Tidak ada yang berubah dari kamar Jinseok. Tirai tergantung rapi. Tempat tidur pemuda itu juga terlihat rapi dan bersih. Bantal kecil di atas sofa serta pakaian-pakaian yang ada di dalam lemarinya masih didominasi warna-warna cerah.
"Wah! Baru kali ini aku masuk koran. Halaman pertama lagi."
Jinseok menatap koran yang disodorkan Taehyung dengan senang. Taehyung bingung melihat tunangannya itu. Sekarang bukan saatnya merasa senang seperti ini.
"Jadi yang ada di foto itu benar-benar kau?"
"lya. Jadi kali ini kita impas. Kau.... masuk majalah dan aku.... masuk koran."
Jinseok masih memandang koran itu. Untuk orang yang sudah jelas-jelas bersalah, Jinseok terhitung santai sekali. Seperti tidak terjadi apa-apa. Sebenarnya Taehyung ingin mendengar penjelasan dari tunangannya itu, tetapi ia menahan diri untuk bertanya.
"Waktu kita bertunangan, kita bahkan tidak diberitakan di halaman depan. Jungkook-ssi memang jauh lebih terkenal dibanding dirimu."
"Kau ini bicara apa? Tega sekali kau melakukan ini kepadaku?"
"Pelankan suaramu. Aku bukan Seyoung."
"Kenapa kau harus menyebut nama itu lagi?"
"Karena aku merasa saat ini kau sedang melampiaskan semua kemarahanmu kepadaku."
"Apa?"
"Aku tidak berselingkuh. Jadi jangan salah...."
Jinseok tidak sempat meneruskan kalimatnya. la tidak sempat berkata ".... paham dan jangan khawatir." Tiba-tiba saja ciuman mendarat di bibir pemuda itu. Ciuman yang seolah ingin menyampaikan beberapa pesan, seperti: 'Jangan memandangku seperti aku ini orang bodoh', 'Jangan bersikap seperti kau tahu segalanya yang ada di dunia ini', dan 'Jangan bersikap seolah kau tahu isi hatiku yang sebenarnya'. Emosi Taehyung tersulut oleh Jinseok, yang tadi sempat menyebut nama Seyoung. Ciuman mereka semakin dalam. Awalnya Taehyung mencium tunangannya itu karena marah, tetapi lama-kelamaan ciumannya jadi penuh dengan gairah. Pria itu terlihat bisa menikmati saat-saat berciuman dengannya, tetapi Jinseok kehabisan napas dan merasa kalau ia bisa mati dalam sekejap. Apa yang sebaiknya kulakukan dengan pria ini?
Taehyung mempererat pelukannya seakan ciuman itu adalah ciuman pertama mereka. Semakin lama tubuh Jinseok menjadi condong dan akhirnya terjatuh.
"Maaf. Sepertinya aku terlalu memaksa."
Walau ciuman mereka terhenti, tetapi mereka masih merasa 'panas'. Taehyung sedikit panik melihat Jinseok sampai terjatuh seperti tadi.
"Kau tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
Taehyung bernapas lega dan langsung memeluk Jinseok yang juga membalas pelukan itu. Taehyung tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena tunangannya itu tidak menolak dirinya.
"Maafkan aku," kata Taehyung.
"lya. Aku maafkan. Tetapi untuk kali ini saja. Kalau terjadi lagi, aku tidak akan tinggal diam."
Masih dalam posisi yang sama, Jinseok mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung. Dengan segera pria itu menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih. Kalau begitu, sekarang giliranmu minta maaf."
"Memangnya aku salah apa?"
Merasa dirinya tidak melakukan apa-apa, Jinseok langsung bertanya dan melepaskan pelukan Taehyung.
Jinseok merasa yang bersalah dalam hal ini bukanlah dirinya, melainkan Taehyung. Jadi ia tidak habis pikir kenapa dirinya harus meminta maaf kepada pria itu.