desainer."

"Aku bisa saja merekrutmu, tapi melihatmu bekerja sama dengan teman - temanmu, aku lebih menyukainya."

"Yaa! Jadi selama ini-"

"Ssshh... Lihat mataharinya sidah mulai hilang."

"Huft, dasar." gerutu Jaehyun sambil kembali bersandar pada Jibeom

Kini, selamanya Jaehyun akan bersama Jibeom.

Kebahagiannya, kehidupannya, dan tujuan hidupnya.

Sama halnya dengan Jibeom.

Ia takkan melepaskan Jaehyun lagi.

Tidak bahkan untuk apapun.

Karena tanpa satu sama lain, mereka hanya akan menjadi sosok yang hampa.

T̷h̷e̷ ̷E̷n̷d̷

[✔]Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang