Cinta Yang Lain

700 86 72
                                    

" Annyeonghaseyo."

Seyoung menatap pemuda yang sedang melangkah mendekatinya. Pemuda berkulit putih susu itu adalah tunangan Taehyung. Pemuda itu terlihat cerah dan ceria. Lebih dari itu.... ia terlihat bercahaya.

Kenapa aku ingin bertemu dengannya? Apa yang sekiranya akan kukatakan kepadanya? Apa yang ingin kudengar darinya? tanya Seyoung dalam hati.

Seyoung adalah wanita yang pintar, tetapi ia tidak bisa menjawab pertanyaannya sendiri setelah menatap pemuda itu.

"Aku hanya ingin berbincang-bincang denganmu. Setidaknya sekali saja."

Jinseok mengangguk. Mereka sempat terdiam beberapa saat setelah pelayan menyajikan kopi panas dan juga teh kepada mereka. Dalam keheningan, diam-diam mereka saling menatap satu sama lain.

"Apakah kau mencintai Taehyung?"

Setelah cukup lama menatap mawar merah di sebuah vas putih di hadapannya, Seyoung akhirnya mengajukan pertanyaan itu untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Jinseok tampak terkejut mendengar pertanyaan wanita itu. Seyoung terus menatap mata Jinseok. la menanti sebuah jawaban.

Cinta. Cinta. Apakah aku mencintai manusia itu? Apakah tidak bisa tidur semalaman—yang terjadi lebih dari satu malam—lalu tiba-tiba saja wangi tubuh pria itu muncul, ditambah rindu mendengar suara Taehyung, bisa disebut sebagai cinta?

Jinseok tidak mengerti apa yang dimaksud dengan cinta di dunia manusia.

"Aku tidak tahu."

"Tidak tahu?"

"Aku belum pernah merasakan cinta. Jadi aku benar-benar tidak tahu, jawaban apa yang harus kuberikan kepadamu. Ketika aku memikirkan dirinya, adakalanya aku marah dan hatiku juga terasa sakit. Lalu kemudian aku jadi semakin merindukannya. Dan.... aku akan semakin memikirkannya." Jinseok menjawab apa adanya.

Jawaban yang membuat dirinya sendiri terkejut. la sering menatap ponselnya, siapa tahu saja Taehyung akan menghubunginya. Tidak jarang ia ingin Taehyung mengendarai mobil pelan-pelan saja ketika pria itu mengantarkannya pulang. Lalu. ketika Jinseok membaringkan tubuhnya pelan-pelan di atas tempat tidur, ia sering bertanya-tanya, hari itu Taehyung berdebat dengan siapa lagi. Apalagi kepribadian pria itu tidak bisa diduga. Dan keesokan harinya ketika membuka mata, Jinseok merasa bahagia karena hari itu akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan Taehyung.

Seyoung menggigit bibirnya melihat sinar mata Jinseok yang seperti dipenuhi perasaan sayang kepada pria yang sedang mereka bahas saat itu. Seyoung sendiri tidak tahu banyak tentang cinta, tetapi melihat sinar mata Jinseok, ia tahu kalau pemuda yang ada di hadapannya saat ini sedang jatuh cinta. Taehyung yang sempat mengatakan tidak akan percaya lagi dengan cinta pun akhirnya jatuh cinta kepada Jinseok.

Selama Seyoung tidak ada, takdir mempertemukan Taehyung dengan Jinseok. Bagi satu pihak, pertemuan itu tidak manusiawi. Akan tetapi bagi pihak yang lain, pertemuan itu begitu berharga dan tidak ternilai.

"Kami pernah saling mencintai. Dan untuk banyak orang lain, cinta kami.... bergelora," kata Seyoung.

"lya. Aku tahu."

Dari tatapan Jinseok, Seyoung menangkap kalau pemuda itu bisa mengerti apa yang dirasakannya. Seyoung sempat merasa sombong karena yakin Taehyung hanya akan mencintainya. Akan tetapi kali ini ia kembali menggigit bibirnya, karena yang dicintai dan akan dicintai oleh pria itu bukanlah dirinya.

"Jinseok-ssi, apakah kau yakin kalau kau akan bisa selalu bersama dengan orang yang kau cintai? Selamanya?"

"Tidak."

THE SPRING MOON | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang