"Aku ingin mengaku dosa ku, maukah kamu mendengarnya ?" Tanya Antonius saat tiba di halaman gereja dimana Nataniel tengah menyapu daun yang mulai berjatuhan.
Nataniel menaruh sapunya lalu membawa Antonius masuk. Keduanya duduk di kursi yang saling berhadapan berbatas kayu ukiran.
"Katakan lah, aku akan mendengar mu" kata Nataniel dengan senyum ramahnya.
Antonius meremas pelan celananya.
"Aku bertemu seseorang semalam..""Hm," Nataniel mengangguk.
".. aku tidur dengannya.." mendengar apa yang Antonius katakan, Nataniel tidak menunjukan wajah terkejut, dia seolah sudah terbiasa mendengar hal seperti ini.
".. aku juga mendapat bayaran darinya, aku sangat rendah dan hina hanya untuk uang" lanjut Antonius.
"Terima kasih kamu mau bercerita, kamu pasti merasakan beban karena hal itu.. tapi.. " Nataniel mendekat melihat wajah Antonius dari sela kayu.
".. aku berharap semua itu tidak menganggu hari-hari mu, kita punya banyak dosa aku pun sama"
"Itu tidak benar!" Antonius mengebrak meja yang berhasil membuat Nataniel terkejut.
"Kamu terlihat sempurna bagi ku, kamu terlihat sangat suci"
Nataniel tersenyum.
"Aku hanya manusia Antonius.. pikiran pun bisa membuat ku berdosa, walau pun aku seorang imam aku tidak luput dari semua itu""Itu mustahil" kata Antonius tidak percaya.
Nataniel tertawa pelan.
"Itu kenyataan, kamu tau.." Nataniel berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan ke sisi Antonius.".. aku sering mengeluh karena lelah berdiri di mimbar tapi itu hanya ku katakan di dalam hati.." Nataniel duduk di dekat Antonius, dia merasa Antonius sudah seperti teman untuknya.
".. bagaimana bisa seorang imam mengeluh untuk itu.. Aku juga berdosa kan ?"
Antonius menatap wajah Nataniel.
"Itu bukan dosa, itu hal wajar saat kamu merasa lelah"Nataniel mengelengkan kepalanya.
"Kita manusia.. " Nataniel menyentuh tangan Antonius.
".. tak seorang pun manusia yang suci, jadi jangan merasa rendah untuk diri mu.. aku harap pencipta mampu mengetok pintu hati mu"Antonius bisa melihat senyum cerah di bibir Nataniel.
"Nataniel, kamu punya wajah yang cukup rupawan untuk mampu memikat hati orang lain.. kenapa kamu memilih di jalan ini ?" Tanya Antonius."Karena Dia memanggil ku untuk menyebarkan cinta dan kasih pada sesama manusia mau pun hewan sekali pun.. itulah panggilan hati ku" jawab Nataniel.
Antonius tidak mampu berkata-kata lagi, dia hanya diam mendengar jawaban Nataniel.
Nataniel menggenggam kedua tangan Antonius.
"Kita berdoa ?" Nataniel tersenyum manis."Hm," Antonius mengangguk pelan.
Nataniel menutup matanya, doa terdengar keluar dari mulut Nataniel.
Antonius menatap bibir Nataniel.
'Ugh!' Antonius berusaha keras menahan dirinya, dia ikut menutup mata.Saat Nataniel selesai berdoa, keduanya membuka mata.
"Kamu mau sarapan bersama ku ?" Tanya Nataniel."Iya, aku mau"
Antonius mengikuti Nataniel kearah rumah kayu kecil di belakang bangunan gereja, ini pertama kalinya Antonius bertamu ke rumah sederhana milik Nataniel.
Nataniel bisa melihat Antonius menatap sekeliling.
"Maaf kalau rumah ini tidak sesuai harapan mu, tapi ini rumah yang warga bangun secara gotong royong untuk ku""Ah, maaf.. aku tidak bermaksud begitu.. rumah ini bagus" kata Antonius sembari duduk di kursi kayu Nataniel.
"Terima kasih, tunggu sebentar" Nataniel berjalan kearah dapur lalu membawa dua mangkok bubur lengkap dengan potongan ayam juga sayuran.
"Maaf kalau tidak sesuai selera mu, ini yang biasa ku masak untuk sarapan" kata Nataniel.
Antonius mulai menyendok bubur tadi lalu mulai memakannya.
Deg!
Antonius kembali menyendok bubur tadi.
"Ini enak!" Kata Antonius dengan wajah senang.Nataniel terkekeh pelan.
"Terima kasih".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Father (BL 17+)
RandomAku punya banyak dosa. Tapi apa kau mau mendengar salah satu pengakuan dosa ku Bapa ?