"Presdir Kim, kalau Anda tidak keberatan saya ingin bertanya. Apa tujuan Anda melakukan merger dengan perusahaan sampah seperti itu?"
Taehyung seketika mengangkat alisnya saat mendengar kata ‘sampah’ tadi. Direktur Eksekutif Hwang bertanya dengan sinis, padahal rapat sudah hampir selesai. Peserta rapat lainnya seketika terdiam dan gugup menunggu jawaban Taehyung.
Hubungan buruk antara para petinggi Perusahaan Konstruksi Tae-San, yaitu Presdir Kim Taehyung dan Direktur Eksekutif Hwang, tidak hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan itu saja, tetapi juga oleh seluruh pelaku bisnis. Kasarnya, hal itu sudah menjadi rahasia umum. Seluruh pandangan tertuju ke Taehyung, tetapi pria itu bergeming dan tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sedang dipikirkannya saat ini.
"Tujuan.... Bisa Anda jelaskan lagi tentang pertanyaan Anda tadi, Direktur Eksekutif Hwang?"
"Kenapa kita harus membuang-buang uang demi perusahaan tidak jelas seperti itu? Kita tidak tahu apakah perusahaan itu bisa bertahan. Bisa saja besok atau lusa dia bangkrut. Apa Anda melakukan ini demi tunangan Anda, yang merupakan pemilik perusahaan itu? Saya yakin Anda cukup kompeten untuk tidak melibatkan urusan pribadi dalam bisnis."
Walaupun rapat sudah selesai, pertanyaan Direktur Eksekutif Hwang terdengar seperti tantangan untuk Taehyung. Apalagi sebenarnya beliau bisa bertanya secara pribadi. Tidak seperti sekarang, beliau tampaknya sengaja bertanya dengan mikrofon yang masih menyala. Ada alasan di balik itu dan Taehyung mengetahuinya.
"Benar sekali. Apakah menurut Anda, Anda akan bisa menemukan orang lain yang perhitungan bisnisnya sebaik saya? Apakah menurut Anda, sampai saat ini saya terlihat bodoh dan lemah di mata Anda?" Dengan sengaja Taehyung mengatakannya sambil tersenyum lebar.
Hal itu membuat karyawan lain yang masih berada di ruang rapat secara tidak sadar terkejut. Tidak ada yang bisa memungkiri kemampuan dan bakat berbisnis Presdir Kim Taehyung. Belum lagi ia juga memiliki reputasi sebagai salah satu pemegang otoritas terbesar di perusahaan itu. Sementara di pihak Direktur Eksekutif Hwang, beliau tidak hanya menjadi salah satu anggota pendiri perusahaan tersebut, tetapi juga memiliki kuasa yang besar sebagai pemegang saham.
"Apakah masih ada yang ingin Anda bicarakan? Kalau tidak ada, saya pergi dulu. Dan kalau masih ada hal lain yang ingin Anda ketahui tentang rahasia perusahaan, maaf saya tidak bisa mengatakannya kepada Anda. Permisi."
Direktur Eksekutif Hwang tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Secara tidak langsung direktur muda itu membuat dirinya terlihat seperti orang yang tidak bisa dipercaya untuk memegang rahasia perusahaan.
Setiap kata yang diucapkan Taehyung dengan penuh kesombongan tadi membuat darah Direktur Eksekutif Hwang mendidih. Cukup sulit rasanya untuk menahan semua emosi yang ada di dalam dadanya. Seiring berjalannya waktu, Taehyung menjadi semakin sombong dan menjadi sosok yang menyeramkan.
Direktur Eksekutif Hwang sudah bekerja keras sejak awal berdirinya Tae-San dengan selalu mendampingi presiden direkturnya. la pernah menjadi pegawai biasa sampai berada di posisi wakil presiden direktur. Semua diraihnya dengan cepat karena ia cerdas dalam memainkan strateginya. Akan tetapi sejak presiden direktur muda itu bertugas, hawa perusahaan mulai berubah. Dan orang yang pertama kali menyadarinya adalah Direktur Eksekutif Hwang. Anak muda itu mulai memecah dan menghancurkan kekuasaan yang dimilikinya.
"Dia seperti serigala. Karakternya tajam sekali," gumam Kim Taehyung.
Keserakahan orang tua itu lebih besar dari yang dibayangkan. Beliau bukan veteran dengan setumpuk pengalaman saja, tetapi juga koneksi di mana-mana. Jadi beliau merasa masih mampu untuk menghalangi kemajuan seseorang.