rain

615 65 11
                                    

Tuk

Tuk

Tuk

Hoseok terbangun ketika mendengar suara ketukan dari jendela kamarnya, ia melirik takut-takut ke arah jendela yang tertutup gorden tersebut. Hoseok ini penakut omong-omong, dia tidak bisa membayangkan apa yang ada di balik jendela itu ketika mendengar suara ketukan yang semakin jelas. Ini sudah malam bagaimana Hoseok tidak takut? Tapi rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya, akhirnya ia berjalan perlahan menuju sumber suara dan berniat untuk membuka gorden itu untuk memastikan apa yang ada di balik jendela itu.

Ketika sudah dekat, Hoseok membuka gorden itu perlahan, tidak ingin mengejutkan dirinya sendiri.

Tuk

Tuk

Srek

"Ahh ternyata hanya ranting kayu"

Hujan cukup deras diluar sana, ditambah dengan angin yang kencang membuat malam semakin dingin rasanya. Mungkin coklat panas bagus untuk menghangatkan tubuh. Hoseok kembali menutup gorden yang tadi ia buka dan mencari sweater kesayangan pemberian lelaki tampannya. Tentu piyama tidur saja tidak cukup untuk menghalau udara dingin yang begitu menusuk tubuh kurus Hoseok. Setelah menemukannya Hoseok segera memakainya dan bergegas menuju dapur untuk membuat secangkir coklat panas untuk dirinya.

°
°

Hoseok tidak bisa tidur lagi setelah dirinya terbangun tadi, berakhir dengan menonton drama ditemani coklat panasnya. Bahkan ia sudah menghabiskan dua cangkir dan juga beberapa cemilan. Mungkin sekarang Hoseok akan membuat gelas ketiganya, karena ia sudah berada di dapur lagi.

Ting tong

Bunyi bel rumahnya mengalihkan atensi Hoseok, ia segera menuju pintu utama untuk melihat siapa tamu yang datang di tengah hujan deras seperti ini. Namun rasa takut kembali menghantuinya, bagaimana jika yang menekan bel bukan manusia? Kali ini Hoseok tidak mau mengintip lewat jendela, dirinya hanya bisa berdoa semoga tidak ada gangguan dari makhluk halus karena Hoseok hanya tinggal sendiri di rumah.

Tubuhnya mematung seketika saat melihat sosok yang berdiri tepat di depan pintunya.

"Kau tidak mau mempersilahkanku untuk masuk ke dalam sayang??"

"Kookie!!"

Hoseok menghambur ke pelukan Jungkook, Jungkook paham bahwa Hoseok begitu merindukan dirinya. Kemudian Jungkook menggendong Hoseok di depannya seperti koala, membawa tubuh mereka berdua masuk agar lebih hangat kemudian menutup pintu kayu itu menggunakan kakinya.

Jungkook merasakan punggung Hoseok yang bergetar, pasti Hyung kesayangannya ini tengah menangis, diusapnya perlahan punggung yang begitu rapuh itu. Lalu Jungkook beranjak ke kamar Hoseok, tidak perlu meminta izin kepada sang pemilik rumah, karena Hoseok tentu tidak akan menolak.

Kini mereka sudah berada di kamar Hoseok, Jungkook hanya tersenyum tipis melihat laptop yang masih menyala menayangkan drama kesukaan Hoseok, belum lagi dengan beberapa bungkus cemilan yang bertebaran di atas kasurnya, persis seperti seorang gadis pikir Jungkook.

"Kau ini tidak berubah dari dulu Hyung"

"Kumohon hiks jangan tinggalkan hiks aku lagi hiks"

Jungkook tidak merespon perkataan Hoseok, ia hanya mendudukkan dirinya di tepi kasur kemudian bersandar pada kepala ranjang dengan Hoseok yang berada di pangkuannya. Jungkook mengelus kedua pipi Hoseok yang kini terlihat lebih tirus, menghapus air mata yang sedari tadi tidak berhenti keluar dari mata cantiknya.

𝚝𝚑𝚎 𝚐𝚘𝚕𝚍𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang