Pertemuan Tak Disengaja

741 96 126
                                    

Setelah dipecat dari tempat kerjanya, Seokjin yang sedang di dalam tubuh reinkarnasi Jinseok kembali membuka koran untuk mencari pekerjaan baru. Sama seperti sebelumnya, sebenarnya kali ini pun ia tidak menemukan alasan kenapa harus mencari pekerjaan. Waktu yang dimilikinya tidak banyak.

Sampai saat ini, Kaisar Langit belum juga memanggil dan memarahi dirinya. Jujur saja, hal itu justru membuatnya cemas. Sepertinya kali ini, ia akan menerima hukuman berat dari Kaisar Langit. Jangan-jangan, dalam waktu dekat ia akan menerima perintah untuk menjalani reinkarnasi yang jauh dari kata mudah. Atau mungkin saja karena kesalahannya kali ini, ia harus menjalani reinkarnasi lebih banyak dari semestinya. Kalau hal itu sampai terjadi, perjalanan untuk menjadi seorang malaikat akan semakin jauh. Jinseok menghela napasnya dalam-dalam.

"Anda sedang memikirkan apa?"

"Saya.... hanya khawatir tentang apa yang terjadi di atas sana."

"Saya yakin, Kaisar Langit akan selalu adil dan saya yakin beliau akan mempertimbangkan banyak hal sebelum membuat keputusan. Jadi, apa yang terjadi dengan orang itu? Hatinya benar-benar busuk, kan?" Min Yoongi memandang Jinseok. Dibandingkan siapa pun, malaikat itu adalah pihak yang paling bisa memahami situasi saat ini.

"Apakah Ahjussi pernah berpikir kalau yang membuat Taehyung seperti itu, karena dia pernah merasakan sakitnya dicampakkan oleh orang-orang yang dicintainya? Atau mungkin Ahjussi sendiri sudah tahu apa yang dilakukan oleh orangtua kandung Taehyung?"

"Malaikat Langit, itu hanya alasan saja. Anda sendiri tahu, banyak manusia lain yang mengalami hal yang sama, tetapi mereka tetap bisa menjalani hidup mereka dengan lebih baik. Lagi pula, Anda belum cukup lama mengenalnya."

Jinseok mengangguk. Akan tetapi pemuda itu tidak bisa berhenti memikirkan betapa sulitnya Taehyung menjalani hidupnya dulu. Dan mungkin di balik kacamatanya, pria itu menyembunyikan kesendirian dan juga sakit hati yang pernah dirasakannya. Mungkin pria itu akan berubah seandainya bisa mencintai dan dicintai orang lain.

"Ahjussi, apakah Ahjussi pernah merasakan cinta?"

"Tidak pernah. Saya tidak pernah melibatkan perasaan pribadi di dalam tugas-tugas saya."

"Mungkin sebaiknya Ahjussi mencobanya satu kali saja. Pasti dunia bawah bumi pun akan terasa berbeda."

"Kalau saya melakukan itu, masalah besar akan muncul. Ada baiknya jika dunia bawah bumi tidak berubah sedikit pun."

Pintu tiba-tiba terbuka ketika Jinseok baru saja akan menyanggah pernyataan sang Malaikat kematian.

"Oppa, Eomma menyuruhmu makan. Yoongi-ssi juga. Ayo kita makan bersama."

Seo-Ra langsung menggamit lengan sang Malaikat kematian, tetapi yang bersangkutan dengan cepat melepas tangan gadis itu dan melangkah menjauh. la tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya yang berkata "Ada apa dengan manusia ini? Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu?". Melihat Malaikat kematian itu kebingungan, Jinseok hanya bisa menahan tawanya.

Di musim semi, cinta pun ikut bersemi.

.
.

"Minum tehmu."

Nyonya Jeong menyodorkan teh jujube setelah makan malam penuh keheningan itu berakhir. Beliau menyukai kehadiran Yoongi, yang tentu saja juga disukai oleh putrinya. Yoongi benar-benar berbeda dibandingkan dengan putrinya. Pria itu tampak berpendidikan. Dan dari cara bicaranya pun, pria itu sepertinya bisa dipercaya dan bertanggung jawab. Sungguh berbeda dengan Seo-Ra. Sikap Min Yoongi yang penuh sopan santun tidak henti menuai decak kagum dari Nyonya Jeong.

THE SPRING MOON | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang