09

4.5K 467 35
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Antonius mendapat upah harian. Setelah sekian lama, dia baru pernah mendapat upah dari hasil kerja yang benar-benar menguras tenaganya.

Antonius menatap lembaran uang di tangannya.
"Rasanya berat, tapi aku senang" katanya dengan senyuman kecil.

Antonius juga membantu Nataniel menyebarkan brosur aktivitas gereja untuk anak-anak dan ibadah setiap hari Minggu.

Beberapa orang terlihat tidak perduli tapi beberapa orang lain bertanya karena foto Nataniel dan jemaat terlihat di brosur.

Kebanyakan gadis-gadis remaja yang bertanya apakah imam ini selalu di gereja, Antonius menjawab kalau Nataniel tinggal disana.

"Uah, dia tampan.. apa kamu mau ibadah kesana ?"

"Hm, boleh!" Mereka berjalan menjauh dari Antonius.

Antonius menatap brosur tadi.
"Dia populer" gumam Antonius.

Antonius berhenti menyebar brosur yang ada karena hari sudah mulai malam, Antonius pergi ke tempat Nataniel.

Dia mengetok pintu rumah Nataniel.
Seperti biasa Nataniel tersenyum lalu mempersilahkan Antonius masuk.

"Maaf, masih ada tersisa sedikit" kata Antonius sembari menyodorkan sisa brosur pada Nataniel.

"Hm, terima kasih ya"

Antonius mengangguk.
Dia merogoh kantong celananya lalu menaruh beberapa lembar uang di atas meja.

"Ini tidak banyak, tapi aku ingin menyumbang untuk pembangunan gereja"

Nataniel menatap uang tadi.
"Jangan khawatir, ini uang dari hasil kuli angkut barang di pasar"

"Ka-kamu bekerja jadi kuli ?"

"Hm, baru beberapa hari ini.." Antonius memainkan jemarinya.
".. aku ingin sedikit demi sedikit berubah"

Nataniel hanya diam, dia mengingat apa yang tadi Leon katakan.

Nataniel menatap Antonius.
"Terima kasih untuk segalanya,. Tapi sudah cukup"

"Hm ?" Antonius tidak mengerti apa yang Nataniel katakan.

"Aku akan menerima uang mu karena ini niat baik untuk gereja, tapi .." Nataniel meremas celananya.

".. untuk bantuan mu sudah cukup, kamu tidak perlu datang lagi kemari"

Antonius membulatkan matanya.
" Apa maksud mu aku tidak boleh datang kemari lagi ? Apa aku berbuat kesalahan ?!"

Nataniel berdiri lalu berbalik menghindari tatapan mata Antonius.
"Kamu tidak punya kesalahan, tapi tempat mu bukan disini"

"Aku tidak mengerti.. kamu bilang tempat ini rumah bagi siapa pun! Kenapa kamu mengusir ku?! Apa Bapa mu bicara untuk menjauh dari ku ?!"

"Bukan begitu Antonius, kamu tidak mengerti"

Antonius menarik lengan Nataniel.
"Katakan pada ku ?! Apa alasan mu, kamu tidak bisa bersikap seperti ini !"

Nataniel hanya diam tidak mau menjawab pertanyaan Antonius.

Antonius melepas tangannya.
"Baik kalau itu mau mu, karena kamu imam.. akan ku turuti kata-kata mu"

Antonius melangkah menjauh dari Nataniel. Saat Antonius keluar dari rumah Nataniel, Nataniel langsung terduduk menatap uang yang Antonius berikan.

"Ugh.." Nataniel meremas rambutnya, dia merasa sangat bersalah.

.
.

23:20 Malam.

Nataniel terbangun dari tidurnya saat mendengar gedoran pintu.

"Iya.. sebentar" Nataniel mengambil jaketnya lalu berjalan kearah pintu.

Krekk~

Nataniel membuka pintu, dia bisa melihat Antonius berdiri di hadapannya.

"Antonius ?"

Grep!

Deg!
Nataniel terkejut saat Antonius menarik paksa tangan Nataniel.

"Hah! Hei.. mau kemana ?!"

Antonius tidak bicara sepatah kata pun, dia menyeret Nataniel masuk ke dalam gereja lalu mendorong Nataniel tepat di dekat mimbar.

"Antonius ! Ugh!" Antonius memeluk Nataniel dari belakang lalu meremas pelan kedua pipi Nataniel hingga wajahnya mengarah ke benda berbentuk salib di atas altar.

"Bapa.. lihat anak mu ini.. " kata Antonius.

Deg!
Deg!

Nataniel bisa mencium bau alkohol dari mulut Antonius.

".. dia sangat indah, berikan dia pada ku.. aku sangat menyukainya, aku hampir gila karenanya"

Nataniel membulatkan mata saat tangan Antonius masuk ke dalam bajunya.

"Antonius! Hentikan ini ! Hei...! Kamu mabuk.. jangan!!" Nataniel berusaha keras menahan tangan Antonius tapi tenaga Antonius ternyata lebih besar dari Nataniel.

"DIAM!!"

Deg!
Nataniel langsung terdiam.

Antonius memeluk Nataniel erat.
"Aku sangat sedih, kamu tidak menginginkan ku lagi.. aku sedih Nataniel, aku hampir gila" suara Antonius terdengar serak.

Nataniel meremas tangan Antonius.
"Cinta mu salah, aku pun salah.. kita tidak bisa.. kita sangat berdosa Antonius, kubur semua perasaan itu dan kembali lah menjadi diri mu yang biasanya.. Bapa akan menolong dan mengampuni kita"

Mendengar apa yang Nataniel katakan, bukannya berhenti Antonius malah memaksa menyentuh Nataniel.

"Minta tolong lah, apa Bapa mu akan menolong mu sekarang Nataniel.. ini rumahnya kan ?" seringai terlihat jelas di bibir Antonius.

"Hentikan ini.. Apa akal sehat mu sudah hilang.. ?! Kita di tempat suci!! Jangan lakukan ini Antonius!! Jangan!!"

Nataniel berusaha melepaskan diri, tapi semua sia-sia. Nataniel menangis menatap langit-langit gereja saat Antonius memperkosanya.

Pengaruh alkohol membuat Antonius kehilangan akal sehatnya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Father (BL 17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang