Kali ini Taehyung membawa Jinseok ke restoran yang menyajikan masakan Prancis. Dari segi penampilan, restoran ini menarik sekali dan sepertinya cukup terkenal. Langit-langitnya tinggi dan mereka menjadikan deretan kaca lebar sebagai jendela, sehingga memungkinkan para tamunya untuk langsung bisa menyaksikan keindahan Sungai Han-Gang.
Tirai satin berwarna merah yang juga dihiasi renda tampak menggantung. Sinar matahari bisa dengan bebas masuk menembus tirai dan memberikan sinar hangatnya. Tidak hanya itu, deretan benda-benda seni juga menghiasi restoran itu. Sayangnya keindahan tempat itu justru membuat jarak antara Jinseok dengan tunangannya semakin jauh. Alih-alih semakin romantis terhadap satu sama lain, mereka justru jadi saling menjaga sikap. Jinseok bisa merasakan kalau tempat itu membuat Taehyung seperti memegang kendali.
Taehyung sepertinya sudah cukup sering datang ke restoran ini. Sesudah Taehyung duduk dengan nyaman, manajer restoran melangkah mendekat, membungkukkan badannya sebagai tanda hormat, lalu menuangkan air dan siap menerima pesanan. Jinseok merasa setiap dirinya bertemu dengan Taehyung, semua orang yang ada di dunia ini memperlakukan pria itu layaknya orang terpenting di dunia.
"Tempat ini bagus, kan?"
Taehyung mengangkat alisnya sementara Jinseok hanya tersenyum.
"Kau sudah benar-benar sehat?"
"Keadaanku sudah lebih baik. Waktu itu aku hanya terlalu lelah saja."
Jinseok menjawab sambil tersenyum, bersamaan dengan sinar matahari yang berhasil menyusup di antara roller blind di sampingnya. Jinseok adalah satu-satunya tamu yang datang dengan pakaian cerah berwarna oranye, sehingga membuatnya terlihat sangat menonjol di antara tamu-tamu lain yang kebanyakan mengenakan pakaian berwarna gelap. Musim semi sepertinya sudah lebih dulu mengunjungi tunangannya itu. Pandangan mata pengunjung lain tertuju ke arah Jinseok, namun ketika menyadari keberadaan Taehyung, mereka hanya bisa menggaruk kepala mereka. Tentu saja hal itu bukan pemandangan yang aneh. Bagaimana tidak, seorang pemuda berhasil menarik perhatian mereka.
Tunggu! Can.... tik? Dengan hati-hati dan seolah tidak peduli, Taehyung mencoba memperhatikan tunangannya yang terlihat sedang berkonsentrasi penuh membaca menu. Sejak kapan Jinseok bisa tampil semenarik ini?
Merasakan tatapan Taehyung, Jinseok mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung lalu tersenyum.
"Mana yang lebih enak? Sepertinya seafood lebih enak daripada hati angsa, ya?" tanya Taehyung dengan raut wajah datar. la terlihat acuh tak acuh terhadap menu yang ada di depannya. Jinseok tidak tahu apakah pertanyaan itu hanya basa-basi atau sungguhan.
"Bisa jadi."
"Kalau begitu, kita pesan seafood saja. Sepertinya daging terlalu berat untuk kita. Bukan begitu?"
"Terserah kau saja. Aku tidak masalah."
Mendengar jawaban itu, seketika raut wajah Taehyung melunak. Pria itu akhirnya memesan makanan untuk mereka berdua sambil menatap Jinseok dengan aneh.
Apa itu? Tatapan mata yang mengundang tanya. Apa yang sedang dipikirkannya saat ini? Sebelum Seokjin masuk ke tubuh seorang manusia, ia mampu membaca pikiran manusia dengan mudah, tetapi sekarang ia sama sekali tidak bisa melakukannya. Sejujurnya ia merasa tidak nyaman. Namun di sisi lain, ia tidak sabar menanti apa yang akan terjadi berikutnya.
Rasanya menyenangkan, seperti sedang menanti hadiah ulang tahun. Bukan, bukan. Rasanya lebih ke gugup seperti waktu akan melakukan bungee jumping. Tepat sekali. Bungee jumping. Kapan-kapan ia ingin merasakan loncat dari ketinggian, yang kata orang-orang tidak wajar itu. Rupanya banyak sekali hal menarik yang bisa dilakukan di dunia manusia ini. Jinseok sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tersenyum malu. Taehyung yang sedari tadi memperhatikan tunangannya itu menangkap kesan yang lain lagi.