08

4.4K 453 8
                                    

Setelah Nataniel meyakinkan Antonius dia baik-baik saja, Antonius berpamitan pulang.

Saat dalam perjalanan pulang, Antonius mendapat pesan dari beberapa orang yang sudah menunggu pelayanannya termasuk Leon.

Antonius diam menatap ponselnya, entah kenapa dia merasa lelah dengan kehidupannya yang terus berputar pada tempat yang sama.

Mau sampai kapan dia seperti ini terus ?
Mengharapkan uang dari para pelanggan.

Mata Antonius tidak sengaja melihat proyek bangunan di seberang jalan.

Dia memikirkan sesuatu.

.
.

Leon merasa kesal saat Antonius tidak membalas bahkan mengangkat telpon darinya.

"Kemana dia ? Aku sudah menunggu satu jam!" Bahkan sudah dua gelas wine dia minum saat menunggu Antonius.

Leon mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja.
"Dia berubah, dia bukan Antonius yang ku kenal.." Leon mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

Dia meminta orang tersebut memata-matai aktivitas Antonius, sejujurnya Leon tidak jadi masalah dengan pekerjaan Antonius sebagai lelaki panggilan tapi kali ini entah kenapa Leon takut Antonius menjauh karena menyukai seseorang.

Dan dia takut tidak bisa bertemu lagi dengan Antonius.

Setelah hari itu, orang suruhan Leon terus mengikuti kegiatan Antonius.
Tiga hari dia mengikuti Antonius, dia memberi info kalau Antonius bekerja di proyek bangunan juga menjadi kuli angkut barang di pasar.

"Apa ? Dia menjadi pekerja kasar.. kenapa dia melakukan itu ?" Tanya Leon penasaran.

"Untuk itu, tuan mungkin bisa tanyakan pada orangnya langsung dan ini .." orang suruhan tadi mengeluarkan beberapa foto lagi dari saku jaketnya.

".. dia sering mengunjungi gereja tua di desa ujung.."

Leon bisa melihat foto Antonius bersama seseorang yang ternyata Nataniel.

".. orang ini imam dari gereja tersebut, apa mungkin dia sudah bertobat ?" Tanya orang suruhan tadi.

Leon menatap wajah Antonius di foto tadi.
"Bukan.. tapi ini wajah yang tidak pernah dia perlihatkan pada ku,."

Leon meremas foto tadi.
".. dia jatuh cinta" kata Leon dengan mengerutkan alisnya.

Setelah tau alamat gereja tersebut, Leon berkunjung kesana.
Dia bertemu dengan Nataniel.

"Maaf, tapi tidak ada ibadah hari ini.. tapi mungkin anda datang karena panggilan-"

"Aku hanya ingin bicara dengan mu, bisakah ?" Leon memotong kata-kata Nataniel.

"Ah, baik.. silahkan" Nataniel memberi kursi pada Leon, keduanya duduk di bawah pohon halaman gereja.

Leon melipat kedua tangannya di depan dada juga meyilangkan kakinya.

"Aku tidak ingin berbasa basi, kamu kenal Antonius kan ?"

"Hm, dia sering kemari untuk beribadah dan menolong ku sesekali" jawab Nataniel.

Leon menatap Nataniel.
"Dia milik ku"

Nataniel terpaku mendengar kata-kata barusan.

"Antonius tidak percaya akan hal seperti ini, sex.. minuman dan obat-obatan sudah menjadi makanan kami sehari-hari jadi kamu sebagai seorang imam tidak sepantasnya merebut milik orang lain dengan beralasan ibadah.. bukan kah dosa mu berat kalau melakukan itu tuan imam ?"

Nataniel meremas bajunya.
"Ap-apa maksudnya itu ? Aku tidak berpikir untuk hal seperti itu, aku hanya ingin Antonius berjalan di jalan yang benar"

"Kebohongan terlihat jelas di wajah mu tuan imam"

Deg!
Nataniel semakin erat meremas bajunya.

"Kamu menyukainya juga kan, tapi kamu berlindung di balik sematan sebagai seorang 'imam' .. aku sama seperti mu, kamu pikir aku tidak tau bagaimana reaksi seseorang saat di hadapkan dalam masalah seperti ini ?"

Nataniel diam seribu bahasa.
Leon tersenyum sinis.
"Kamu tidak sepantasnya berada disini, kamu tidak patut menjadi imam untuk orang lain.. " Leon berdiri dari posisi duduknya.

" .. ku peringatkan lagi, dia 'Antonius' milik ku.. " Leon mengeluarkan amplop coklat dari saku jasnya lalu menaruh amplop tadi di pangkuan Nataniel.

".. dan ini aku menyumbang untuk pembangunan tempat ini, renovasi lah.. gerejanya sudah usang"

Saat Leon berniat pergi, Nataniel menarik lengan Leon.
"Apa ?"

Nataniel menaruh amplop tadi di tangan Leon.
"Terima kasih, tapi kami sedang menabung untuk renovasi .. ambil lah kembali uang mu" Nataniel tersenyum.

Dengan kasarnya Leon menarik amplop tadi lalu berjalan kearah mobilnya, dari dalam mobil Leon menatap Nataniel sinis.

'Cih! Jual mahal' batin Leon lalu tancap gas meninggalkan halaman gereja.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Father (BL 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang