Benar kata Satya, pengumuman tentang Bulan Budaya dilakukan setelah jam istirhat dan diumumkan melalui pengeras suara yg meminta kepada para ketua dan wakil ketua kelas untuk segera berkumpul di Ruang Guru.
Dan hal itu ditujukan untuk menyampaikan poin apa saja yg harus di siapkan untuk masing-masing kelas dalam kegiatan kali ini, setelahnya ketua kelas menyampaikan pada kami bahwa hasil pemilihan budaya kelas kami kebagian daerah Bali.
Jadi kami diharuskan mempresentasikan budaya Bali, baik dari pakaian, tarian, makanan, dan presentasi tentang beberapa budaya serta senjata tradisonal daerah tersebut.
Setelah pelajaran terskhir selesai, anak kelas kami tidak ada yg keluar kelas karena kami akan berdiskusi bersama tentang persiapan Lorong Budaya yg akan datang.
Dari hasil diskusi kami diperoleh keputusan yaitu akan dibentuk beberapa kelompok untuk keberhasilan kegiatan ini.
Kelompok 1 yg menyiapkan dan mempresentasikan budaya termasuk alat musik, senjata, baju adat, dan menjadi Mc.
Kelompok 2 yaitu yg akan mencari dan membantu semua orang yg akan pakai baju adat.
Kelompok 3 yg akan menarikan tari tradisional, Kelompok 4 yg akan menyanyikan lagu daerah, dan Kelompok 5 yg bertugas menyiapkan dan membawa makanan tradisional.
Sisahnya ada yg menjadi pengantin adat, dan membawa senjata, alat musik dan permainan tradisional jika memang ada.
Berdasarkan musyawarah dan mufakat yg kami lakukan diperoleh hasil dimana aku dan Regina masuk pada Kelompok Lima yg menyiapkan makanan bersama teman-teman lainnya.
Lalu ada Ivy dan Meitha bersama yang lainnya di Kelompok Tiga untuk tari tradisional. Ikhsan akan menjadi pengantin adat pria, Raksa yg akan membawa senjata tradisional.
Satya bersama Kelompok 4 dengan lagu tradisional. Kafka dan semesta yg masuk kelompok dua pakain adat, dan terakhir Aruna yg akan bertugas sebagai MC.
Setelah memperoleh hasil dari diskusi, kamipun segera beranjak pergi karena masih ada kelas komputer setelah ini.
Kami bersama segera menuju ke lab komputer untuk mencari meja kami masing-masing setelahnya karena masih ada waktu, sebagian ada yg ke kantin sebagian ada juga yg mengerjakan tugas yg tadi diberikan, karena hanya diberi waktu dua minggu kami harus menyiapkannya secepat mungkin.
Saat ini kami di ruang komputer dengan kegiatan masing-masing, Ivy yg sedang mengutak atik komputer, Regina dan aku yg sedang mencari makanan khas Bali, Meitha yg sedang cari tutorial tari tradisional bersama teman-teman yang lain.
Kelompok tari terdiri dari 10 orang wanita diantaranya selain Ivy dan Meitha, ada Dinda, Siska, Chika, Melodi, Nadia, Melinda, Ratna dan Lani.
Mereka bersembilan mencoba gerakan tari mengikuti video tutorial namun mengalami kesulitan karena belum pernah menarikan tari Pendet (tari tradisional Bali) yg terkenal sulit itu, mungkin Meitha terlalu fokus belajar menari hingga ia tidak memperhatikan kalau sebagian teman sedang bergunjing mengenai Ivy yg tidak ada niat untuk membantu.
Mungkin karena mereka jengah oleh sikap Ivy yg acuh membuat mereka tersulut emosi dan mengahampiri Ivy yg sedang asik dengan komputernya, ini lah awal keributan di mulai.
"Yg lain pada sibuk latihan dia malah asik ama dunianya sendiri" sindir Siska dengan tatapan tak suka.
"Iya mau enaknya doang tuh, pasti dia dapet nilai tapi ga ngapa-ngapain" sahut Dinda.
"Awas aja nanti kalo pas nari dia yg paling ga bener, yg ada nyusahin kita nanti" Chika mengompori.
Beberapa teman di ruang lab mengalihkan dan memandangi mereka karena suara mereka yg kencang itu juga membuat Meitha yg tadi fokus latihan jadi terlaihkan dan segera menghampiri mereka.
"Loh kalian kenapa? Tiba-tiba kok marah gini" tanya Meitha buru-buru menghampiri mereka.
"Tanya sama temen lu nih, diajak ngomong ga nyautin, ga sopan banget sih" sahut Siska dengan kesalnya.
"Ya apa dulu yg kalian permasalahin dari Ivy?" Tanya Meitha dan mendapat perhatian Ivy yg merasa namanya di sebut.
"Ivy kan ga ganggu kalian kenapa tiba-tiba pada marah gini?" Sambung Meitha.
"Dia ga bantu kita dari tadi dan malah asik main computer, emang apa sih yg dia kerjakan? pelajaran juga belom di mulai" jawab Dinda Tegas.
"Kapan kalian ngomong sama aku? Perasaan daritadi kalian lagi ngobrol bertiga deh" jawab Ivy dengan nada santainya semakin memancing ketiga teman kelasnya.
"Atuh kalo mau ngomong mah tegur dulu akunya, lagi kalian kan ngomong ga menghadap aku mana tau akunya" sambung Ivy tak mau di salahkan.
"Lu ko rese banget sih, ga usah belaga polos deh lagian gaya apa sih duduk disitu hah?!" Respon Chika semakin memperkeruh suasana.
"Eh eh eh, tenang dulu guys, udah sabar dulu kita omongin baik-baik ya" Meitha mencoba menengahi, aku masih memperhatikan karena belum kelewatan.
"Tapi beneran Meitha, mereka ga panggil aku nyapa juga engga dan mereka kan ngobrol disebelah aku doang masa aku harus nimbrung pas mereka ngomong kan ga sopan" jawab Ivy dengan polosnya.
"Lagi lu ngapain sih gaya-gayaan sok sibuk ngotak ngatik komputer! Kayak paham aja!" ketus Dinda.
"Aku itu lagi ngecek website tugas anak programming minggu lalu dan hasilnya banyak yg kurang jadi aku bikin memo di komputer dan kirim email yg tertera di websitenya buat ngasih sedikit tambahan dibagian coding dan perbaikin pada beberapa bagian, emang kalian mau ngomongin apa sama aku?" Jawaban Ivy bikin semua orang yg mendengar terlihat bingung.
Karena semua anak kelas tau Student Day masing-masing saat wali kelas kami meminta list dan ditanyakan ke masing-masing orang saat kelas berlangsung, mereka tau Ivy itu anak seni lukis kenapa jadi ngerjain coding?
Ivy sebenernya kamu ini ngapain sih? Aku jadi bingung mau gimana belainnya kan.
Ini emang bener bisa coding apa cuma omongan ngelantur aja?
Tapi kalo beneran bisa ngapain masuk kelas lukis kalo bisa lansung keterima di kelas progreming?
Aduh vy kamu mah ada-ada aja
Banyak pertanyaan dalam pikiranku saat mendengar pernyataan Ivy barusan.
Awalnya ingin berniat membantu ketika keadaan mulai memanas tapi kalo gini aku bingung mau bantunya gimana.
Pusing deh pala barbie 🤦♀️
Nyambung besok