02

8.5K 625 9
                                    

Setelah hari itu Antonius sering berkunjung untuk sekedar bercerita tentang harinya dan belajar beberapa hal bersama Nataniel.

Nataniel mengajari Antonius berdoa juga bernyanyi bersama, suara Nataniel sangat merdu bahkan mampu menggetarkan hati Antonius.

Semakin hari keduanya terlihat mulai akrab. Nataniel menawarkan apakah Antonius ingin menemani dia untuk mengurus gereja tua ini bersama.

Tanpa ragu Antonius langsung mengiyakan tawaran Nataniel.

Anak-anak desa setiap seminggu sekali berkumpul di halaman gereja untuk mendengar nyanyian, cerita juga doa bersama dari Nataniel.

Mereka menerima Antonius walau pun Antonius tidak terlalu mengerti hal seperti ini karena sejak kecil dia tidak memiliki kepercayaan.

Dia hanya duduk bersama anak-anak desa menatap Nataniel.
".. dan si buruk rupa berkata, 'Bapa mengapa Engkau ciptakan diri ku seperti ini?' lalu Bapa menjawab 'Anak ku, engkau punya bakat lain selain mengandalkan wajah rupawan maka berbangga lah akan diri mu karena tidak semua orang terlahir sama seperti mu' .. "

Antonius mendengar dengan serius cerita Nataniel.

Di akhir cerita Nataniel bertanya pada anak-anak desa apa yang dapat di petik dari ceritanya. Semua anak menjawab dengan pemikiran mereka masing-masing hingga mata Nataniel tertuju pada Antonius.

"Bagaimana dengan kak Antonius, apa kalian penasaran dengan jawabannya ?" Tanya Nataniel pada anak-anak ini.

"Iya!" Tentu saja mereka antusias ingin mendengar pendapat dari Antonius, mereka menatap Antonius berharap jawaban darinya.

Antonius mengusap pelan lehernya.
"Aku tidak tau, aku hanya berpikir cerita mu menarik" kata Antonius yang mendapat keluhan dari anak-anak ini.

Nataniel hanya tertawa pelan.
"Hei.. tidak apa-apa, semua orang punya pilihan masing-masing kan, mungkin kak Antonius belum memahami makna ceritanya jadi kita harus memakluminya"

"Baik~" jawab anak-anak tadi serempak.

Setelah kegiatan mereka selesai, Antonius membantu Nataniel merapikan kursi-kursi yang ada di halaman gereja.

"Kamu luar biasa" kata Antonius.

"Hm ? Dalam hal bercerita ?" Tanya Nataniel balik.

Antonius menatap Nataniel.
"Dalam segala hal, kamu mengurus tempat ini.. kamu meluangkan waktu bermain bersama anak-anak desa dan membantu warga sekitar, kamu luar biasa bagi ku"

Nataniel terkekeh pelan.
"Bukan hal yang bisa ku banggakan, aku melayani selagi hidup di dunia.. aku ingin menjadikan hidup ku berguna baik dalam pelayanan mau pun menolong sesama.. lagi pula.." Nataniel menatap bangunan gereja.

".. tempat ini dulunya sangat kumuh, tak seorang pun mau kemari hanya untuk menyebarkan kebaikan dan kasih, hati ku terketuk saat warga menyambut ku waktu itu dan lagi aku tidak melakukannya seorang diri.. warga dan sekarang kamu mau membantu ku juga" Nataniel tersenyum.

Antonius meremas pelan sandaran kursi, andai Nataniel tau isi hati Antonius yang sebenarnya mungkin dia akan berpikir ulang untuk dekat dengan Antonius.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Father (BL 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang