"
"
""Maksud Lo apa bilang kayak gini ke Runi?" Adit meminta penjelasan pada Naufal setelah membaca isi pesan Naufal pada Runi yang tak masuk akal.
"Gila, Lo?" Adit masih tak mengerti mengapa temannya itu berbohong.
Naufal tersenyum tipis, "itu udah bener, gue malu bilang kalau gue miskin sekarang. Setidaknya, gue terlihat bermartabat dengan itu."
"Kok Lo kayak ada gila-gilanya, ya? Gimana kalau Runi selama ini rela nungguin Lo bertahun-tahun, melepas semua cowok yang datang ngelamar dia, menjaga perasaannya cuma buat Lo, sementara Lo bilang kayak gini dengan mudahnya. Kalau gue jadi Runi, lebih baik gue baca kabar Lo bangkrut saat Lo sedang berusaha ingin melamarnya dibanding baca kabar kalau Lo mau nikah sama orang lain," omel Adit. "Denger, Fal. Jangan demi gengsi, Lo nyakitin perasaan orang lain!" Sambungnya.
Naufal menghembuskan nafas berat, ia sangat tahu ini semua salah dan menjadi bukti ia adalah cowok brengsek.
"Kok cuma diam? Buruan hapus pesannya sebelum dibaca!" Adit sangat geram melihat perilaku kawannya.
"Tahu apa Lo tentang perasaan Runi, mungkin dia nggak nungguin gue sama sekali," balas Naufal yang membuat Adit menggeram, "kok jadi gue yang emosi, sih?"
"Lagian kalau dia nunggu, ini udah tepat. Gue bakal nikah sama cewek lain. Kalau gue bilang sedang bangkrut, bisa aja ia bilang nggak apa dan dia nerima gue apa adanya. Dia terlalu baik buat gue."
"Okay, mungkin emang bener cowok kayak Lo emang nggak boleh nikah sama cewek baik kayak Runi." Adit bersedekap, berhenti membalas dan mencoba tak peduli lagi.
---
Pukul 2 dini hari, Selepas melakukan pengecekan pasien, Runi akhirnya bisa pulang ke rumahnya.
Setelah membersihkan badannya, ia melakukan shalat tahajjud sebelum tidur. Arunika pernah membaca bahwasannya ada banyak keistimewaan melaksanakan shalat tahajjud salah satunya dikabulkannya doa.
Sebenarnya akhir-akhir ini, Runi sedang menunggu kabar dari seseorang untuk mengakhiri penantiannya. Runi meminta kepada Allah SWT. agar buah dari penantiannya adalah sesuatu yang baik.
Selepas shalat, Arunika merebahkan tubuhnya di atas ranjang lalu meraih ponselnya yang hampir seharian tak pernah ia buka. Banyak pesan yang masuk, semua terlihat biasa saja, pesan yang memenuhi ponselnya berasal dari grub-grub WhatsApp-nya, hingga akhirnya netranya menemukan satu pesan dari orang yang selama ini ia tunggu
Naufal : Assalamualaikum, Runi. Maafin aku, aku nggak tahu kamu nungguin aku atau tidak, tapi yang jelas aku tidak bisa memenuhi janjiku 7 tahun lalu. Aku menyukai gadis lain dan ingin menikah dengannya
Setelah membaca 1 pesan itu, Runi langsung duduk, tangannya gemetar memegang ponsel. Ia berulangkali membaca pesan tersebut berusaha memastikan bahwa ia hanya salah baca.
Bulir bening berkumpul di pelupuk matanya beberapa menit saat ia mulai yakin ia sama sekali tak salah baca. Perlahan bulir bening itu berubah menjadi tangis yang deras.
Dadanya sangat sesak seolah persediaan oksigen menipis di sekitarnya, ia ingin berteriak kencang namun sebisa mungkin ia menahannya. Ia hancur sehancurnya, laki-laki yang ia tunggu hampir bertahun-tahun hanya memberi berita yang sama sekali tak pernah ingin ia dengar.
Masih bergetar, gadis itu mencoba membalas pesan dari Naufal.
Arunika : Hmm, itu kabar bagus. Selamat!!!
Hampir satu jam gadis itu menangis dan berakhir terlelap tidur dengan posisi meringkuk.
---
Catatan Penulis :
Bagaimana menurutmu?
Jangan lupa vote, comment and share!
Thank you.Jangan lupa baca Al-Qur'an
KAMU SEDANG MEMBACA
Pra Nikah (END)
Teen FictionPerihal jodoh tak ada yang tahu, dengan siapa dan bagaimana kita bertemu semuanya penuh misteri. Terkadang yang memberi janji mengingkari dan terkadang pula yang tidak disangka-sangka, datang membawa kabar gembira. Dan kunci penting misteri jodoh it...