"
"
""Gimana?" tanya Arif selepas kepergian Gea.
"Apanya?"
"Perasaan Lo? Apa mungkin Lo mulai suka sama dia?"
Agam menghela nafas tak menjawab.
"Lagian ya, Gam. Lo tetanggaan sama Gea, selama ini dia selalu baik ke Lo, bawain Lo makanan dan mungkin hampir selalu ada saat Lo butuh. Sementara Runi, Lo cuma ketemu sebentar tapi udah nyakitin Lo," terang Arif masih merasa frustasi dengan keputusan Arunika. Awalnya ia berada di garda terdepan mendukung hubungan Agam dan Runi tapi semuanya berubah. Runi terlalu banyak membuat luka. Meski sebenarnya Arif tak benar-benar tahu bagaimana perasaan Agam.
"Mau gimana lagi, gue sukanya sama Runi dan gue nggak bisa maksa perasaan gue ke Gea. Lagian, gue sama Runi masih sedang ta'aruf, belum batal, ia hanya mengundur. Gue harus nunggu."
Arif menipiskan bibir, susah memang menasehati orang yang sedang jatuh cinta.
---
Gadis berjas putih itu buru-buru berbalik namun sangat terkejut mendapati ada orang lain di belakangnya.
Runi dan Gea bertemu, sama-sama menguping pembicaraan Agam dan Arif.
"Apa dokter adalah Runi yang mereka maksud?" tanya Gea dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
"Ha?"
"Saya Gea yang mereka maksud," tutur gadis berambut sebahu itu.
"Jangan sia-siain Agam, dia baik dan benar-benar mencintai, dokter." Setelah menyampaikan pesannya, Gea buru-buru berbalik dan pergi dengan hati terluka. Terkadang mencintai seseorang adalah senang melihat orang yang kita cintai bahagia meskipun kebahagiaan itu di atas penderitaan kita.
Runi mematung di tempat, menatap punggung Gea yang perlahan hilang dari pandangan.
"Apa semua ini petunjuk dari Allah?"
----
Agam akhirnya bisa pulang setelah 4 hari dirawat, namun Arunika kembali menghadang Agam dan meminta waktu untuk berbicara.
Kali ini, mereka memilih depan gerbang rumah sakit untuk berbicara. Hanya berdiri dan masih mengikutkan Arif dengan pembicaraan mereka.
Hening menjadi muqaddimah dan maaf adalah kata awal yang terucap dari bibir Runi.
Jantung Agam mencelos mendengarnya. Meski sangat sulit namun ia mencoba tersenyum, "nggak apa, Run kalau aku bukan jawabannya. Aku tidak bisa memaksa jadi jangan minta maaf!"
Arif yang mendengar itu hanya menghela nafas tak bisa berbuat apa-apa. Perjuangan Agam selama ini akhirnya berakhir di detik itu.
Runi menatap jemarinya yang saling bertaut dan meyakinkan diri untuk mengatakan keputusannya.
"Maaf karena telah membuang-buang waktu mas dengan terus mengulur, maaf karena Runi memperumit segalanya dan membuat mas terluka." Jeda sejenak, Agam bahkan tak mampu lagi berkata-kata.
"Dengan semua kesalahan itu, apa mas masih mau menerima Runi untuk menjadi istri mas?"
Baik Agam maupun Arif sama-sama terkejut mendengar itu, bahkan mata keduanya bersamaan melotot.
"Run? Ini maksudnya-" Arif gelagapan, suaranya juga sulit keluar.
"Maksud kamu? Kamu ngelamar aku? Kamu setuju Run nikah sama aku?" Agam kesulitan untuk tidak tersenyum.
Runi melirik sekilas ekspresi Agam yang sebenarnya tadi hampir menangis namun tiba-tiba tersenyum begitu lebar sekarang. Runi lantas mengangguk.
Agam melompat kecil beberapa kali, "Alhamdulillah," ucapnya sambil mengusap wajah lalu segera meraih tubuh Arif untuk memeluknya. Sebuah pelukan yang sangat erat bahkan Arif sudah mengangkat tubuh kurus Agam.
Runi merasa tergelitik melihat tingkah Agam kepada Arif hingga sulit baginya untuk tidak tertawa.
Arif yang sedang diserang dengan pelukan erat Agam tiba-tiba mengacungkan jempol pada Runi sebagai kode bahwa Runi membuat keputusan yang baik.
---
Runi duduk di pinggir ranjang sambil memegang ponselnya hendak mengirimkan pesan pada Naufal. Ia juga harus segera memberi tahu Naufal mengenai keputusannya.
Arunika : _Assalamualaikum. Mengenai pertanyaan kemarin. Maaf, aku tidak bisa, mas._
Runi lantas menidurkan dirinya. Lewat istikharah, Runi selalu meminta diberi petunjuk. Lantas Allah SWT. menjawab segalanya dan membimbing Runi untuk melihat ketulusan Agam. Banyak kejadian yang membuat Runi sadar bahwa Agam sangatlah baik kepadanya.
Selama kamu berpegang teguh di jalan Allah maka Allah akan mudahkan dan ridhoi.
Terkadang wanita tak butuh banyak janji, mereka hanya butuh kepastian. Namun justru karena ada janji yang terlalu manis membuatnya mengabaikan kepastian yang telah datang.
---
Setelah pertemuan keluarga dan juga khitbah, Runi dan Agam akhirnya melangsungkan pernikahan sederhana.
---
Naufal menjadi salah satu saksi pernikahan Runi dan Agam. Ia dipenuhi rasa sesal karena terlambat datang. Sebisa mungkin mencoba menahan tangis saat melihat dua pasangan di atas panggung sana.
Namun ia tak bisa lagi berbuat apa-apa, janur kuning telah melengkung.
Apa ini karma baginya karena dulu pernah menyakiti Runi? Itu adalah sebuah pikiran negatif yang hinggap di kepala Naufal. Namun, ia berusaha berbaik sangka dengan meyakini bahwa ini adalah takdir yang terbaik. Runi bertemu pria yang baik. Dan Naufal juga akan menemui wanita yang baik. Pada akhirnya, Takdir hanya mempertemukan mereka bukan menyatukan.
Bagi Naufal, Runi akan tetap menjadi kisah yang indah baginya.
Selepas dari pernikahan Runi, Naufal lanjut menuju pernikahan Adit. Akhirnya kawan karibnya juga menikah.
"Gue duluan, Kal!" goda Adit pasalnya senang melihat ekspresi kesal Naufal.
---END---
Terima Kasih semuanya
Tunggu karyaku selanjutnyaPeringkat cerita pun merestui hubungan Arunika dan Agam
KAMU SEDANG MEMBACA
Pra Nikah (END)
Teen FictionPerihal jodoh tak ada yang tahu, dengan siapa dan bagaimana kita bertemu semuanya penuh misteri. Terkadang yang memberi janji mengingkari dan terkadang pula yang tidak disangka-sangka, datang membawa kabar gembira. Dan kunci penting misteri jodoh it...