PAGI DI SEOUL

12 2 0
                                    

Nazwa kini sedang merapikan baju miliknya. Dia sangat bersemangat karna pagi ini adalah awal hari bersama suami tercinta. Haidar yang masih tertidur membuat Nazwa leluasa berbenah.

Namun, ternyata suaminya itu terbangun karna suara decitan kecil yang istrinya lakukan.

"Sayang, kamu udah bangun?"

"Iya dar." Nazwa masih canggung jika harus memanggil Haidar dengan panggilan mas, atau pun panggilan sayang.

"Kamu ngapain sih? Kan kamu cape, udah tidur lagi aja."

"Lah kok? Sholat dulu gih sana. Aku udah siapin perlengkapanmu tuh."

Haidar benar-benar tak menyangka Nazwa ini begitu rajin dan semangat.

"Em.. makasih ya sayang."

"He'em." Timpal Nazwa singkat.





















Selagi suaminya itu sholat. Nazwa merapikan tempat tidur dan pergi ke dapur. Dia mengolah beberapa masakan khas indonesia. Ya... mau bagaimana lagi, walaupun mereka berada di luar negri tapi kecintaan keduanya pada indonesia tak pernah lepas. Nazwa sudah membawa beberapa bahan masakan dari indo sekarang, dia tinggal memasaknya.
Walaupun memang di Korea ada supermarket, minimarket, dll. Tapi, Nazwa enggan untuk pergi keluar. Kecuali bersama Haidar.
Dan hari ini suaminya itu akan pergi bekerja jadi, apa salahnya jika Nazwa masak makanan kesukaannya dulu? Iya kan?

Ketika gadis cantik ini sibuk memasak. Tiba-tiba tangan yang lembut melingkar di pinggangnya yang ramping itu. Dagu menempel pada pundaknya. Itu membuat Nazwa kaget.

"Ish! Dar lagi ngapain sih!"

Haidar tersenyum. Memang suami Nazwa ini doyannya menggoda.

"Aku meluk kamu lah, kan supaya masaknya semangat hehe."

"Apa? Semangat. Bukannya semangat malah risih aku dipeluk-peluk gini!"

Haidar melepaskan pelukannya itu. Dan cemberut seperti anak TK yang minta jajan.

"Yaudah deh maaf ya." Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya itu.

Nazwa hanya melongo melihat tingkah suaminya itu. Dia tak menyangka ternyata, Haidar sangat gemoy jika sedang merengek. Ah! Layaknya anak kecil.

"Eh, cemberut gitu!" Ucap Nazwa sambil fokus lagi memasak.

"Abisnya, kamu ngomel-ngomel sih. Aku kan cuma mau peluk."

Ah... dasar Haidar! Memang kelakuannya setelah menikah malah menjadi seperti ini. Tapi, sifatnya yang seperti ini hanya di depan Nazwa ya.

Nazwa menarik nafasnya. Lalu menatap sang suami.

"Sini peluk lagi." Ucap Nazwa sambil tersenyum tipis.

"Beneran?" Timpal Haidar yang kegirangan seperti anak TK yang dapet ice cream.

"Iya tapi.... pake baju dulu sana ah! Masa pake handuk doang gitu, malu tau!" Nazwa malah mengomel lagi dan itu membuat Haidar tak jadi memeluknya.

"Ah kamu, gak papa kali pake handuk doang juga. Aku malu ke siapa? Kan disini cuma ada kamu yang." Ucap Haidar sambil sesekali cemberut.

"Idih, kamu gak malu ke aku dar?"

"Enggak." Timpal Haidar singkat sambil nyengir.

"Ih aneh!"

"Ngapain aku malu? Lagian, kamu kan istri aku wa. Terserah kamu mau liat aku gimana aja. Mau pake baju kek engga kek, itu gak jadi masalah wa." Jelas Haudar tanpa merasa malu sedikit pun.

Nazwa yang mendengar itu hanya bisa geleng-geleng dan mengusap-usap wajahnya sambil seraya bergumam.
"Punya suami gini amat yak?"

Tanpa pikir panjang Haidar memeluk Nazwa lagi.
Nazwa hanya terdiam pasrah dengan sikap suaminya itu.

















Makanan pun jadi, mereka berdua makan sambil menikmati indahnya pagi di Seoul.
Nazwa sangat tak menyadari bahwa, dia bisa tinggal di Korea saat ini. Bersama cintanya. Sangat bahagia!

Haidar pergi bekerja. Jam pun rasanya berjalan begitu cepat.

"Sayang, aku pergi dulu ya. Kalo kamu jenuh boleh kok main."

"Main kemana hah? Aku gak tau jalan kemana-mana."

"Kan ada GPS sayang?"

"Males aku mau bobo aja."

"Nahkan, tadi pas ada aku malah cape-capean masak. Disuruh bobo sama aku malah gak mau!"

"Kan dah tidur sama kamu semaleman dar."

"Tapi kurang." Ucap haidar sambil nyengir. Dasar penggoda!

"Ish!" Nazwa sengaja mencubit lengan Haidar dan mereka pun tertawa.

"Dah ah yang. Aku pergi ya assalamualaikum cantik."

"Waalaikumsalam gak ganteng." Ucap nazwa sambil memeletkan lidahnya.

"Eh aku ganteng ya! Titik."

"Iya ganteng bye."

"Ga ada morning kiss ya?"

Lelaki satu ini benar-benar banyak tingkah kawan! Sikapnya membuat semua orang gugup.

"Hah?" Nazwa hanya menjawab seperti itu. Walaupun sebenarnya Nazwa tau apa yang Haidar inginkan.

Suaminya itu mendekat dan "cup!" Haidar mencium kening istrinya seraya tersenyum lalu, pergi begitu saja.

Ah, walaupun begitu. Itu mampu membuat Nazwa tersipu malu. Dan pipinya memerah.








Next nanti author lanjut ya guys. Sekarang aku bener2 lagi cape bgt!
Semangat baca kaliaaaan... semoga terhibur. Jan lupa vote ya:)
Thanks❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAIDAR & NAZWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang