03

6.6K 559 4
                                    

Antonius menatap kalung salib yang Nataniel berikan padanya.
"Aku seharusnya tidak membawa mu kemari" gumam Antonius.

Krekk~

Suara pintu kamar mandi terbuka, menampilkan pria manis dengan handuk di kepalanya.

"Apa yang kamu pegang ?" Tanya pria tadi, Antonius memasukan kalung tadi ke dalam saku jaketnya.

"Bukan apa-apa, hanya hadiah dari seseorang"

Pria tadi mendekat lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Antonius.

"Seseorang ? Pelanggan atau kekasih mu ?" Tanyanya dengan senyum yang sulit Antonius artikan.

Antonius mendekat lalu mengecup singkat bibir pria manis ini.
"Hanya seseorang yang ku kenal" kata Antonius.

"Hah," Pria tadi memeluk Antonius.
".. aku sudah menyuruh mu untuk tinggal bersama ku saja, kenapa kamu masih berkeliaran mencari uang di luar sana ?"

Antonius memeluk balik pria ini.
"Aku tidak tertarik pada ikatan tanpa cinta, aku tidak ingin melukai mu"

"Mm, kamu selalu bicara begitu.." dia menatap wajah Antonius.
".. kamu bawa obatnya ?"

Antonius merogoh saku celananya.
"Hm, ini.. sesuai pesanan"

"Bagus" dia mengambil obat tadi dari tangan Antonius lalu membuka satu bungkus.

"Telan lah dan buat aku senang" dia menyodorkan pil tadi di depan mulut Antonius.

Antonius menuruti kata-kata Pria ini, dia tidak mampu menolak karena pria ini salah satu pelanggan tetap Antonius.

Debaran kencang mulai terasa, Antonius bisa merasakan libidonya naik.

Melihat wajah Antonius, pria tadi tersenyum. Dia menarik Antonius kearah kasur lalu mulai menggoda Antonius.

Seperti biasa keduanya menghabiskan malam panas bersama.

Saat pagi tiba, Antonius membuka matanya. Dia melihat pria yang sudah menghabiskan malam bersamanya ini tidur lelap memeluk Antonius.

Antonius melepas pelukan pria ini lalu pergi mandi.
"Hah.." Antonius membiarkan air dari shower membasahi tubuhnya.

Selama dia mandi, Antonius berusaha membasuh tubuhnya sebersih mungkin karena setelah ini dia akan pergi menemui Nataniel.

.
.

Antonius keluar dari kamar mandi, dia menatap pria manis ini tersenyum padanya.

"Kamu mau pergi ?" Tanyanya.

"Hm," Antonius duduk di atas kasur sembari memasang kaos kaki juga sepatunya.

Pria tadi mendekat, tapi saat dia berusaha memeluk.

Antonius dengan cepat menahan pria ini.
"Maaf, aku sudah mandi" kata Antonius dengan wajah datar.

Pria tadi terkekeh pelan.
"Kamu sangat aneh, dulu kamu tidak perduli dengan penampilan.. tapi sekarang setelah mandi pun kamu tidak mau ku peluk"

"Aku harus pergi ke tempat lain setelah ini, aku tidak mau bau aneh menempel padaku"

"Huh.." pria tadi mempoutkan bibirnya.
".. jadi kamu mengejek aku bau ?"

Antonius berbalik lalu mengusap pucuk kepala pria ini.
"Aku tidak mengejek kamu bau.. kamu hanya bau keringat, setelah mandi kamu akan kembali wangi"

Pria tadi membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamar hotel.
"Uangnya akan ku transfer, beli lah pakaian baru.. temani aku berlibur minggu depan"

Antonius diam.
Pria tadi menatap Antonius.

"Kenapa kamu diam ? Kita akan ke luar negeri.. kamu tidak tertarik ?"

Antonius mengusap pelan lehernya.
"Tolong transfer bayaran ku malam tadi saja, untuk liburan .. nanti ku hubungi lagi"

"Ah, kamu menolak ?"

"Aku bukan menolak, aku hanya perlu waktu untuk berpikir.." Antonius melirik jam di tangannya.

".. aku harus pergi sekarang, sampai jumpa lagi" Antonius mengecup singkat pucuk kepala pria tadi lalu berjalan keluar dari kamar hotel.

Pria bernama Leon ini menghela nafasnya berat, dia tau cintanya tak akan pernah terbalas terlebih Antonius melayani banyak orang selain dirinya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Father (BL 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang