Taehyung tersenyum puas memandang bingkai foto yang memuat foto dirinya dan Jinseok. Di foto itu mereka sedang berpelukan. Hasil foto itu lebih bagus dari yang dibayangkannya. Studio tempat mereka berfoto pun membingkainya dengan bagus. Di foto itu Jinseok mengerucutkan bibirnya ke arah Taehyung dan pria itu memandang Jinseok dengan bahagia. Jinseok terlihat manis sekali. Kira-kira kapan foto ini diambil? Taehyung bertekad menggunakan jasa fotografer yang sama saat ia menikah dengan Jinseok nanti.
Tunggu! Menikah? Ya. Menikah. Sepertinya, bukan hal yang buruk. Kalau mereka menikah, bahan perdebatan mereka mungkin hanya seputar keluhan tunangannya itu akan keserakahan dan sikap tak acuhnya saja. Sisanya, mereka bisa bersenang-senang atau bersama-sama melakukan hal-hal bodoh saat merasa bosan.
Menikah.... Ingatan tentang Seyoung kembali muncul. Wanita itu dulu pernah menjadi orang pertama yang diinginkannya untuk bisa menjalani hidup bersama-sama.
Taehyung larut dalam berbagai macam hal di kepalanya sampai kedatangan seseorang membuyarkan lamunannya.
"Apa kabar?" sapa Yoonji.
Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak insiden di acara pagelaran busana. Dan juga menjadi pertemuan pertama setelah Taehyung tahu tentang foto mereka yang terpampang di sebuah majalah.
"Kenapa kau tidak pernah menghubungiku? Kau tidak merindukanku?"
"Sepertinya kau sudah lupa kalau kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi."
"Jadi kau serius? Hatimu sudah benar-benar berubah?"
Yoonji menggigit bibirnya. Setelah acara pagelaran busana itu, Taehyung menghubunginya dan mengatakan bahwa hubungan mereka selesai. Waktu itu Yoonji mengira kalau pria itu hanya bercanda. Apalagi waktu itu ia juga harus pergi ke Prancis untuk urusan pekerjaan.
"Sepertinya kata-kataku waktu itu cukup jelas. Dan soal foto, kau yang menawarkannya kepada wartawan, kan?"
"Oh, tentang itu.... Aku juga tidak tahu kalau wartawan-wartawan itu membuka blogku."
Taehyung tersenyum dingin mendengar alasan Yoonji. la merasa yang baru saja dikatakan Yoonji tidak lebih dari omong kosong.
"Baiklah. Aku harap kau tidak datang untuk mencariku seperti ini lagi."
"Apa maksudmu? Kita benar-benar putus?"
Yoonji tertegun. Taehyung tidak lagi perlu mengatakan jawabannya, karena sudah terbaca dari ekspresinya. Pria itu kembali memandang layar notebook-nya dan tampak berkonsentrasi penuh. Yoonji masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa pria itu mengabaikannya. Tidak mungkin. Bagaimana mungkin pria itu memutuskan hubungan ini begitu saja.
Yoonji melangkah mendekati meja kerja Taehyung. Langkahnya terhenti. Sesuatu di atas meja itu menarik perhatiannya.
Foto Taehyung bersanding dengan Jinseok. Pose mereka bisa dibilang aneh, tetapi di foto itu Taehyung tersenyum bahagia memandang Jinseok. Yoonji tidak memercayai penglihatannya sendiri dan kembali memandang foto itu sekali lagi.
Apa yang terjadi? Yoonji meninggalkan Korea tidak lebih dari dua bulan. Dan hubungan mereka sudah menjadi seperti ini?
"Apa ini?"
"Tidak ada hubungannya denganmu."
Taehyung langsung mengambil foto itu dari tangan Yoonji dan meletakkannya kembali di atas meja dengan hati-hati. Tindakan yang membuat raut wajah Yoonji semakin kaku.
"Tidak ada hubungannya denganku? Kalau begitu, tolong libatkan aku di dalamnya supaya aku ada hubungannya dengan semua ini. Ayo, kita menikah."
"Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi."