🥀part 25🥀✔

73 49 5
                                        

0o0


"Aku lebih suka menggantungkan harapanku pada diriku sendiri daripada menggantungkan harapanku pada orang lain."

0o0

🥀🥀🥀🥀🥀

Perubahan sikap Mita benar-benar dirasakan betul oleh Lita. Mita sudah tak terlalu semena-mena lagi terhadap diri Lita. Mita juga sekarang menjadi sosok yang lebih baik.

Entahlah, ada atau tidaknya maksud lain dari kebaikan Mita sekarang Lita tak akan memperdulikannya. Yang terpenting sekarang Mita sudah sedikit berubah. Lita semakin dibuat kagum dengan Mita disaat Lita melihat bingkai foto bundanya sudah lebih baik dan malah sekarang lebih mirip baru.

Lita awalnya bingung dan heran siapa orang yang telah mengganti bingkai foto ini. Tapi pada akhirnya Lota tau siaoa orang itu karena Mita sendiri sudah mengakui bahwa dirinya sendirilah yang telah mengganti bingkai foto itu.

Tak sampai disitu, Mita juga tak segan untuk berbagi barang-barang yamg dibelikan oleh ayahnya.

"Lita ini," ucap Mita sembari menyodorkan sebuah  paper bag yang sudah berisi sesuatu.

Lita sedikit terkejut, apa yang diberikan oleh Mita. Lita membuka paper bag itu. Lita semakin dibuat terkejut karena paper bag itu berisi sebuah gaun pendek simple namun terkesan mewah. Dan yang membuat gaun itu lebih indah lagi adalah karena ini pilihan ayahnya sendiri, meskipun itu dipilih bukan untuk Lita tetapi tetap sama saja pilihan ayahnya adalah yang terbaik.

"Mita, ini beneran buat aku?" tanya Lita yang masih belum mempercayai ini.

"Iya ini buat lo. Kemarin ayah beliin gue dua dress, nah untuk gue satu dan untuk lo satu. Baju gue juga udah terlalu banyak banget."

"Kalo ayah tau gimana? nanti ayah bakal marah sama aku." Mita kembali menyodorkan paper bag itu ke Mita.

Mita pun menghela nafas panjang. Apa lagi yang difikirkan Lita. Lita hanya tinggal menerima dress itu.

"Udah jangan takut. Kalo memang lo ga mau make, simpen aja, ga susah. Tapi gue bilang ini bagus. Ntar kalo ada acara, lo pake aja gapapa," ucap Mita.

Lita masih tampak ragu untuk menerima barang pemberian Mita. Tapi, Mita teta saja memaksa Lita untuk menerimanya. Jadi mau tau mau Lita harus tetap menerimanya.

Lita tak sengaja melihat ada sebuah koper yang letaknya tak jauh dari Mita. Lantas Lita spontan bertanya Mita untuk apa koper itu.

"Mita itu koper siapa?"

Mita menoleh dan dengan santainya Mita menjawab, " oh itu koper gue. Tiga  hari lagi ayah mau ngajak gue ke pertemuan besar yang dihadiri banyak rekan bisnis ayah."

"Hanya bertiga?" tanya Lita yang ragu.

"Iya cuman bertiga. Ada ayah, mama, sama gue sendiri."

"Dan lo tau, gue bakal dijodohin sama anak rekan bisnis ayah. Dan kebetulan nanti dia hadir dipertemuan itu," ucap Mita dengan senyuman yang ringan tetapi jelas menggambarkan bahwa itu senyuman bahagia.

PELITA {Tamat} (Telah Selesai Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang