Pemberontak Sang Bulan

868 114 21
                                    

Taehyung menghabiskan kopinya yang sudah dingin. Berbagai pikiran mengisi kepalanya. la tidak mengetahui secara pasti, tetapi ada sesuatu yang memicu rasa ingin tahunya. Sejujurnya, sepanjang minggu lalu pikirannya terusik dan ia tahu persis siapa penyebabnya.

Kim Jinseok. Tunangannya itu berubah. Jinseok yang selama ini dikenalnya tidak pernah bertindak tegas. Ditambah, tidak biasanya tunangannya itu bicara jujur dan apa adanya. Dulu di matanya tunangannya itu juga tidak terlihat menarik seperti sekarang.

Yang juga tidak bisa hilang dari kepala Taehyung adalah bayangan sinar mata Jinseok. Sinar mata Jinseok sama sekali tidak terlihat lemah seperti sebelumnya dan berhasil membuat jantungnya berdebar-debar. Aneh. Tetap saja rasanya aneh.

"Presdir Kim." Namjoon memanggil Taehyung dengan pelan lalu masuk ke ruangan atasannya itu.

"Ada apa? "

"Ini daftar nama peserta rapat direksi kali ini. Akan ada tiga peserta dari Sejong Group.

"Jinseok Kim? Siapa dia?" Taehyung mengerutkan dahinya melihat nama Jinseok ada di daftar yang disodorkan oleh sekretarisnya tadi. Di antara nama peserta lain, nama Jinseok tampak menonjol karena menjadi yang paling asing di matanya. Di rapat kali ini yang akan hadir bukanlah pengacara yang biasanya datang sebagai perwakilan.

"Maaf.... beliau adalah tunangan Anda." Suara Namjoon terdengar pelan sekali bahkan hampir seperti berbisik.

Ah, benar juga. Orang itulah yang memiliki nama itu. Tetapi kenapa namanya tertulis di sini? Tanpa perlu bertanya, Namjoon memberikan jawabannya.

"Beliau mengatakan ingin hadir di rapat yang akan membahas merger ini."

"Apa?! Dia mau datang?"

Taehyung terkejut. Menurut prediksinya seharusnya hal itu tidak terjadi. la jadi merasa sesuatu bisa berubah di luar rencana. Sementara persiapan untuk rapat ini sudah dimulai cukup lama dan tanggal pun sudah ditentukan. Firasat itu muncul tiba-tiba dalam dirinya dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ada sesuatu pada diri Jinseok yang membuat beberapa dorongan dalam dirinya muncul.




🌕 🌕 🌕





Kurang dari satu minggu lagi rapat yang diadakan untuk membahas proses merger akan digelar. Jinseok menyisir rambutnya dan tanpa membuang waktu lebih banyak, ia langsung melanjutkan pekerjaannya mempelajari berbagai dokumen yang tersisa di komputer peninggalan almarhum ayahnya. Saat ini di tangannya pun terdapat setumpuk dokumen yang ia terima dari pegawai Sejong Group. Tumpukan dokumen itu berhasil membuatnya sakit kepala. la berpikir terlalu keras.

Pasti ada sesuatu yang bisa ia dapatkan, meski tidak akan mudah untuk menemukannya. Jinseok menghela napas lalu beranjak turun ke lantai satu untuk mengambil kopi. Saat ini yang dibutuhkannya adalah kafein.

Bagi Jinseok, makanan dan minuman yang ada di dunia manusia ini menarik sekali. Sulit sekali menghindarkan dirinya dari berbagai godaan makanan dan minuman itu. Dari sekian banyak makanan dan minuman, kopi meninggalkan kesan paling dalam. Kopi adalah godaan terbesarnya. Aroma kopi cukup mistis serta tidak akan hilang begitu saja. Aroma yang bertahan lama dan ditambah rasa yang agak pahit itu mampu menenangkannya.

"Kau belum tidur?"tanya Seo-Ra.

Wajahnya yang terbangun dari tidur terlihat berantakan.

"Kenapa kau tidak tidur? Kau harus banyak istirahat. Memangnya kau mau mati lagi? Kalau iya, batalkan rencanamu. Aku tidak mau melihat adegan itu lagi."

Biarpun cara bicara gadis itu terlalu frontal, di dalam kata-katanya tersimpan kekhawatiran. Dugaannya benar, adik tirinya ini tidak terlalu buruk. Mau tak mau, Jinseok pun mengakui hal yang pernah dikatakan oleh dewa-dewi. Di dunia ini, tidak ada manusia yang benar-benar jahat dan buruk.

THE SPRING MOON | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang