Sudah terhitung hampir 6 bulan ia dekat dengan Ana, dan cewek itu semakin melakukan banyak hal pada tubuh Lio, seperti melakukan hubungan intim di tengah keramaian. Dan Lio merasa salah akan dirinya karena justru menikmati itu.
Kini Lio dan Ana tengah berada di situasi kemacetan kota, dengan Lio yang menyetir, Ana bosan dengan kondisi seperti ini. Mata nakalnya melirik Lio minat. Cowok itu terlihat fokus memperhatikan kemacetan. Matanya yang bulat dengan dibaluti sleepy eyes malah membuat Ana semakin terpesona oleh Lio. Ana berpura-pura sibuk dengan ponselnya, membuat Lio semakin bosan karena kesenyapan yang ada.
Lio tersentak kala ada tangan lentik yang kini mengusap gundukan miliknya yang masih terbalut celana jeans panjang. Cowok itu menahan napas, Ana kembali berulah. Menghela napas sabar, dengan lembut ia menyingkirkan tangan Ana kembali ke pangkuan cewek itu. Lio kemudian berfokus pada anak kecil yang bernyanyi didepan sana. Jiwa simpatinya tergerak, ia merogoh saku celana dan menemukan uang ungu disana, melipatnya dengan rapih, sebelum menurunkan kaca mobil, Lio terkejut akan sikap agresif Ana yang mencoba membuka gesper celananya.
Lio tersentak melihat penisnya sudah keras dan menampar hidung cewek itu, membuat senyum Ana merekah sempurna, kegirangan melihat penisnya. Mata Lio naik terkejut melihat anak kecil tadi sudah ada di samping kaca mobilnya, panik melandanya. Tidak mungkin ia mendorong Ana atau melarang cewek itu melakukan kesenangan nya, bisa ngambek Ana.
Melihat sweater Ana tersampir, buru-buru Lio menariknya dan menutupi Ana dengan bahan rajut itu. Mengatur napasnya yang gugup, ia mulai menurunkan jendela kaca. Tersenyum manis, tangannya terulur berniat memberi uang yang ada ditangannya, sebelum merasakan hisapan nikmat yang ada dibawah. Reflek membuatnya membuka bibir, pinggul Lio menyentak pelan, semakin merojok mulut Ana yang hangat.
Dengan tergesa ia memberi uang itu dan setelah mendengar kata terima kasih, buru-buru menutup kembali jendela mobil. Tangan nya langsung meraih sweater itu dan membuang sembarang, jari besarnya lebih memilih meremat rambut Ana yang semakin lihai mengemut penisnya.
Ana mengeluarkan sejenak untuk bernafas, bibirnya penuh dengan cairan Lio, menjilat dengan erotis. Cewek itu bangkit dan langsung mendudukkan diri dengan nyaman dipangkuan Lio. Celana dalam sudah raib entah kemana, hanya tinggal rok pendek yang sengaja ia tidak lepas.
Vaginanya yang sudah berlendir langsung berciuman dengan penis Lio yang penuh dengan air liurnya. Pinggul Ana terangkat untuk mencari celah mempertemukan mereka. Lio yang sibuk terengah mulai tersadar dan memegangi pinggul Ana, berusaha menahan.
"A-anaa kita masih di j-jalan ahh.."
Tak peduli, setelah menemukan posisi pas, Ana langsung men-jleb kan diri mereka. Membuat keduanya mendesah. Lio seakan lupa protesnya, terganti dengan nikmatnya berada didalam Ana. Selalu seperti itu setiap mereka menyatu. Melupakan sekitar dan merasa dunia hanya milik ia dan Ana.
"Shh.. ahhh.. ahh.. Liohhhh.. enakkkk.."
Lio mengangguk, bibirnya terbuka lebar, mengeluarkan uap panasnya. Matanya melihat Ana yang sangat cantik dengan ekspresi seperti itu. Hanya Lio yang dapat melihat itu semuanya. Ana membuka kancing bajunya dan meloloskan kukungan bra yang menyesakan, melemparkannya ke belakang, dirinya langsung menarik kepala Lio. Mengerti, Lio langsung memasukkan puting mungil itu kedalam mulut panasnya.
Dan Ana langsung orgasme hebat, badannya gemetaran, Lio mengerang, merasakan betapa ketatnya Ana, membuat penisnya ikut meledak didalam. Nafas mereka saling berhembus. Satu menit terlewat untuk menenangkan tubuh mereka, keduanya sontak tuli akan bisingnya klakson mobil. Bersaut-sautan memekakkan telinga. Lio buru-buru melajukan mobilnya sebelum ada yang menghampiri mereka dan melihat kondisi Ana yang sangat cantik.
Cewek itu malah sudah menghembuskan nafas nya dengan tenang, alias tertidur. Kebiasaan Ana. Dan Lio selalu menyukainya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NERD BOY
Roman d'amourAWAS CERITANYA DIPLAGIAT -> @anandataennie CERITA DEWASA! [21+] "Berapa kali harus kucambuk tubuhmu agar menurut apa yang kuperintahkan?" - Anastasya Geraldine. "Memohon dan mendesahlah. Karena hanya aku yang dapat mencicipi tubuhmu, honey." - Anas...