TERNYATA BEGINI RASANYA

9 2 0
                                    

"Nazwa kenapa ya? Kok bisa-bisa nya aku penasaran banget sama dia. Emm apa jangan-jangan dia di apa-apain sama si galih lagi? Aku harus cepet-cepet ketemu Nazwa."

Haidar melangkahkan kaki dengan sangat cepat. Bahkan sampai lupa mengucap salam pada ummi nya itu.

"Dar? Jangan tergesa-gesa sayang."

Haidar melihat sosok paruh baya itu.  Mendekatinya sambil mencium tangan beliau.

"Mi maaf'in aku ya."

"Ngga papa, emang kamu mau kemana sih?"

"Tadi awa telpon mi. Dan aneh gitu pokoknya, makanya aku cepet-cepet. Takut dia kenapa-napa."

"Emm gitu... yaudah sana cepet gih sebelum terjadi apa-apa."

"Iya mi."

Haidar melakukan hal yang sama lagi. Berlari tanpa henti agar segera sampai tujuan. Tapi, dia sampai lupa karna kemana dia harus pergi? Kan dia tak tahu Nazwa ada dimana?(hadeuh makannya jan buru-buru dong dar! Gimana sih?:v eh maaf author nimbrung)

Akhirnya, Haidar menelpon Nadira. Karna, siapa tahu Nadira mengetahui keberadaan Nazwa saat ini.





If you moment later......








Setelah menelpon Nadira. Ternyata Nazwa ada di klinik yang tak jauh dari titik Haidar sekarang. Tak pakai lama lagi Haidar bergegas menyusul Nazwa.



Pov Nazwa
"Hiks... lih maafin aku:("

"Permisi mba?"

"Iya sus? Ada apa ya?"

"Mba temennya mas galih ya?"

"Iya sus."

"Mba saya cuma mau kasih tau. Mas galih harus cepat-cepat di bawa pulang."

"Memangnya kenapa sus? Bukannya dia harus dirawat ya?"

"Mba maaf ya. Keadaan klinik tidak memadai dan kondisi tubuh mas galih sudah kita serahkan pada yang maha kuasa mba."

Nazwa masih terdiam dan menundukkan kepalanya. Dibalik itu matanya sembab karna tangisnya yang tak henti-henti. Sekarang amarahnya memuncak karna, kata-kata suster itu.

"Suster gimana sih! Namanya pasien itu ya harus di rawat inap jika diperlukan! Sekarang kalo keadaanya sudah gini harus dipulangkan  gitu hah?! Gada usaha untuk menyembuhkannya lagi selain berserah sama yang maha kuasa! Ayo dong.... tenaga kalian sangat dibutuhkan galih sekarang! Ini nyawa sus! Nyawa!!"
Nazwa menarik-narik tangan suster tersebut. Suster hanya bisa diam mendengar perkataan Nazwa karna, reaksinya saja sudah membuat suster bungkam!

Tak sengaja rupanya Haidar sedari tadi mendengarkan amarah Nazwa. Dia sengaja tak menemui Nazwa dulu karna, dia mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah suster itu pergi meningglkan Nazwa akhirnya Haidar mendekatinya.

Pelan-pelan dia duduk disamping Nazwa yang sedang menangis. Pundaknya di belai lembut oleh Haidar. Seketika Nazwa menoleh dan tubuhnya berhambur begitu saja pada Haidar. Sungguh adegan yang tak di sangka-sangka oleh es balok satu ini karna, ini benar-benar adegan langka!

Ketika itu juga Haidar mengelus pelan pucuk kepala Nazwa.

"Awa jangan sedih lagi ya, ada aku disini."

Nazwa tak menjawab perkataan itu. Dia terus saja memeluk Haidar sampai Nadira pun datang.

"Wa? Kamu dah good?"

"Ra... galih ra... hiks"

"Iya wa aku tau galih sakit dan harus pulang. Tapi, kamu harus sabar ya. Ini takdir wa"

"Ra... tapi galih cinta sama aku! Dia sayang sama aku ra.... aku bener-bener jahat ngga sih sama dia ra? Hiks..."

Seketika saja perkataan Nazwa tadi membuat kening Haidar berkrenyit. Seakan tak percaya bahwa selama ini Nazwa juga menyukai galih? Bukan main! Hati Haidar seperti ditusuk seribu duri. Ketika dia berharap pada manusia malah hatinya yang tersakiti! Haidar sangat kecewa pada Nazwa kali ini.

"Ra, aku pulang!"
Kata haidar sambil berjalan begitu saja tanpa basa basi lagi.

"Dar kamu mau kemana?"
Ucap Nazwa dibarengi suara khas seraknya karna menangis tadi.

"Kamu jagain galih aja. Aku gak papa silahkan nikmati waktu bersama. Aku ada urusan."

Nazwa juga sangat kecewa pada Haidar kali ini! Karna, sikapnya yang terlalu over protektif padanya. Benar-benar aneh tingkahnya itu.
















Esok harinya....
Nazwa dan Nadira sedang berbincang di depan kamar rawat inap Galih.

"Wa... kalo misalkan kamu cape atai gimana-gimana. Lebih baik kamu pulang aja deh biar aku yang jagain galih."

Nazwa melirik Nadira dengan tatapan agak memaksa kali ini.

"Ngga! Aku bakalan jagain galih sekarang ra."

"Tapi wa... haidar?"

Nazwa langsung berkrenyit. Menundukkan wajahnya lalu mulai berbicara.

"Dia bener-bener dah ngecewain aku ra. Masa dia marah cuma karna aku jagain galih kan aneh ya?"

Nadira mencoba memberi Nazwa penjelasan.

"Wa mungkin gini... saat ini dia lagi nyaman sama kamu nah, sedangkan kamu sekarang lagi sibuk jagain galih. Huft.. aku cuma berharap kalian semua selalu akur ya wa. Kan, orang tua kalian juga gitu. Iya kan?"

Nazwa hanya terdiam. Kali ini dia benar-benar bingung! Perasaanya berkecamuk tak karuan.
Galih yang belum sadar dari koma nya, haidar yang sedang over protektif padanya, dan masih banyaj lagi masalah yang menimpanya sekarang. Sampai-sampai Nazwa bergugam dalam hatinya.

"Oh jadi ini rasanya"

Nazwa tak bisa mengatakan sepatah kata pun. Nadira juga tak memaksa Nazwa untuk menjawab perkataanya.



























Pov Haidar

"Terserah aja deh sekarang gimana dia. Mau dia jagain siapa pun ya itu hak dia! Kok malah jadi gua yang gak suka ya? Aneh! Iya gua bener-bener aneh!"

Haidar hanya menyesali perbuatannya kemarin. Entahlah kali ini dia juga bingung dan bergumam dalam hatinya.

"Oh ternyata begini rasanya?"

Iya ternyata begitu rasanya.
Ketika saling khawatir satu sama lain, cekcok dalam persoalan yang mungkin terbilang sepele, merasakan jarak sangat jauh dan begitu tega memisahkan, dan waktu menyadarkan mereka berdua.

Keduanya sudah memanjatkan doa disetiap malamnya. Tapi, hanya tuhan sekarang yang tahu jawabannya.

Haidar harap dipertemukan dengan yang tepat dan Nazwa berharap juga begitu.

Perihal galih yang mengungkapkan semua isi hatinya. Itu.... wajar saja.
Perasaannya mungkin sulit untuk dipendam terlalu lama pada Nazwa.










Oke next?
Nanti aku bakal lanjut terus part2 nya guys! Yuk aku bener-bener butuh reading start kalian! Semangat membaca ya teman:)
See you next story.
Thanks for reading:)

HAIDAR & NAZWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang