Comrade

5 2 4
                                    

Hari-hari kami berjalan lancar, semakin hari kamipun semakin dekat dan sudah banyak hal yang kami lalui bersama dimulai dari belajar bersama, mengerjakan tugas bersama, bermain bersama dan masih banyak lagi hal yang menyenangkan lainnya. Aku merasa pertemanan kami akan berakhir menjadi sebuah persahabatan.

Ku akui memiliki kelompok pertemanan sangatlah menyenangkan. Hubungan kami para wanita juga semakin baik terkadang kami bertukar tempat duduk agar tidak bosan dan untuk lebih mengenal satu sama lain.

Kelas kami sudah selesai namun masih ada kelas tambahan biasanya kami akan menunggu sambil beristirahat disalah satu rumah teman yg berada tidak terlalu jauh dari sekolah. Sekolah kami memang memiliki mata pelajaran tambahan di luar mata pelajaran inti yg masuk kedalam jam belajar, mata pelajaran itu sendiri ada lab komputer, olahraga, dan kelas seni.

Karena di pelajaran inti kami tidak mendapatkan pelajaran tersebut. Jadi saat ini kami sedang berada di rumah Regina dan yg lain sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, ada para lelaki yg sudah memulai perang di laptopnya masing-masing sedangkan Ivy sedang asik bermain dengan adik Regina. Yaa! Regina memiliki adik perempuan dan masih kecil dengan kepribadian yang dimiliki Ivy mereka terlihat cocok bermain bersama.

Aku, Regina dan Meitha sedang di dapur membahas menu yang cocok untuk dimakan untuk jam makan siang yang sudah lewat karena kami belum makan dan Meitha menyarankan untuk membuat nasi goring.

"Gimana kalau kita masak nasi goreng? Atau mau sphageti aja?" Seru Meitha memberi ide.

Aku mendengar itu langsung berfikir apa saja bahan yang di butuhkan dan seberapa banyaknya yang dibutuhkan.

"Kalau nasi ada banyak, kalaupun nanti kurang kan bisa buat lagi. Kalo spageti beli bahannya dulu" Regina langsung menimpali.

"Yaudah kita buat nasi goreng aja ya, ada bahan apa aja di kulkas gin?" Jawabku memutuskan.

"Ada sosis, bakso, nuget, telur dll. Semua bahan lengkap kok " kata Regina sambil mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas

"Yaudah kalau gitu aku siapin bumbu buat nasi gorengnya"

“Bahanya ditaruh dimana gin?" Dengan semangat Meitha mengambil alat dan bahan setelah di arahkan oleh Regina

"Bawang merah dan bawang putihnya butuh berapa siung ni?" Regina beranya sambil mengambil bahan yg dibutuhkan Meitha.

"Yg merah 23 siung yg putih 10 siung aja, kamu bisa gilingnya? Atau biar lebih mudah di blander aja?" Tanyaku ke Meitha

"Bisa kok. Aku pake ulekan aja, untuk cabenya mau pake berapa? Jangan banyak-banyak ada yg ga suka pedes kan? Jadi sedang aja." Kata meitha meyakinkan.

"Yaudah cabenyanya 5 aja yg cabe keriting" Regina menjawab cepat
Setelah semua proses memasak selesai dan makanan juga sudah jadi, kami pun memanggil yg lainnya untuk makan bersama di ruang tamu.

"Wih mantap nih keliatannyaaa! siapa nih yg masak? Udah cocok jadi calon bini" Ikhsan yang bicara dengan candaan ringan dan selalu di ucapkan kapan saja, terdengar lucu namun aku ragu bila itu berlaku untuk Regina yg menaruh hati padanya.

"Gue yang masak, kenapa? Ga suka lu san? Ga usah makan kalo ga suka" jawab Regina judes, aku pun heran jika memang suka kenapa ia malah bersikap kasar seperti itu. Sudahlah biarkan saja.

"Oh elu, yaelah pasti ni ke asinan ato jangan-jangan lu masukin racun yak ni makanan?" Jawab Ikhsan tak kalah nyolot, mereka memang teman sekolah di tingkat sebelumnya tapi yah katanya mereka memang bertengkar seperti ini.

"Yeh enak aja gua tuh masak buat yg lain bukan buat lu" jawab Regina ngotot.

"Yaudah gua makan mie ajalah kalo gitumah" Ikhsan menjawab dengan resenya.

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang