Setelah kejadian kemarin, Lio langsung demam tinggi akibat syok. Pikirannya hanya dipenuhi oleh Ana dari tadi. Memikirkan bagaimana bisa ia melakukan hal itu disekolah. Apalagi pikirnya hal itu hanya diperbolehkan setelah menikah, Lio jadi sedih akan itu.
tok tok tok
"Lio, ada temen kamu nih dateng mau jenguk!" teriak Mama Nata dari luar.
Lio mengerutkan dahinya bingung, dirinya sama sekali tidak memiliki teman.
"S-suruh masuk aja Ma!" balasnya.
Setelah sahutan dari Lio, pintu kamarnya terbuka lebar menampilkan sosok gadis dengan balutan dress yang membungkus tubuh ramping nya. I-itu adalah Ana!
Lio seketika membulatkan matanya panik, dirinya langsung masuk kedalam selimut sambil mengigiti jarinya gugup. Apa yang harus ia lakukan? Teriaknya dalam hati.
"Lio masa temennya mau jenguk kamunya ngumpet gitu, Ga sopan ah," ucap Mama nya Nata lembut.
Lio semakin gemetar didalam selimut, bayangan Ana yang mendesah gila-gilaan langsung berputar indah didalam kepalanya. Tidak ada pilihan lain, Lio sedikit menurunkan selimut tebalnya. Lio dapat melihat Ana yang tengah tersenyum sangat lebar dan menanggapi ucapan Mama nya dengan ramah.
"Tuh kepalanya udah nongol, cepet keluar! Masa temennya dateng gak disambut!" ucap Mama Nata galak. "Cepet, Mama masih ada kerjaan. Oh iya Ana, Tante titip Lio sama kamu ya, kayaknya Tante bakal lembur."
"Iya Tante siap! Ana bakal jaga Lio dengan baik. Tante tenang aja." ucap Ana senang. Tapi saat mata mereka bertemu, Ana menyeringai. Membuat Lio mengeratkan genggamannya diselimut.
"Yaudah, Tante berangkat dulu. Lio jangan nakal! Dah!"
Bunyi pintu kamar Lio yang tertutup seakan sangat menyeramkan. Dan disinilah ia, berdua dengan gadis mesum yang kini tengah melangkah dengan begitu anggun. High heels yang Ana kenakan teratuk lembut bergesekan dengan lantai marmer yang bersih.
"Lio," seketika itu juga tubuh Lio menegang. Matanya melotot menatap Ana, Ia segera bangkit dari baringan nya dan menjauh dari Ana.
"Lio kamu kenapa menghindar?" ucap Ana dengan nada sedih dibuat-buat, bibirnya bahkan ia sengaja untuk cemberut. Ah Ana terlihat imut sekarang.
Ana menghempaskan tubuhnya diranjang Lio, menatap cowok itu sebelum ia menarik resleting dress yang ia pakai. Bibirnya menyeringai saat melihat Lio yang kini sudah menutup wajahnya.
Ana berdiri, membuat dress cantik nya itu teronggok dilantai begitu saja. Kaki jenjangnya melangkah bak model menghampiri Lio yang kini bergetar ketakutan.
"Ahh Lio, Lihat aku- hey!" Ana tersentak saat melihat Lio menangis. Cewek itu menghela napasnya lelah, lalu memojokkan Lio didinding dengan kedua tangan nya yang menjebak cowok itu agar tidak bisa kemana-mana.
Mau tidak mau, Lio mengangkat wajah basahnya dan menatap mata Ana takut. Tanpa diduga, Ana langsung mencium bibirnya dengan brutal. Melumat serta menghisap bibir Lio sampai Lio merasa napasnya sudah habis. Dengan berani ia mendorong Ana hingga cewek itu memundurkan wajahnya.
"Ana kamu gaboleh gitu sama aku!" teriak Lio kesal. Pipinya memerah akibat hawa panas disekitarnya.
Ana berdecak, "ck, lo harus turutin semua apa yang gue mau! Atau," Ana menyeringai, "atau foto kita kemarin digudang gue kasih ke Bunda lo."
Mata Lio membulat sempurna. Ia segera maju dan berlutut didepan Ana sambil menangis bak anak kecil.
"Ana jangan gitu, hiks, iya, aku bakal nurutin semua kemauan kamu, hiks."
"Good boy."
Ana melangkah mendekati ranjang, dan mendudukan bokongnya disana dengan nyaman. Matanya memperhatikan Lio dengan intens. Ana melepas bra lalu melempar kesembarang arah.
"Sini deket,"
Lio menurut, cowok itu mendekat. bersimpuh kaku didepan Ana yang bertelanjang dada.
"Coba mainin puting gue sesuka lo."
Lio mengedipkan matanya lugu, tatapannya turun dari wajah Ana ke payudara cewek itu yang sintal. Bulat, kencang, dengan puting berwarna pink kecoklatan.
Dengan tangan gemetar, Lio merambat kan tangan kekarnya pada payudara Ana sebelah kanan. Mata Lio langsung membulat sempurna dengan mulut berbentuk O kaget saat tangannya merasakan tekstur lembut nan kenyal pada payudara Ana. Cowok itu lantas mendongak saat Ana melenguh seksi.
"Ohhh .." Lio merasakan ada yang aneh pada daerah selangkangannya, penisnya seakan berkedut sakit hingga membuatnya sesak pada bagian bawah.
"A-Ana udah ya? Aku malu liat itu kamu," Lio lantas beranjak berdiri, lalu melangkah ingin menuju pintu kamarnya dan keluar dari kamar itu. Hawa panas disekitar Lio, membuatnya merasa gerah hingga ia ingin keluar saja dari sana.
"Lio lo apa-apaan sih‽" teriak Ana sebal, gadis itu berdiri dan memakai dress nya kembali. Tanpa memakai bra, dia manarik resleting dengan kesal. Kakinya berjalan mengikuti langkah Lio yang keluar.
"A-aku malu Ana. Ngak seharusnya kamu kaya gitu sama aku."
Ana berdecak malas, gairahnya sudah hilang dilahap oleh kekesalannya terhadap cowok ini. Matanya merhatikan Lio dengan intens.
"Lo ganteng kok, tapi sayang lo terlalu polos."
Ana tiba-tiba menyeletuk, matanya dengan tajam menatap lurus pada mata jernih milik Lio. Seolah membiusnya, Ana berjalan pelan, mendekati Lio yang mematung seolah terpana akan kecantikan Ana. Tapi tubuh Lio dibuat menegang saat Ana mendorong nya hingga jatuh terduduk disofa.
Ana tersenyum manis lalu mendudukkan diri dipangkuan Lio dan langsung menubrukkan bibir mereka. Ana mencium Lio dengan brutal diiringi napasnya yang terengah. Pinggulnya juga tidak bisa diam, bergerak menggesek, membuat Lio mengerang.
"Aghh Ana-"
ヾ(˙❥˙)ノ
hM banyak yang siders votenya juga dikit bgt 😔 vote tembus 70
part selanjutnya ada adegan ahaihiahihi 🔞

KAMU SEDANG MEMBACA
MY NERD BOY
RomansAWAS CERITANYA DIPLAGIAT -> @anandataennie CERITA DEWASA! [21+] "Berapa kali harus kucambuk tubuhmu agar menurut apa yang kuperintahkan?" - Anastasya Geraldine. "Memohon dan mendesahlah. Karena hanya aku yang dapat mencicipi tubuhmu, honey." - Anas...