Cerita bukan berdasarkan sudut pandang Melissa
Hallo semua perkenalkan aku Febbyana Pratama sohib dari Dika. Hubungan kami real pertemanan dan bila ada yg mengatakan pria dan wanita tidak dapat bersahabat, maka kalian salah.
Jika keduanya tidak memiliki perasaan khusus atau lebih maka persahabatan bisa saja terjadi dan itu berlaku bagi kami berdua.
Baiklah kembali ke cerita, jadi hari ini adalah hari sabtu dan berdasarkan jadwal, ini adalah hari khusus kelas seni di sekolahku.
Setiap hari sabtu kami hanya akan mengikuti satu kelas wajib yaitu seni dan kami diwajibkan untuk memilih satu kelas untuk satu tahun kedepan, terdapat banyak jenis kelas yg disediakan oleh pihak sekolah, dari seni rupa terapan, modern hingga tradisional.
Biasanya kelas seni di sebut Student Day. Dan kelas akan berjalan selama 2 jam, setelah kelas selesai kami bebas melakukan aktifitas di lingkungan sekolah ataupun pulang, itulah mengapa hari sabtu di sebut student day.
Terdapat banyak sekali student day ada tatarias, tatabusana, tataboga, tari tradisional, tari modern, musik tradisional, musik modern, animasi, programing, lukis, teater, cinematografi, robotik, modelling, dan masih banyak lainnya. Aku sendiri masuk kelas seni lukis, alasannya bukan karena aku mahir melukis tetapi aku malas mengikuti tes masuk untuk kelas seni lainnya.
Ya masing-masing kelas memiliki caranya tersendiri dalam menyeleksi murid yang akan bergabung dalam kelas seni, maka dari itu diadakannya seleksi ataupun syarat dan ketentuan berupa tes tertentu yg mewajibkan murid yang ingin mendaftar atau bergabung dalam kelas untuk dilalui. Karena aku terlalu malas untuk melakukannya, maka aku memilih kelas yg tidak perlu tes hanya beberapa tanya jawab ringan ketika awal kelas saja.
Di kelas seni lukis hanya memiliki satu syarat dan satu ketentuan wajib yakni siapapun boleh masuk kelas seni lukis dengan syarat ia tidak buta warna dan dapat membedakan warna dengan benar. Ketentuan yg wajib murid ikuti adalah membawa kanfas dan cat lukis apapun setiap kelas berlangsung. Mudah bukan? Tentu saja, mungkin juga karena kelas ini tidak begitu diminati banyak murid, yah jadi begitulah.
Kelas masih belum dimulai aku menghubungi teman sebangku ku di kelas seni namanya Ivy, pertemuan kami tidaklah disengaja. Saat itu kami masuk kelas bersamaan dan hampir bertubrukan, lucunya karena kami sama-sama kaget akhirnya kami berkenalan disana karena ternyata kelas yg kami ambil sama dan kami mulai mengobrol tentang alasan kami masuk kelas tersebut.
Mulai dari sana juga kami dekat dan terus berutkar kabar karena kami berbagi meja. Memasuki kelas yg masih kelas saat itu masih sepi, tak lama kemudian Ivy datang
"Maaf aku telat, lama ya nunggunya?" Ivy datang langsung minta maaf.
Ya memang kami janjian masuk kelas berbarengan karena tidak enak rasanya masuk kelas yg masih kosong.
"Iya gapapa tadi aku ditemani temenku ko, tapi barusan dia pergi" jawabku santai.
"Oh iya? Untung deh dia mau nemenin, sekali lagi maaf banget ya. Tadi aku beli kanfas dulu karena kemarin ga sempet beli" jelas Ivy.
"Iya ngerti ko, eh aku kamu ingat tidak cerita tentang sohib ku yang waktu itu aku ceritain ke kamu" kataku.
"Kenapa lagi dia? Udah jadian sama salah satu cewe?" Ivy sudah tau tentang sohib ku yg cukup playboy itu.
"Bukan, katanya dia lagi suka sama orang namanya sih mirip sama kamu loh?" Dengan polosnya aku bercerita begitu.
"Oh iya? Aku kayaknya ga ada kenal sama temen kamu itu, kayaknya bukan aku yg dia maksud" jawab Ivy dengan yakin.
"Iya juga sih eh tapi kapan-kapan aku kenalin ke dia, dia katanya nunggu hasil tes student day programing kalo ga lulus aku suruh masuk sini, gapapa kan?"